#enam belas

483 35 0
                                    

" Lo apain flore." Datar Yura.

" Gue gak ngapa-ngapain,ini masalah gue sama dia,Lo gak perlu ikut campur." Dingin Frans.

" 'dia' yang Lo maksud itu kembaran kami tolol,Lo yang gak berhak ngelarang kami buat ikut campur,emang Lo pikir Lo siapa." Marah Zara.

" Gue calon suami nya,Lo lupa." Kesal Frans.

" Baru calon gak usah singing Lo,gue bilangin bunda baru tau." Sinis Yura,Zara dan Yura memang akan seperti ini jika menyangkut flore.

"Lo gak punya hak,dia mate gue."

" Frans mereka perempuan,Lo mau main kasar." Tanya zi.

" Berani Lo ngebentak Yura sekali lagi awas Lo." Marah hafi.

" Ini cuma salah paham antara gue sama flore." Kini suara Frans kembali melembut.

" Kalo gitu coba cerita." Lerai zi.

Lalu Frans menceritakan semuanya secara mendetail,Zara tampak membulatkan matanya,sedangkan Yura mengepalkan tangannya di samping tubuhnya.

" Lo jahat." Lirih Zara.

" Dengan cara Lo kayak gitu,Lo itu ngancurin semua impian flore,impian yang kami bangun susah payah,impian yang sudah kami rancang dari kecil,dan lo tiba tiba datang dan menghancurkan semua nya." Teriak Yura terisak bagai kesetanan,ia terlihat depresi,Hafi segera membawa Yura dalam pelukannya,zi juga sedari tadi sudah memangku Zara untuk menenangkannya.

" Saya ayuvanira Jasmine,melarang anda untuk berhubungan dengan flore lagi." Teriak Yura,Hafi segera membawa Yura menuju kamar gadis itu untuk menenangkannya.

Sedangkan di bawah,Zara masih menatap kosong ke arah Frans,sedangkan zi mengelus kepala Zara upaya untuk menenangkannya.

" Lo tau Frans." Lirih Zara.

" Dulu kami memiliki impian yang sangat besar,kami ingin menjadi orang hebat,mandiri,dan tegas.terutama flore,dia yang ngasih motivasi buat gue sama Yura,semangatnya untuk menjadi seorang arsitek yang membuat kami ikut bersemangat meraih cita cita kami,impian kami besar.mungkin bagi Lo ini hanya sebuah pekerjaan,dan Lo udah ngerasa mampu buat nafkahi dia.tapi bagi flore ini lebih dari sekedar pekerjaan,dia masih ingin bebas,ia masih ingin merasakan sulitnya kerja keras,Lo egois Frans,gue kira Lo mampu nyembuhin luka flore,tapi gue salah,Lo cuma naburin garam di atas luka yang belum sembuh." Zara mengakhiri ceritanya lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya,namun baru menaiki anak tangga ke lima Zara berbalik.

" Gue bakal ngomongin masalah ini sama bunda." Dingin Zara lalu melanjutkan langkahnya hingga hilang di balik pintu kamarnya.

" Saran gue,jangan terlalu posesif bro,dia mate Lo,bukan peliharaan yang bisa Lo kurung dan Lo perintah,dia punya perasaan bro,dia perempuan." Lalu zi pergi menyusul Zara meninggalkan Frans tangan tertohok dengan ucapannya barusan.

***

"Zaraaa...udahan yah nangisnya." Ucap zi yang baru saja memasuki kamar zara.zara yang mengetahui keberadaan zi langsung bangun dan memeluk cowok itu.

" Dia jahat sama flore." Adu Zara pada zi.

" Udah dong,kamu harus kuat demi flore." Bisik zi.

" Ta-" ucapan Zara terjadi saat zi mengecup kilat bibirnya.

" Mending sekarang kamu siap siap trus jalan deh sama flore dan Yura." Saran zi.

" Kamu sama hafi ikut ya." Pinta Zara.

" Iya sayang,udah sana ganti baju." Ucap zi,Zara segera menghapus air matanya lalu masuk ke Walk in closet.

" Ucap zi,Zara segera menghapus air matanya lalu masuk ke Walk in closet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Element (Selesai.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang