15. Menyebalkan

594 32 2
                                    

Suara pintu yang diketuk mengalihkan perhatian Kanaya, Alan, Adel beserta kedua orang tua mereka yang sedang sarapan di ruang makan

"Biar Adel aja yang buka ma" ucap Adel saat Fahira hendak bangkit dari duduknya

Gadis dengan rambut yang dibiarkan terurai itu tersenyum tipis, mungkin Davino pikirnya, lantaran semalam Davino sudah berjanji untuk menjemput Adel dan berangkat sekolah bersama

"Hai Del"

Wajah cerah ceria sebelumnya, telah Adel ganti dengan wajah malas, lesu dan mood yang langsung memburuk seketika saat cowok yang sedang berdiri di depan pintu bukanlah Davino. Melainkan Reon dengan tas ransel warna cokelat mocca favorit cowok itu

"Kak Reon mau ketemu kak Alan? Ada tuh lagi makan. Bentar ya Adel panggilin" ucap Adel

"E. . Eh enggak Del. Alan belum bilang kalo hari ini gue jemput lo?" cegah Reon. Memang semalam cowok itu sudah meminta izin Alan untuk menjemput Adel pagi ini, bukan karangan Reon sendiri menjadikan Alan sebagai alasan

"Hari ini Adel dijemput sama Davino. Eh itu orangnya udah di depan pager" ucap Adel sembari tersenyum saat kemudian motor Davino baru berhenti didepan pagar hitam setinggi kepala orang dewasa "kalo gitu Adel duluan ya kak, Adel mau ambil tas sambil manggil kak Alan sekalian" sambung gadis itu

Setelah Adel tak lagi terlihat menghilang dibalik pintu, Reon pun membalikkan badannya menatap Davino yang nampak berjalan mendekatinya hingga berdiri tepat di sebelahnya

"Udah lama Re?" tanya Davino berbasa basi. Sedangkan yang ditanya hanya diam tidak bergeming sama sekali. Davino hanya tersenyum tipis hingga Adel sudah datang dengan tas ransel di punggungnya

"Mau berangkat sekarang?" tanya Adel sembari menatap Davino yang berdiri bersebelahan dengan Reon

"Iya" jawab Davino sembari mengelus Puncak kepala Adel membuat jantung gadis itu berdetak puluhan kali lebih cepat

"Kak Reon, Adel duluan ya. Kak Alan bentar lagi juga turun. Tungguin aja di dalam, silahkan masuk" ucap Adel kemudian menarik tangan Davino untuk segera berangkat sekolah dengan kata lain untuk menjauhi Reon yang sudah nampak menahan amarahnya

Sepanjang perjalanan, Adel hanya membahas tentang bagaimana Reon datang yang kebetulan hampir bersamaan dengan Davino dan Reon yang lebih banyak diam saat Adel mengungkapkan jika gadis itu lebih memilih bersamaan dengan Davino ketimbang dengan Reon yang jelas lebih dulu datang.

Kurang lebih selama 15 menit perjalanan dari rumah Adel, motor milik Davino sudah terparkir di bawah pohon mangga seperti biasanya, menjadi perhatian dan bisik-bisik yang tidak begitu dipedulikan oleh Adel

"Ntar ke kantin sama lo juga?" tanya Adel gugup menggunakan bahasa lo-gue yang nampak aneh jika hubungan mereka sudah sedekat itu

"Terserah kamu aja. Gimana enaknya, mau sama aku? Juga gapapa, mau sama temen-temen kamu juga gapapa. Kamu enaknya gimana?" tanya Davino dengan suara yang benar-benar lembut dan terdengar begitu tulus pada telinga Adel hingga gadis itu harus tersenyum canggung

"Sama Tiara aja deh" jawab Adel

Davino mengangguk mengiyakan "mau ke kelas sekarang? Dianterin atau mau kesana sendiri? Ntar kamu lupa"

"Sendiri aja. Belum segitu lupanya juga kali kak"

"Kok kak?"

"Te. .terus?"

"Aku bukan kakak kamu. Dav gitu aja"

"Iya deh Dav"

"Yaudah. .aku ke kelas dulu" pamit Davino kemudian berlalu pergi tidak menunggu persetujuan dari Adel yang sudah hampir pingsan ditempatnya hanya karena mendengar ucapan Davino yang begitu lembut

if you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang