FLASHBACK II
Secara tak sadar, Pangeran Victory hanya terus mengarahkan bola mata ke seberang meja makan, memandang sosok Ratu Jeanette yang tengah menyuapi Pangeran Jeisson dengan hidangan sarapan pagi ini. Bocah bergigi kelinci itu memiliki tubuh yang lebih kecil dari dirinya meski terlihat mengunyah makanannya dengan lahap.
Tapi bukan hal itu yang membuat Pangeran Victory enggan mengalihkan pandang. Ia hanya berpikir betapa beruntungnya Pangeran Jeisson karena bisa menghabiskan banyak waktu bersama Ibu maupun Ayahnya.
Ratu Jeanette mencurahkan seluruh perhatiannya untuk Pangeran Jeisson, memerlakukan anak itu dengan baik dan sabar.
Jujur saja, Pangeran Victory merasa iri. Ia juga ingin diperlakukan seperti itu. Ia juga ingin kembali merasakan perhatian kedua orang tuanya seperti dulu. Saat ini bocah itu mendadak tidak berselera. Nafsu makannya hilang. Ia merindukan Ayah dan Ibunya.
Kenapa Ayah jarang pulang ke istana? Kenapa Ibu selalu pergi di pagi hari dan pulang begitu larut? Kenapa mereka begitu sibuk?
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Apa mereka tak lagi memedulikan putranya? Apa mereka sudah melupakan eksistensi darah daging mereka disini? Apa mereka tak lagi ingat kalau mereka masih mempunyai buah hati yang membutuhkan limpahan kasih sayang?
Secara tak sadar, Pangeran Victory menggenggam sendok lebih kuat dengan tangan yang sedikit bergetar. Ah, malang sekali. Victory yang malang. Mungkin orang tuanya sudah tak menginginkan kehadirannya lagi. Begitu pikirnya.
Namun tak kala bola matanya mulai memanas dan dan ia nyaris bangkit dari kursi guna menyembunyikan air matanya yang mungkin akan menetes, sebuah tangan telah lebih dulu menahannya.
Princess Jennifer Cleon. Gadis itu memegang tangan Pangeran Victory dan memasang sekelumit senyum hangat, membuat pemuda itu mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan ruang makan. "Apa Victory tidak suka makanannya?" tanya gadis itu dengan suara pelan dan lembut.
Pangeran Victory menggeleng pelan. "Bukan begitu. Aku hanya sudah merasa kenyang saja."
"Tapi kau baru makan dua sendok, loh."
Pangeran Victory mendadak bungkam. Ia tidak tahu lagi harus menjawab apa dan membuat Princess Jennifer terkekeh gemas. "Biar aku suapi, ya."
Bocah itu tertegun. Meski sempat merasa heran dan bingung, pada kenyataannya Pangeran Victory tetap membuka mulut untuk menerima suapan tersebut. Sesekali ia melirik pada si wanita, mencuri pandang untuk melihat wajah cantik tersebut dalam jarak sedekat itu.
Namun hanya ada satu pertanyaan yang bertengger di dalam kepala sang Pangeran. Kenapa gadis itu peduli padanya?
Princess Jennifer memerlakukan Pangeran Victory dengan sangat baik. Wanita itu sangat keibuan sekali meski usianya masih terbilang muda. Ia terlihat bisa mengayomi dan melindungi. Ia juga bisa menjelma menjadi sesosok wanita dewasa yang bijak dalam mengambil tindakan, sekaligus menjadi teman yang baik--bahkan bagi keponakammya sendiri.
Tapi satu hal yang membuat Pangeran Victory enggan mengalihkan pandang adalah ketika menatap bagaimana senyuman gadis itu terukir begitu manis, menaikkan kedua pipi hingga membuat matanya menyipit seperti bulan sabit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Almeta | lizkook [DINOVELKAN]✔
Fanfiction[M] Lalisa Amora sudah hidup menderita sejak ia dilahirkan ke dunia. Terjebak dalam kemiskinan dan lilitan hutang, dikhianati oleh orang terkasih, bahkan dijual untuk dipertontonkan kepada khalayak umum. Namun kau tahu bahwa roda kehidupan akan sela...