Yura memberhentikan mobilnya dia sebuah rumah di tengah hutan,munafik kalo ia bilang ia tak takut,tapi seseorang di dalam sana jauh lebih penting.
Yura memasuki rumah itu botol botol pecah tampak berserakan di lantai,Yura harus berhati hati agar tidak memijak pecahan kaca,bau alkohol sangat menyengat,bahkan Yura hampir muntah menciumnya.rumah ini tidak tua,bahkan terlihat sangat megah,Yura memeriksa semua ruangan namun tak menemukan hafi.yura sedari tadi mengedarkan pandangannya,di setiap ruangan di penuhi foto dirinya,ada juga yang bersama hafi,sesayang itu kah Hafi pada nya?itulah yang selalu mengganggu pikirannya.
Namun sesaat kemudian, pandangannya jatuh pada sebuah lukisan yang berukuran sedang,lukisan itu terletak jauh dari yang lain dan berada di sudut ruangan,Yura melangkahkan kakinya menuju lukisan itu,ternyata di balik lukisan itu terdapat sebuah tombol kecil.yura tersenyum senang.
" Si Lo encontre'!!." Teriak Yura senang dalam bahasa sastra Spanyol.( Yes ketemu.)
Yura menekan tombol itu,seketika ia meluncur menuju ruangan bawah tanah.pendaratannya tak bisa di bilang bagus,tangannya terkena pecahan kaca yang cukup banyak karna terguling.yura meringis lalu menyingkirkan serpihan serpihan kaca,sambil menahan sakit Yura menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan,dan di sana ada Hafi!!.
Yura menghampiri Hafi,matanya terbelalak kala melihat penampilan cowok itu,rambutnya acak acakan,penampilannya persis seperti mayat hidup.
" Astagaaaa,ayo pulang." Ucap Yura sambil berjongkok memegang tangan Hafi.
" Kamu pergi aja,aku udah gak punya tujuan hidup,hidup gue hancur." Ucap Hafi ngelantur, bau alkohol tercium sangat pekat.
" Dih lebay Lo,cowok apaan sih." Kesal Yura sambil menarik narik tangan Hafi agar berdiri,namun tetap tak ada perubahan.
Tess....
Kesadaran Hafi segera menghantam kala setetes darah dari lengan Yura jatuh.
" Ini kenapa?." Tanya hafi dengan rahangnya yang mengeras
" Tadi kegores pas jatuh di sana." Tunjuk yura pada seluncuran yang ia lalui tadi.
Huff.......Hafi menghela nafasnya kasar berdiri lalu menarik Yura ke atas.setelah di atas Hafi masuk ke sebuah kamar tak lama ia kembali dengan kotak p3k.
" Sini duduk." Ucap Hafi sambil menepuk sofa di sebelahnya.
"Mau ngapain." Tanya Yura sambil duduk di sebelah Hafi,tampaknya dengan mencoba memaafkan semua akan membaik,pikir Yura.
" Bunuh kamu." Sontak Yura langsung beringsut menjauh,tapi Hafi menahan tangannya.
" Aku gak mau di bunuh." Tolak Yura menjauh,Hafi mendengus lalu menarik tangan Yura agar mendekat,membuka p3k lalu mulai mengobati tangan Yura yang terdapat banyak luka,sesekali Yura meringis kala merasa perih akibat luka nya terkena Betadine.
" Udah." Ucap Hafi sambil menurunkan tangan Yura.
" Gak jadi bunuhnya." Sinis Yura.
" Jadi mau?." Seringai Hafi.
" Gak gak gak." Ucap Yura lalu berlari ke luar.setelah menyimpan kotak p3k Hafi keluar dari rumah itu dan menyusul yura yang sedang ingin masuk ke dalam mobil.
" Aku antar." Ucap Hafi dingin.
" Gak,aku pulang sendiri." Tolak Yura.
" Tangan kamu masih luka." Nasehat Hafi.
" Udah gak papa,aku pulang ya,kamu juga sana pulang." Senyum Yura,ya dia memutuskan untuk memaafkan Hafi setelah melihat betapa sayangnya Hafi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Element (Selesai.)
FantasyDi negri kami orang orang memiliki elemen tersendiri,api,bumi,air,cahaya,es,udara,bahkan masih banyak lagi,keberadaan kami yang di sembunyikan dari banyak orang membuat kami hidup dengan damai bersama manusia bumi. Namun bagaimana jika kehadiran kam...