Ratu Lalisa paham betul kalau Raja Sebastian memang sangat mencintai mendiang istrinya--Ratu Jeanette yang telah meninggal dunia tiga bulan yang lalu. Ratu Lalisa juga mengerti mengapa sampai detik ini pria itu masih enggan menyentuh tubuhnya meskipun hanya satu incpi saja.
Tapi oh, ayolah. Mau sampai kapan Raja Sebastian akan tetap bersikukuh pada pendiriannya begitu? Bukankah sudah seharusnya ia mulai bangkit dan menata hidup yang baru? Memori lama memang tak akan pernah terlupakan. Tapi berlarut-larut dalam kesedihanpun tak ada gunanya.
Meski tidak sesering bulan pertama, sesekali Ratu Lalisa masih kerap mendapati sang Raja yang merenung sembari menatap sedih pada bingkai foto raksasa berisikan potretnya bersama Ratu Jeanette yang terpajang diruang kerjanya.
Jadi jangankan berharap untuk ditiduri, Ratu Lalisa bahkan tak pernah terpikir bagaimana rasanya saat dipeluk erat oleh Raja Sebastian meski hanya sebentar saja.
Pria itu memang tidak bersikap buruk padanya. Ia akan menjawab jika ditanya, memakan makanan yang disiapkan oleh Ratu Lalisa, sesekali melemparkan senyum sehangat mentari, dan masih berbaring disatu ranjang yang sama kendati tak melakukan hal yang semestinya dilakukan oleh sepasang suami-istri.
Tapi sebagai seorang wanita yang menyandang status sebagai istri dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, tentunya Ratu Lalisa juga memiliki sisi egoisnya sendiri. Ia ingin diperlakukan layaknya seorang istri pada umumnya. Ia ingin diberikan perhatian dan juga kasih sayang. Ia ingin menjadi wanita yang sempurna untuk suaminya meski bahkan ia menyadari bahwa hatinya sendiripun sudah lama mati.
Selain dari pada itu, tekad utamanya adalah untuk memenuhi permintaan terakhir Ratu Jeanette, yaitu untuk membuat Raja Sebastian meninggalkan kesedihannya dan mengobatinya dengan cinta yang baru.
Tapi nyatanya memang tidak semudah itu. Bahkan ketika ia sudah berdandan begitu cantik dan memukau, hanya mengenakan pakaian dalam seksi berwarna merah maroon dan melemparkan tatapan menggoda seperti malam-malam sebelumnya--hal itu tetap tidak bisa membuat Raja Sebastian untuk menggiring dirinya naik ke atas ranjang.
Sang Ratu memasang wajah kesal, menatap Raja Sebastian yang nyaris menyentuh gagang pintu untuk keluar dari kamar. Seperti biasa, pria tersebut akan menghindarinya sementara waktu jika mendapati istri mudanya berpakaian seksi seperti itu.
"Kau tahu? Sebenarnya aku ini sudah lumayan lelah." gadis itu lantas bangkit dan mengenakan jubah tidurnya. "Coba sebutkan, aku harus menggunakan cara apa lagi agar kau mau menyentuh-ku? Apa tubuhku ini tidak cukup seksi bagimu? Atau kau juga ingin menyingkirkanku dari istana?"
Raja Sebastian berbalik. Ia melangkah kembali dan mendekat pada sang Ratu, balas menatap perempuan tersebut seraya tersenyum tipis. "Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?"
Ratu Lalisa mengerutkan dahi, tak mengerti. "Kesepakatan apa maksudmu?"
"Aku tidak akan menceraikanmu. Kau hanya perlu mendampingiku dan berdiri disisiku sebagai seorang Ratu. Tapi yang perlu kau ingat adalah aku sama sekali tak ingin menidurimu layaknya seorang istri pada umumnya."
Kalimat Raja Sebastian membuat sang Ratu terkesiap ditempatnya. Seolah tak hanya sampai disana, pria itu lantas melanjutkan, "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku hanya akan mencintai Jeanette seumur hidupku. Jadi kurasa usahamu akan sia-sia, Lalisa."
Ratu Lalisa tertawa kering. Ini terdengar seperti sebuah lelucon untuknya. "Apa kau sedang mencoba untuk mempermainkan aku, Yang Mulia?"
Raja Sebastian tersenyum miring. Ia menatap sang Ratu lebih dekat lagi. "Ini bukan permainan. Ini adalah kesepakatan. Apa menjadi seorang Ratu masih tak cukup untukmu? Kau bisa mendapatkan apa saja yang kau inginkan, kecuali hatiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Almeta | lizkook [DINOVELKAN]✔
Fanfiction[M] Lalisa Amora sudah hidup menderita sejak ia dilahirkan ke dunia. Terjebak dalam kemiskinan dan lilitan hutang, dikhianati oleh orang terkasih, bahkan dijual untuk dipertontonkan kepada khalayak umum. Namun kau tahu bahwa roda kehidupan akan sela...