21. Tau

238 13 0
                                    

[Cast Adelia Ariska Gatari]

Davino: kamu hari ini berangkat sm Alan ya. Aku hari ini nggak masuk. Mama pulang dari rs

Adel merubah posisi tidurnya menjadi terduduk. Otaknya berputar lebih cepat, memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti untuk menjenguk mama Davino.

Adel: iya

Setelah membalas itu, Adel langsung bersiap untuk berangkat sekolah. Rambut di urai dan ransel dipunggung nya berisi berbagai buku beraneka ragam

"Kak Alan, Adel bareng ya" ucap Adel dengan suara lantang sembari menggedor pintu kamar Alan. Yang merasa diajak bicara pun langsung membuka pintu

"Iya. Si Davino kemana? Tumben"

"Lagi ada perlu"

Alan hanya manggut-manggut kemudian mendahului Adel ke ruang makan dimana tidak ada orang sama sekali. Mama Papa nya sudah berangkat, sementara Kanaya pasti sudah selesai sejak subuh

"Kak Alan, lo kemarin nglabrak kakak kelas gimana?" Tanya Adel sembari memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya

"Nggak gimana-gimana. Mereka malah kelabakan saat tau kalo lo adek gue, minta maaf juga. Dan mereka itu temen sekelas gue sama Davino. Kalo Raisa itu sukanya sama gue, Marissa sukanya sama Davino. Seperti itu"

"Jadi gitu. Gimana sama Danita?" Tanya Adel lagi

"Gitu-gitu aja sih. Sering ketemu di perpustakaan. Kemarin ketemu di abang gado-gado sebelah perumahan. Cantik ya Del" ucap Alan sendu ketika ia mengingat pertemuannya dengan Danita berkali-kali namun tidak ada tegur sapa antara keduanya, tidak berucap apa-apa, dan seperti orang yang tidak mengenal sama sekali. sangat menyedihkan di mata Alan

"Di doa Adel, kak Alan akan dapat yang lebih baik" ucap Adel meyakinkan

Alan tersenyum tipis "tidak sebaik Danita sih Del. Gue sama Danita itu udah 2 tahunan bareng. Udah tau burik buruk nya" katanya

Yang diajak bicara diam menikmati makanannya, tidak lagi membahas mengenai Danita yang tentu memiliki kenangan yang banyak dalam memori Alan sampai dengan saat ini. Adel pun sedikit memiliki rasa bersalah menjadi perusak hubungan antara mereka berdua. Tapi dimata Adel, Danita bukanlah perempuan yang tepat untuk Alan.

🐞🐞🐞

Tiara: ada kabar gembiraaa

Adel: apaan Ra? Lagian lo kemana? Kok belum dateng tumben

Tiara: lagi demam nih gabisa masuk sekolah

Adel: yaelah. Sendiri dong gue

Tiara: wkwkwkwkwkwk

Adel: jd kabar gembiranya apa? Lo diobati dokter ganteng atau pacar lo baru

Tiara: ada olimpiade sains sama soshum. Lo nggak berniat ikut?

Adel: buat?

Tiara: buat pamer. Ya biar pinter lah dodol

Adel: males Ra

Tiara: lo kan pinter biologi. Daftar aja

Adel: ogah. Dah gue mau belajar dulu. Bye

Setelah membalas chat Tiara, Adel pun memasukkan ponselnya ke dalam tas, Mengeluarkan buku pelajaran Fisika dan membacanya sedikit tentang materi hari ini. Hingga fokusnya beralih ke arah segerombolan kakak kelas yang membully nya tempo hari, Raisa mendatanginya

"Adel ya?" Tanya Raisa dengan suara yang dibuat-buat lembut

"Iya" yang memiliki nama menjawabnya dengan singkat

Raisa mengulurkan tangan "gue minta maaf atas perlakuan gue tempo hari"

"Iya" pandangan Adel tetap berada di buku meskipun fokusnya sudah berubah. Gadis itu tidak menjabat tangan Raisa. Adel tau jika permintaan maaf itu tidak seikhlas kedengarannya.

"Ini ada sesuatu buat lo. Sebagai permintaan maaf dari gue. Bilangin juga ke Alan kalo gue sama temen-temen udah minta maaf" ucap Raisa sembari memberikan sebatang cokelat dan satu bekal makanan

"Bilangin juga ke Davino" sahut Marissa yang ikut nimbrung dan berhadiah tatapan tajam dari Raisa

"Iya kak. Nanti gue bilangin ke Davino, Kak Alan, Kak Kiki, kak Sendy sama kak Leo" ucap Adel

"Kalo gitu gue balik ya. Thanks" ucap Raisa kemudian mendahului teman-teman sepergengan nya

Setelah punggung Raisa menghilang dari pintu, Adel mengedarkan pandangannya ke seluruh area kelas. Tidak ada seorang pun yang tidak menatapnya. Gadis itu merasa seperti artis yang baru terlibat kasus penggelapan dana. Begitu buruk

🐞🐞🐞

Semangkuk bakso dan segelas es jeruk berada dihadapan Adel saat ini. Gadis itu terduduk bersama dengan 3 teman sekelasnya yang tidak begitu akrab dengannya. Adel terdiam mendengarkan temannya bercerita, mulai menggosipkan artis, menggosipkan tetangga kelas bahkan menggosipkan pacar mereka masing-masing.

Adel kurang tertarik dengan apa yang mereka bertiga obrolkan, gadis itu lebih memilih duduk, mendengarkan dan sesekali memainkan ponsel ketika ia merasa bosan. Tak jarang juga Adel menatap ke arah Alan yang sedang tertawa terbahak-bahak bersama dengan 3 teman segengnya. Tidak ada Tiara, Adel benar-benar merasa kurang. Lagipula gadis itu bukan tipikal orang yang mudah akrab dengan lainnya, ia lebih memilih dengan 1 teman yang benar-benar bisa memahami nya, begitupun dengan Tiara. Mereka se-frekuensi

"Del. Kok lo diem aja sih" ucap Anggi- gadis berambut sebahu dengan lesung pipi yang dalam

"Enak baksonya. Jadi gue menikmati" dalih Adel

"Rumah gue sama kak Davino deket lho Del. Beda komplek aja sih. Kalo kak Davino di Blog C, gue ada di Blog D. Belakang-belakangan gitu. Kalo lo ke rumah kak Davino mending mampir" sahut Gita-gadis berambut ikal yang dikuncir kuda rapi

"JL. Dewi Sartika?" Tanya Adel ragu

"Kok jalan Dewi Sartika sih. Perumahan Bintaro Indah Regency" jawab Gita

"Mau ikut kita kumpulan nggak ntar sore?" Tanya Nina-gadis dengan senyum simpul

Adel berfikir sebentar "kapan-kapan aja deh Nin. Makasih ya tawarannya"

"Ajakin Tiara juga boleh kali Del" sahut Anggi

Yang diajak bicara hanya membalas senyuman dan mengangguk-angguk kemudian mengalihkan fokusnya ke bakso kembali. Apa yang didengarnya barusan bukanlah seperti apa yang dikatakan Alan dulu, dimana tempat tinggal Davino di Jl. Dewi Sartika tapi pada kenyataannya Davino tinggal di perumahan elite yang jauh dari keramaian. Adel tidak pernah masuk kedalamnya, tapi setiap Adel ke Bandung, Adel selalu melewati perumahan yang nampak megah dan mewah meskipun hanya dari luar.

__________________________________

Ada yang mau ngasih usul cast cowok buat Davino?

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang