Benar, malam ini Ratu Lalisa sama sekali tidak bisa tidur. Ia memutuskan untuk duduk ditepi jembatan yang berada didalam hutan kecil--dihalaman belakang istana yang merupakan tempat favoritnya untuk menyendiri.
Gadis itu membiarkan kakinya menggantung ke bawah, menyelipkannya diantara batang-batang pagar pembatas dan mengayunkannya pelan seiring dengan embusan angin yang bertiup.
Bimbang dan keraguan masih bergumul di dalam kepala sampai terasa nyaris meledak. Ia memikirkan banyak hal, termasuk bagaimana Pangeran Jeisson yang tiba-tiba berubah dan bisa menghapus rasa cintanya secepat itu. Cih, dasar.. Bisa-bisanya pemuda tersebut langsung berpaling pada gadis lain dan melupakan eksistensinya. Ini terasa tidak adil, sangat-sangat tidak adil karena bahkan sampai detik ini bayangan pemuda itu masih setia mengendap di dalam pikirannya.
Mengapa Julian dan Jeisson ditakdirkan untuk menjadi brengsek? Rasanya Ratu Lalisa ingin sekali menertawakan nasibnya sendiri karena harus dipertemukan dengan si duo J keparat itu. Benar-benar sial.
Kemudian rasa sesak itu kembali menyerangnya bersama rasa panas yang menjalar pada bola matanya. Ia hanya berpikir, apakah keputusan yang ia ambil untuk menjadi seorang Ratu adalah pilihan yang terbaik?
Sebab kini matanya tak lagi berbinar saat ia melihat deretan gaun-gaun cantik dihadapannya. Nafsu makannya tak lagi meningkat saat hidangan super enak disajikan diatas piringnya. Dan semangatnya tak lagi membara untuk membalas orang-orang yang telah bersikap buruk padanya. Semua itu mendadak terasa hambar. Ia mendapatkan sesuatu yang istimewa, namun juga kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
Sebulir air mata mengalir secara tiba-tiba tanpa bisa ia prediksi. Ah, sialan. Ia kembali mengingkari janjinya untuk tidak menangis, lagi dan lagi. Ini tidak terasa seperti insiden patah hatinya pada Julian, sebab saat itu ia hanya merasa terkhianati dan marah atas perlakuan tersebut.
Tapi sekarang rasanya sangat berbeda. Bukan hanya soal patah hati, ia juga merasakan seolah sebuah lubang besar tercipta didalam sana. Ada kekosongan yang tercipta dan ia sama sekali tak berdaya untuk melakukan apapun agar rongga itu terisi serta tertutup sempura seperti sedia kala.
Sudah satu bulan berlalu sejak Pangeran Jeisson menyetujui keputusan pernikahannya dengan Princess Roseanne. Kini tanggal pemberkatan mereka sudah semakin dekat, hanya tersisa sekitar dua puluh hari lagi dan Ratu Lalisa semakin risau dibuatnya.
Jika saat itu tiba, apakah ia akan merasakan kepedihan yang mendalam seperti saat Julian meninggalkannya dulu? Atau justru akan hancur sehancur-hancurnya seperti sebuah gelas kaca yang ditumbuk dengan batu besar?
Ratu Lalisa tak sanggup membayangkannya. Itu terlalu menyesakkan baginya. Pangeran Jeisson telah melukiskan banyak momen indah dalam hidupnya. Bahkan pemuda itu tak pernah ragu untuk menunjukkan sebesar apa rasa cinta yang ia wujudkan melalui berbagai sikap manis.
Bersama Pangeran Jeisson, Ratu Lalisa merasa begitu dicintai. Ia diperlakukan sangat istimewa, seakan ia adalah satu-satunya gadis yang pernah ditemui oleh pemuda itu didunia ini. Dan untuk pertama kalinya, Ratu Lalisa merasa sangat berarti dan begitu diinginkan oleh seseorang. Digilai dan didamba sedemikian hebatnya sampai dianggap seperti sebuah harta yang paling berharga.
Ratu Lalisa juga sudah melihat sebesar apa perjuangan Pangeran Jeisson untuk mendapatkan cintanya, mempertahankan hubungan mereka dan melawan rasa takutnya sekuat tenaga terhadap kematian hanya karena pemuda itu ingin terus bersama dirinya dalam waktu yang lama, bahkan mungkin selamanya.
Itu sebabnya gadis itu merasakan nyeri luar biasa pada hatinya ketika ia mengingat bahwa kini pemuda tersebut telah berhenti memperjuangkannya, menggeser posisinya dan menggantikannya dengan sosok gadis lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Almeta | lizkook [DINOVELKAN]✔
Fanfic[M] Lalisa Amora sudah hidup menderita sejak ia dilahirkan ke dunia. Terjebak dalam kemiskinan dan lilitan hutang, dikhianati oleh orang terkasih, bahkan dijual untuk dipertontonkan kepada khalayak umum. Namun kau tahu bahwa roda kehidupan akan sela...