16. Terungkap

285 19 0
                                    

Mendung namun tidak hujan, Davino menatap keluar sembari mendengar suara sepatu orang berlalu lalang. Cowok itu berdiri tepat di pintu belakang rumah sakit dimana mama nya dirawat saat ini. Perasaannya bercampur aduk tidak karuan, memikirkan mama nya yang tidak kunjung sadar bertahun-tahun koma. Biaya bukan menjadi masalah untuk papa nya mengingat jika papa nya teramat mencintai sosok Laras selama ini

Ponsel yang berada di genggaman Davino bergetar, nama Vina dan Adel muncul bersamaan. Cowok itu pun membuka chat dari Vina terlebih dulu

Vina: Dav, dimana?

Davino: Rs

Vina: gue kesana

Davino: buat? Nyukurin nyokap gue karena nggak sadar dr koma?

Vina: kok lo mikirnya gt sih?

Davino tidak lagi membalas chat Davina, ia justru beralih pada baris kedua setelah Davina

Adel: Dav km dmn?

Davino: lagi keluar del. Mau nitip sesuatu?

Adel: enggak. Yaudah

Davino: kok yaudah?

Adel: adel mau tidur siang dulu

Davino: iya

Cowok berbalut hoodie berwarna abu-abu itu beranjak pergi ke ruang ICU yang tidak jauh dari pintu belakang rumah sakit. Setelah memakai pakaian serba hijau yang menutup area pundak hingga lutut, Davino terduduk disamping mama nya. Menatap nanar wanita yang tidak kunjung sadar sampai detik ini, hidup tapi mati. Itu yang ada di fikiran Davino

Berbagai peralatan rumah sakit, kabel-kabel yang tidak Davino ketahui namanya, selang oksigen besar pembantu nafas mamanya. Semua itu menyayat hati Davino hingga bertubi-tubi. Jika Davino bisa, Davino lebih memilih menggantikan posisi mama nya ketimbang harus melihat mama nya seperti ini, menahan semua kesakitan sendiri.

"Ma cepat sadar, Davino butuh mama, papa juga butuh mama" gumam Davino.

Cowok itu tidak percaya dengan apa yang ada di sinetron, dimana orang koma atau hampir meninggal akan hidup setelah ditangisi. Davino sudah menangisi mama nya sampai air matanya mengering, papa nya pun demikian. Tapi tidak ada indikasi mama nya tersadar dari koma.

🐞🐞🐞

Setelah meletakkan ponselnya diatas nakas, Adel pun memejamkan matanya. Dan hanya sekitar 2 menit ia belum benar-benar pergi ke alam mimpi, kamarnya sudah dibuka oleh sosok Kanaya kemudian gadis itu mengguncang tubuh Adel hingga ia terbangun

"Apa sih kak?" tanya Adel kesal

"Temenin mama ke rumah sakit"

"Mama sakit?"

"Enggak. Temen sepergeng-an mama waktu SMA ada yang sakit. Lo temenin mama jenguk"

"Kenapa nggak Kak Naya aja?"

"Gue ada pembinaan ujian nasional nih. Lo mau gue nggak lulus?"

"Yaudah Kak Alan aja"

"Alan lagi ekskul futsal"

"Kan ada papa?"

"Papa golf sama temen kantornya"

"Adel ngantuk"

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang