"Kak Beby. .tunggu"
Davino memejamkan matanya, langkahnya langsung terhenti saat mendengar suara bak toa itu lagi. Siapa jika bukan Adel yang memanggilnya beba beby
Bukan masalah dipanggil seperti itu, tapi Davino lebih mempermasalahkan karena ini lokasinya di kantin saat jam istirahat, dan ucapan Adel langsung menjadi perhatian publik. Memalukan. Apalagi Alan yang ikut mendengarnya hanya geleng-geleng setengah malu jika mengakui Adel sebagai adiknya
"Pura-pura mati aja gimana?" batin Davino kemudian berlalu dengan membawa mangkok berisi bakso
"Kak Beby. ." panggil Adel sembari menghampiri sosok Davino yang sudah terduduk di pojokan bersama dengan keempat temannya yang lain
Adel tersenyum tipis lalu menunjukkan gigi nya yang tertata rapi "kak Beby, entar gue pulangnya bareng ya. Temenin gue ke toko buku. Karena gue baru disini dan gue belum tau mana-mana" ucap gadis itu
"Kan ada Alan" Batin Davino. Cowok itu benar-benar ingin mengungkapkan apa yang ia batin barusan
"Please" mohon Adel
Davino tidak menjawab apa-apa. Tapi jelas tanpa dilihat, seluruh kantin sedang menatap Adel dan Davino. Termasuk Tiara yang berada 5 meter di dekat mereka hanya bisa bengong tidak percaya
"Kak Beby. . Kalo lo nggak ngiyain gue. Gue bakal tetep disini" kata Adel
"Terserah lo deh bocil" jawab Davino sembari mengeluarkan ponselnya, memainkan game nya dan menyingkirkan bakso dari hadapannya
"Berarti boleh dong lo nganterin gue?" tanya Adel dengan mata yang di kedip-kedip dan jelas Davino tidak melihatnya
"Gak"
"Boleh ya kak beby"
"Gak"
"Yaudah gue disini kak beby"
"Ya tuhan, gue bukan kak beby. Gue Davino"
"Nama lo itu sulit. Mending kak beby" kata Adel sembari melirik Alan yang sedari tadi hanya mengawasinya sembari memakan bakso dihadapannya
"Nama lo siapa bocil?" tanya Davino tanpa mengalihkan matanya dari ponsel
"Demi apa seorang Davino Bobby Andersen Dirgantara tanya nama cewek" sahut Sendy yang merasa terkagum karena selama eksistensi Davino di SMA Mentari. Tidak sama sekali cowok itu tau nama cewek. Jangankan cewek di sekolah, nama siswi di kelas saja Davino tidak menghafalnya, dan hanya memanggilnya dengan nama 'heh elo, heh yang pake bando pita, heh yang rambut pendek' hanya sebatas itu, tidak pernah memanggil dengan sebutan nama
"Lo udah nggak homo Dav?" tanya Kiki
"Sumpah ini langka, harusnya gue live ig dong biar tambah followers" sahut Leo kemudian terkekeh
"Nggak ada hubungannya Bambang" tegur Alan
"Nama gue Princess" ucap Adel
"Hai Princess" ucap Kiki, Leo dan Sendy secara bersamaan.
Adel hanya memutar matanya malas, memang teman-teman Davino itu tampan. Bahkan melebihi devinisi tampan itu sendiri, tapi Adel tidak tertarik dengan mereka yang menyebut Davino homo
"Kak beby, boleh kan?" tanya Adel lagi
Davino yang nyaris kalah karena Adel terus mengganggunya dan teman-teman yang terus menggodanya pun langsung mengiyakan Adel tanpa berfikir panjang
"Ya terserah lo" jawab Davino akhirnya
"Oke. .ntar gue tunggu deket tangga. Awas ninggalin gue lagi. Gue pergi ya kak beby" ucap Adel langsung berlalu pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
if you're mine
Teen Fiction"Puncak mencintaimu adalah menyerah" Hidup Adelia Ariska Gatari yang biasa berubah 90° saat Davino Bobby Andersen Bagaskara yang lebih banyak diam kini memasuki hidupnya dengan perlahan hingga warna abu-abu itu menjadi berwarna Adelia tidak pernah m...