Adel menempelkan telinga nya ke meja kantin. Gadis itu masih diam tidak bergeming dari tempatnya. Kantin ramai, membuat selera makan nya hilang alhasil ia hanya membeli satu kotak susu rasa strawberry favorit nya dan duduk sendirian. Adel memang belum memiliki teman, karena 2 jam pelajaran ia dihukum hormat pada bendera atas keterlambatannya
Bosan disana, Adel pun mengedarkan pandangannya meliput ke seluruh penjuru kantin tanpa celah hingga matanya menemukan sosok Alan yang bersama dengan Davino dan 3 teman mereka yang lain, Adel tidak mengenalnya
Gadis itu pun memutar otak, mengingat dimana ia pernah bertemu dengan Davino. Sampai Davino sendiri menatap Adel sekilas lalu memalingkan wajahnya acuh, baru saat itu Adel ingat jika ia melihat Davino tadi pagi dan saat hukuman
Ponselnya bergetar, Adel memainkannya. Fokusnya dari sosok tampan Davino sudah beralih. 1 chat dari Alan muncul
Alan: Dek, udah makan?
Adel menghembuskan nafasnya kasar. Jika ia menjawab belum pasti Alan akan membelikannya makan dan seluruh dunia akan tau jika Adel adalah adiknya Alan.
Adel: udah tadi kak.
Alan: kapan?
Adel: ngeselin bgt sih. Udah tadi waktu selesai dihukum
Alan: beneran? Dihukum kenapa lo?
Adel: yaa. Kepo
Adel memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku. Ia tidak lagi menghiraukan getaran pada benda pipih itu, pasti Alan yang ngomel-ngomel. Hanya itu yang terlintas dalam fikiran Adel
Ia masih kesal saat teringat hukuman perdana yang membuatnya hari ini tidak memiliki teman dan Adel harus ke kantin sendirian membawa ransel di punggung nya
"Ya tuhan sial banget sih hidup gue" teriak Adel dengan suara seperti toa yang langsung mengalihkan perhatian seluruh manusia yang ada di kantin. Gadis itu pun sontak membekap mulutnya rapat saat menyadari apa yang baru dikatakannya.
"Del, lo bodoh banget sih. Ini kantin bukan hutan" ucap Adel di dalam hati
Daripada menjadi perhatian publik, Adel pun memilih memainkan ponselnya kemudian mengirimkan chat kepada kakak laki-laki yang berada 5 meter didepannya
Adelia: kak, yang depan lo itu siapa?
Getaran ponsel yang beriringan dengan munculnya notifikasi yang tak lain dan tak bukan adalah balasan chat dari Alan
Alan: siapa? Davino?
Adelia: iya itu si beby
Alan: lo suka? Dia jomblo
Adelia: gak tanya
Adelia: kelas apa?
Alan: tanya sini sendiri
Adelia: serius ya gue kak. Dia mau tebengin gue
Alan: halu ya lo
Adelia: terserah lo deh. Jawab dulu pertanyaan gue
Alan: XI ips 3
Adel hanya membaca chat terakhir dari Alan. Gadis itu tersenyum tipis, setidaknya ia pulang nanti tanpa mengeluarkan biaya.
🐞🐞🐞
Sudah lebih dari 20 menit Adel berdiri didepan kelas IPS 3 dimana kelas Davino berada. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu tapi Davino yang dicarinya tidak kunjung muncul Batang hidungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
if you're mine
Fiksi Remaja"Puncak mencintaimu adalah menyerah" Hidup Adelia Ariska Gatari yang biasa berubah 90° saat Davino Bobby Andersen Bagaskara yang lebih banyak diam kini memasuki hidupnya dengan perlahan hingga warna abu-abu itu menjadi berwarna Adelia tidak pernah m...