👑18

14.6K 2.4K 343
                                    

Pangeran Jeisson belum pernah seberani ini sebelumnya. Ia paham resiko apa saja yang akan ia hadapi dimasa depan nanti, termasuk kalau-kalau ayahnya benar-benar akan memenggal kepalanya sampai terpisah dari badan. Tapi mengetahui bahwa ayahnya bahkan sama sekali tak menaruh rasa sedikitpun pada ibu tirinya tersebut, membuat dirinya semakin tertantang dan ingin berjuang lebih keras lagi.

Ratu Lalisa memang berbeda dari gadis-gadis yang berkeliaran disekitarnya. Ia sangat sulit didapatkan, keras kepala, bahkan memiliki tekad yang tinggi untuk mencapai keinginannya. Gadis itu benar-benar terlihat kuat dan tak mudah ditumbangkan meski dibalik itu semua, ia menyimpan jiwa yang rapuh dan dapat hancur kapan saja.

Gadis itu juga tetap teguh pada pendiriannya, termasuk dalam usaha untuk meluluhkan hati Raja Sebastian sebagai wujud penepatan janji yang ia ucapkan kepada mendiang Ratu Jeanette, sekalipun harus berusaha mati-matian untuk membuang perasaannya yang tersisa pada Julian.

Pangeran Jeisson benar-benar terpukau sekaligus terpikat pada pesona gadis itu. Ia bahkan melupakan semua ucapannya, seolah ia tak pernah berbicara seperti, 'Aku takkan pernah mencintai gadis itu.'

Meskipun James sudah menyumpah serapahinya dan juga menyebutnya sebagai Pangeran sinting karena telah berciuman dengan ibu tirinya sendiri, tapi Pangeran Jeisson sama sekali tak peduli.

Bahkan meski Ratu Lalisa telah menolaknya secara terang-terangan, berbicara dengan jelas kalau cumbuan yang mereka lakukan itu hanya untuk sekedar menyalurkan nafsu dan bersenang-senang semata, Pangeran Jeisson tetap tidak akan menyerah begitu saja.

Namun tentunya ia harus memiliki susunan rencana, bukan? Ia akan melakukannya dengan perlahan dan lembut untuk meluluhkan hati sang Ratu.

Jadi kendati kalimat yang sarat akan penolakan tersebut terlontar dari belah bibir Ratu Lalisa, Pangeran Jeisson hanya bangkit dari atas tubuh gadis itu. Ia membantu membenahi pakaian Ratu Lalisa, memasang kembali kancing-kancing yang terbuka sekaligus merapikan surai-surai rambut kecoklatannya. "Iya, iya.. Aku mengerti. Tapi kalau kau ingin bersenang-senang lagi, kau bisa datang padaku." ia menarik pergelangan tangan sang Ratu, membantunya untuk bangkit dan kembali melangkah bersama menuju tenda.

Ratu Lalisa menghembuskan napas lelah disana. "Pangeran, ini bukan hanya tentang bersenang-senang. Tapi tentang konsekuensi apa yang akan kita dapatkan jika seseorang sampai melaporkannya pada Raja. Kita akan mati terpenggal dan setelahnya, kepala serta tubuh kita akan dibiarkan tersedot ke dalam lumpur hidup."

Pangeran Jeisson terkekeh, sementara sang Ratu hanya menatapnya tak mengerti. "Apa kau percaya keajaiban? Aku yakin Dewa Hymen¹ akan melindungi dua orang yang saling jatuh cinta."

"Tapi aku tidak mencintaimu, Pangeran." ucap Ratu Lalisa seraya merotasikan bola matanya. "Sudahlah, anggap saja kita tak pernah melakukan apa-apa. Lupakan tentang ciuman itu. Aku tak akan datang padamu hanya untuk bersenang-senang." lanjutnya, sebelum melangkah mendahului Pangeran Jeisson.

Sementara pemuda itu hanya memasang sebuah senyum yang sarat akan beribu arti di dalamnya.

Beberapa saat setelahnya, mereka sampai dikawasan tenda yang membuat para pengawal dan dayang mendesah lega. James bahkan tak tanggung-tanggung untuk menghampiri kedua orang tersebut dan berbicara dengan kekhawatiran yang kentara. "Kalian habis darimana saja, Yang Mulia? Kami mencari keberadaan kalian sampai menyusuri tepi sungai."

Pangeran Jeisson tertawa pelan. Raut wajah James itu terlihat lucu. "Kami habis melihat kunang-kunang, James. Kupikir kami tidak harus memberitahu karena tidak ada hewan buas dihutan ini."

James menggeleng pelan, tak habis pikir. Ia tak pernah mengira bahwa dipagi buta seperti ini, semua orang akan dibuat heboh dan panik hanya karena mengetahui kedua tuannya tak ada ditenda, yang ternyata baru saja melihat kunang-kunang. IYA, KUNANG-KUNANG. SI KUNING YANG TERBANG ITU.

Queen of Almeta | lizkook [DINOVELKAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang