8. Lucu

504 32 0
                                    

Sembari menunggu Adel yang berjalan-jalan menyusuri setiap rak yang terjajar rapi di toko buku Asilver mencari novel yang katanya best seller. Davino lebih memilih duduk di pojokan sendiri dengan hp miringnya yang tak lain dan tak bukan adalah permainan game mobile legends favoritnya selama di dunia

"Kak beby" panggil Adel. Davino hanya melihat sekilas lalu mengembalikan fokusnya ke layar ponsel kembali

Adel yang merasa diacuhkan pun geram akhirnya mendatangi Davino dan menariknya paksa. Membuat cowok itu ingin marah tapi tidak bisa

"Ayo ikut gue" kata Adel sembari menarik tangan Davino yang tetap memainkan mobile legends miliknya

"Jadi, menurut lo bagusan mana kak? Yang kiri atau yang kanan? Ini ceritanya sama,cuma beda sampulnya" tanya Adel sembari menunjukkan dua buah novel ditangannya. Yang satu bergambar payung dan hujan dan yang satunya bergambar cewek yang membawa bunga di tangannya

"Bagusan yang kanan" putus Davino tanpa melihat apa yang dipegang oleh Adel. Ia justru memilih tetap terfokus dengan game nya

"Gue serius ya"

"Halah. .lo mau ngehalu aja pake acara milih sampul" cibir Davino yang jelas tau jika seorang perempuan yang membeli novel pasti memiliki tingkat halu yang luar biasa dahsyat nya

Adel terdiam tidak menjawab perkataan Davino. Ia membandingkan sendiri mana yang menurutnya Bagus. Bukan menurut Davino yang justru mengolok-olok nya dengan tajam

"Heh bocil, Lo punya berapa novel di rumah?" tanya Davino. Tetap memperhatikan ponselnya, bukan melihat Adel yang sudah gondok di tempatnya

"36"

Davino membelalakkan matanya "jadi tingkat halu lo udah parah ya cil?"

"Apaansih. Gue nggak halu ya"

"Lo pasti halu punya cowok kaya Raya tajir melintir mobilnya lamborghini, motor sport, rumah kayak keraton, super duper cogan tidak ada saingan, bakal mewarisi perusahaan dan bap__"

"Cerewet banget sih lo. Cowok kok rese" ketus Adel dengan gondoknya. Apa yang dikatakan Davino memang ada benarnya, ia selalu memimpikan cowok seperti itu plus bule atau wajah western

"Kalo lo mau yang kayak gitu, mending lo deketin noh si rafathar udah kaya sejak lahir" tambah Davino kemudian terkekeh

Adel hanya menebahkan dada nya yang rasanya ingin meletus. Mencibir rakyat halu sepertinya

"Lo ngapain sih kak beby game terus?" tanya Adel

"Mengasah kemampuan. Gue mau ikut event penting nih"

"Gak penting. Dimana coba letak pentingnya? Yang katanya keren kalo main mobile legends? Biasa aja tuh. Keliatan kurang kerjaan tuh baru bener" cibir Adel ganti. Ia tidak mau jika Davino terus mengoloknya tanpa ia bisa membalas

"Seni nih. Lo mana ngerti"

"Ngerti. Orang kurang kerjaan doang tuh yang main nggak jelas"

"Lo bilang gitu karena lo nggak bisa"

"Males bisa juga. Kurang kerjaan banget"

Davino menekan tombol home pada ponselnya kemudian memasukkan benda pipih tersebut kedalam saku seragam. Lalu cowok itu menarik Adel ke kasir untuk segera membayar dan menyelesaikan urusan nya, tanpa Adel protes karena novel yang ia inginkan sudah ada di tangan

"Deres banget hujannya cil. Payung nya di mobil lagi, parkirnya jauh" ucap Davino saat mereka sudah didepan toko. Saat mereka datang, hujan masih gerimis belum selebat ini

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang