Sedikit demi sedikit kesadaran Yura mulai kembali,ia melihat ke kiri dan ke kanan melihat flore dan Zara yang belum sadarkan diri,dilihat dari bentuk ruangan serta bau bau ramuan,dapat dipastikan mereka sedang berada di ruang pengobatan.
" Arggg." Erang Zara yang juga mulai sadar.yura segera turun dari tempat tidur dan menghampiri Zara sambil mengabaikan rasa sakit di kepalanya.
" Lo udah bangun?." Tanya Yura.
" Belum gue masih pingsan." Kesal Zara sambil memejamkan matanya kembali.
" Kok bisa ngomong." Gurau Yura.
" Ya udah sadar lah geblek."
Lalu mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing masing,lalu teriakan Zara memecah keheningan.
" Eh topeng kita mana?." Panik Zara,mereka memang menyembunyikan identitas mereka dengan topeng penyamaran,jadi yang tau wajah dari ketiga putri negri Aurora hanyalah negri itu sendiri, wizard maupun pengendali element dari negeri lain tidak ada yang tau.
" Eh iya ya, gimana nih." Sekarang Yura juga ikut panik.
" Sudah kalian tidak usah khawatir,tidak ada yang melihat kalian saat tidak menggunakan topeng tadi." Ucap seseorang berjubah hijau,ia ahli pengobatan di negri Aurora.
" Huff." Lega Zara dan Yura berbarengan.
" Oh ya ayah sama bunda gimana paman." Ingat Zara.
" Bunda kalian sedang dalam keadaan kritis,namun ayah kalian..." Ucap paman menghentikan kalimat nya.
" Ayah kenapa paman."lirih Yura.
"ayah kalian koma karena terkena racun yang sangat mematikan,dan kecil kemungkinan bisa hidup."jelas paman.
Jderr
Bagai tersambar petir di siang bolong Yura dan Zara terdiam kaku di tempatnya . bagaimana tidak bunda mereka kritis,ayah mereka koma,dan flore sang pewaris sedang tidak sadarkan diri,bagaimana nasib kerajaan mereka kini.
🕊️🕊️🕊️
sudah dua hari sejak kejadian itu terjadi,bahkan flore belum sadarkan diri.kini Yura dan Zara sudah kembali bersekolah,tentunya tanpa flore yang masih di rawat di kerajaan.
Yura kini sedang berada di kelasnya,melihat penjelasan guru yang tampak membosankan,bahkan sedari tadi ia hampir tertidur.akhirnya Yura memutuskan untuk mengalihkan pandangannya kearah lapangan basket.pandangannya tak sengaja jatuh pada hafi yang tampaknya sedang mengambil nilai basket di lapangan,jika tidak salah Yura melihat telapak tangan hafi yang diperban,luka juga terlihat mewarnai wajahnya.
" Kenapa tu anak,perasaan maren Baek Baek ah,abis berantem kali ya." Ucap Yura pelan,bahkan tak sadar jika Bu Sarah,guru yang mengajar di kelasnya sudah berada tepat di sampingnya.
" Yura,apa kamu tidak mendengar penjelasan saya dari tadi." Tanya Bu sarah.
" Ma...maaf Bu."
" Sekarang kamu keluar dari kelas saya." Perintah Bu Sarah.
" Ta..tapi Bu ."
" Gak ada tapi tapian,keluar." Teriak Bu Sarah.
Mendengan teriakan Bu Sarah Yura sangsung saja lari keluar kelas,Yura menyusuri koridor yang sepi karena masih jam pelajaran,tujuannya sekarang ialah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Element (Selesai.)
FantasyDi negri kami orang orang memiliki elemen tersendiri,api,bumi,air,cahaya,es,udara,bahkan masih banyak lagi,keberadaan kami yang di sembunyikan dari banyak orang membuat kami hidup dengan damai bersama manusia bumi. Namun bagaimana jika kehadiran kam...