Prolog

2.4K 74 4
                                    

Jari lentik milik gadis bernama Adelia Ariska Gatari menyentuh kertas putih dengan deretan nama yang terketik rapi dimana pembagian kelas telah diumumkan pada madin yang berada di depan aula SMA Mentari.

Beberapa menit setelahnya, Adelia tersenyum tipis saat penglihatan menangkap namanya berada di kelas X IPA 2 yang berjajar dengan 35 siswa lainnya.

Gadis berambut dibawah bahu itu lantas mundur dari kerumunan, di pelipisnya sudah berpuluh-puluh tetesan keringat mengucur deras.  Adelia mengibas-ngibaskan tangannya

"Sumpah ya panas banget kayak di gurun" gumam nya kecil kemudian ia melangkahkan pergi beranjak dari tempat yang sudah dikerumuni oleh lebih dari 200 orang itu.

Langit yang begitu panas seiring dengan matahari yang menyengat kulit, Adelia terduduk di taman sekolah. Berhubung ini hari minggu, tentu SMA Mentari libur seperti SMA lainnya. Setelah menjalani masa MOS yang begitu panjang dan melelahkan selama seminggu, Adelia harus menjalani masa SMA yang lebih panjang lagi selama 3 tahun lamanya.

Gadis dengan alis tebal itu memencet beberapa digit angka pada ponsel nya kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinganya

"Halo kak,  Adel udah selesai nih" ucap Adelia dengan kaki yang dimain-mainkan,  ia jenuh.

"Dijemput sekarang?" tanya cowok dengan suara tegas diseberang sana, yang Adel tidak mengerti dimana letak kakak laki-lakinya itu

"Tahun depan" jawab Adel ketus

"Iya tuan puteri. Kakak kesana"

"Buruan" tegas Adel kemudian mematikan sambungan telepon secara sepihak

🐞🐞🐞

"Mama. . . . . ." suara Adel yang nyaring memasuki setiap ruangan di dalam rumah besar bernuansa putih tersebut

Wanita paruh baya keluar dari dapur menghela nafas panjang, Putri keduanya ini memang seperti itu, pertama kali jika sampai rumah maka yang di cari adalah mamanya

"Adel, ini dirumah bukan dihutan pake teriak-teriak" tegur Fahira-mamanya yang sudah berpuluh bahkan beratus kali menegur Adel ketika gadis itu berteriak-teriak

"Mam, Adel mau cerita" ucap Adel dengan riang

"Halah palingan juga cerita tentang dia masuk IPA" sahut Fahri Alansyah-Kakak laki-laki yang menjemput Adel di sekolah. Alan bisa menebak kemana arah yang akan diobrolkan Adel dengan Mamanya, lantaran adik perempuannya itu sudah bercerita berkali-kali dengannya sewaktu dijalan tadi. Mengulang-ulang cerita seperti tidak ada bosan nya

"Apaan sih kak, diem deh. Kan jadi nggak surprise " timpal Adel dengan ketus. Ia kesal dengan Alan yang selalu seperti itu, ikut nimbrung jika tidak diajak berbicara.

"Ya deh urusan perempuan" ucap Alan sembari pergi melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu dan beralih ke lantai 2 dimana kamarnya berada

Adel tersenyum tipis  "Mam, kak Naya kapan sih pulangnya?" tanya gadis itu.  Kanaya Sukma Lestari - kakak perempuan Adel yang sedang PKL di Bali dan sudah hampir 1 bulan ini perempuan itu berada disana. Berbeda dengan adik-adiknya yang memilih jenjang SMA, Kanaya justru memilih bersekolah di SMK dengan alasan langsung bekerja. Meskipun kedua orang tuanya sudah membujuk agar Kanaya bersekolah di SMA, tapi gadis itu bersikeras memilih SMK dengan jurusan Pariwisata yang sekarang sedang PKL menjadi tour guide di Bali bersama dengan 4 orang teman lainnya

"1 bulan lagi dek, memangnya kenapa?" tanya mamanya ganti

Adel mendengus kemudian berkata "Mau nitip oleh-oleh dong mam"

Fahira menggeleng "kan kak Naya kemarin udah ngirim sepaket pie susu kesukaan kamu, sama lulur juga"

"Ya masih banyak dong mam yang Adel pengen dari Bali. Bule ganteng misalnya" ucap Adel kemudian terkekeh. Gadis itu memang selalu berkeinginan jika nantinya ia bisa berjodoh dengan bule dengan wajah tampan, kulit putih, rambut pirang, tinggi dan tinggal di Swiss yang sudah memiliki apartemen mewah, mobil pribadi, banyak bodyguard. Katakan jika Adel memang memiliki daya khayal yang tinggi

"Ada-ada aja kamu ini.  Tadi mau cerita apa?" tanya Fahira

Adel menggaruk tengkuk leher nya yang tidak gatal, berusaha mengingat apa yang hendak ia ceritakan kepada mama nya. Gadis itu memang memiliki daya ingat yang rendah atau biasa disebut pelupa, terkadang Adel yang baru meletakkan ponsel, 5 kemudian dia akan lupa dimana letak ponselnya.

"Nanti deh mam" jawab Adel sembari tersenyum canggung. Fahira justru terkekeh melihat tingkah aneh Putri nya itu, tidak hanya sekali atau dua kali Adel bersikap seperti ini, tapi sudah ribuan kali saat gadis itu lupa akan sesuatu.

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang