19. Heboh

225 19 0
                                    

Pagi cukup cerah hari ini, tidak ada rintik yang turun ataupun kabut yang masih ada di awan. Adel turun dari kamarnya menuju ke ruang makan dengan langkah malas

"Del lo kenapa?" Tanya Alan

"Gatau nih kak, agak pusing dikit sih kepala. Kayaknya kemaleman tidurnya"

"Chat sama Davino?"

"Tugas banyak tuh"

"Gejala amnesia kali"

"Ngawur. Mama papa udah berangkat?"

"Udah Del. Kak Naya juga udah dari subuh malah"

Adel tersenyum tipis kemudian memakan nasi goreng yang sudah siap ditempatnya berserta telur mata sapi kesukaan gadis itu

"Lo kayaknya kurang sehat. Davino hari ini ada susulan ujian juga dari pagi. Mending lo bareng gue daripada sendiri"

"Satu sekolahan ntar jadi tau kalo gue adek lo"

"Terus?"

"Terserah deh. Adel pusing banget kepalanya. Nanti Adel tidur di UKS aja"

Alan mengangguk mengiyakan. Menatap adik perempuan yang begitu ia sayangi dan sangat ingin ia lindungi dalam hal apapun.

🐞🐞🐞

Benar apa yang difikirkan Adel, ia langsung menjadi pusat perhatian seluruh penghuni sekolah. Mulai mahkluk nyata hingga mahkluk yang tidak terlihat. Bodo amat dengan semuanya, tidak ada yang perlu di khawatirkan

Setelah Alan memarkirkan motornya di bawah pohon mangga, berdekatan dengan motor Leo yang sudah nangkring disitu sejak pagi dengan dalih susulan ulangan harian alias remidi.

Cowok berambut rapi itu kemudian membantu Adel melepas helm nya. Dan memang, Dimata umum Adel dan Alan memiliki hubungan khusus.

"Sini biar tas nya gue bawain. Gue anter sampe depan kelas" kata Alan sembari meminta ransel cokelat di punggung Adel

"Gausah kak. Kak Alan langsung ke kelas aja"

"Kakak bilangin mama papa kalo nggak nurut"

"Iya deh" Adel pasrah kemudian menyerahkan ranselnya kepada Alan. Dan hal itu tidak luput dari perhatian publik. Banyak gadis berbisik-bisik bahkan menatap Adel dengan tatapan mupeng. Mungkin dimata orang lain hal itu adalah romantis

"Gak usah diperhatiin. Emang sejak gue putus sama Danita. Jadi banyak yang kayak gitu" ucap Alan sembari berjalan menyamai langkah Adel

"Gitu gimana kak?"

"Banyak yang chat, banyak yang deketin dan parahnya lagi banyak yang terang-terangan bilang suka ke gue"

Adel terkekeh "Alhamdulillah dong kak mau dapat ganti"

Alan tersenyum tipis menanggapi apa yang dikatakan oleh adiknya. Ia belum bisa sepenuhnya melupakan Danita. Mengingat mereka adalah sekelas dan setiap harinya bertemu tanpa cela

"Makasih ya kak. Udah nganterin Adel sampai depan kelas"

Alan mengacak rambut Adel "iya. pulangnya sama gue ya. Ntar kakak bilangin ke Davino"

Adel hanya mengangguk menurut kemudian memasuki area kelasnya. Disambut tatapan tajam, tatapan aneh dan bahkan bisik-bisik. Hanya Tiara lah yang tersenyum menanggapi, karena sudah mengetahui hubungan apa yang terjalin antara Alan dan Adel

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang