4. Aku Benci

600 35 0
                                    

Shower Yang semula hidup langsung dimatikan oleh Davino saat indra pendengarannya menangkap suara pintu kamar dibuka oleh seseorang Yang tidak ia ketahui

Cowok itu pun menyelesaikan acara mandi dan membalut bagian bawah tubuhnya dengan handuk yang dililit sampai ke lutut

"Ganggu aja" gumam Davino kemudian keluar dari kamar mandi. Matanya menangkap sosok Davina yang duduk di sisi ranjang miliknya. Dan Davino membenci hal itu

"Pergi" ucap Davino tegas dan nada memerintah, tanpa bertanya apa dan mengapa kakak perempuan nya itu datang tanpa permisi

"Dav gu__"

"Gue bilang pergi ya pergi" potong Davino dengan cepat. Ia membenci Vina. Sangat membencinya

Vina yang tak kunjung berdiri memaksa diri Davino untuk menyeret gadis itu keluar dan mendorongnya hingga hampir terhuyung kedepan

"Bikin mood gue rusak aja" ucap Davino dengan kesal sembari mengunci rapat pintu kamarnya

Cowok itu pun lantas memilih beberapa pakaian dan menggunakannya. Tidak lupa rambut yang ditata rapi dan diberi sedikit pomade untuk menambah volume nya disana

"Mama apa kabar?" gumam Davino pada dirinya sendiri.

🐞🐞🐞

"Kak" panggil Adel keras kepada kakaknya yang sedang sibuk berkutat di dapur. Apalagi jika bukan membuat mie instan rasa soto kesukaan Alan

"Apasih Del? Teriak-teriak? Oh iya, dan kenapa lo tadi teriak di kantin? Sendirian lagi kayak orang gila" tanya Alan bertubi

"Masa? Kapan gue teriak?" Adel mengernyitkan dahinya bingung. Pasalnya tidak ada didalam memori otaknya tentang apa yang dimaksud oleh Alan. Yang ada di otaknya hanyalah dia pulang sekolah menunggu Davino dan ternyata Davino sudah pulang

"Bodo. Ya pokoknya tadi"

Adel terdiam sembari mencari memori yang hilang itu, dan isi kepalanya menemukan memori tersebut

"Gue ngutuk diri gue sendiri kak. Ya masa gue dihukum di hari perdana gue sekolah hanya karena telat 10 menit. Nggak adil banget" adu Adel lalu memutar bola matanya malas. Adel sangat berkeinginan melakukan demo karena ketidakadilan yang dialaminya. Tapi apa boleh buat, Adel juga bersalah

Alan terkekeh "rasain lo. Tau rasa nggak? Salah sendiri milih naik ojol daripada bareng gue"

"Yeee. .itu sih mau nya lo doang barengan sama gue"

"Pede lo del"

"Rumahnya Beby dimana?"

"Beby siapa? Dari tadi beba beby gak jelas banget"

Adel bergumam sembari berfikir siapa nama asli cowok yang disebutnya beby "aiya. . Davino"

"Davino lo sebut beby?" Alan terbahak

"Ngapain lo ketawa? Gue serius ya kak" ketus Adel

"Gue nggak tau"

"Lo bohong ya?"

"Yee ni bocah ngeyel banget"

"Lo temenan setahun lebih ya masa nggak tau"

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang