#sembilan belas

433 33 0
                                    

Hafi terbangun kala merasakan pergerakan pada tangan yang sedang ia genggam,ia membuka matanya dan menegakkan tubuhnya,matanya melebar kala melihat Yura juga sedang menatapnya.

"Kamu udah sadar?kamu mau apa?mau minum?atau makan?apa masih pusing?." Tanya hafi beruntun.

Yura mengalihkan pandangannya kearah jendela,menghindari tatapan Hafi.

" Ra mau minum?." Tanya flore.

" Iya." Jawab Yura sambil memandang flore,di sebelahnya ada Frans yang merangkul gadis itu mesr
" Kalian udah baikan." Tanya Yura.

" Udah kok,kami memutuskan untuk menikah setelah flore lulus kuliah." Jawab Frans  sambil melihat flore yang sedang membantu Yura duduk agar bisa minum.

" Dia butuh waktu bro." Sahut zi sambil menepuk pundak hafi,Hafi hanya tersenyum singkat.

" Yaudah gue panggilan dokter dulu ya." Sambung Zara sambil keluar ruangan untuk memanggil dokter.

" Gue temenin." Sahut zi sambil berlalu keluar ruangan untuk mengejar Zara.

" Mereka cocok yah?." Tanya Yura sambil melihat flore.

" Iya bahkan mereka belum pernah berantem besar." Kekeh flore.

" Eummm btw kok kaki sebelah kanan gue susah di gerakan yah,gak ada rasa nya juga." Tanya Yura memandang Frans dan flore yang salah tingkah bergantian.hafi yang tidak tau hasil pemeriksaan Yura juga ikut cemas.

" Kalian kenapa?." Tanya Yura dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

" Emm it- itu karena ka- kaki-." Gugup flore,Frans mengelus rambut gadis itu lalu mengambil alih bicara.

" Tulang betis Lo yang sebelah kanan mengalami keretakan,jadi mungkin untuk beberapa waktu kedepannya Lo bakal sulit untuk berjalan." Jelas Frans,flore sudah dari tadi mengalihkan wajahnya agar Yura tidak melihat flore menangis.

" APAAAAA?." teriak Yura dan hafi berbarengan.

***
" Ra,kamu sengaja keluar kan." Tanya zi saat langkahnya sudah sejajar dengan Zara.

" Aku cuma gak tau gimana cara ngejelasin nya jika Yura bertanya." Datar Zara.

" Udah dong yang,masa mau sedih terus." Bujuk zi sambil menciumi pipi Zara.

" Is modus kamu mah." Dumel Zara.

" Sesekali yang." Senyum zi mengembang.

" Berkali kali kamu mah." Ucap Zara cemberut.

" Ya maaf yang, abisnya gemes liat pipi tembem kamu." Jawab Zi dengan nada gemesnya.

" Iya iya,untung sayang." Sabar Zara.

" Kalo gak sayang mau di apain?." Canda zi.

" Mau aku karungin terus aku lepas ke  jurang." Ujar Zara dengan nada psyco.

" Sadis amat Ra." Ujar zi sambil bergidik ngeri membayangkan Zara.

" Zi......." Rengek Zara.

" Kenapa sayang." Tanya zi.

" Gendong....." Manja Zara sambil mengangkat kedua tangannya.

" Huff,iya iya pacar manjaku." Jawab Zi sambil berjongkok di depan Zara,Zara naik ke punggung zi lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju ke ruangan dokter.

***

" Ra tau gak,Frans mau beliin gua album BTS lohhhh." Semangat flore sambil bercerita pada Yura.

" Hah?!serius lo." Semangat Yura,tangannya masih di genggam hafi,tapi pandangannya selalu mengelak dari cowok itu.

" Iya dong,apasih yang enggak buat flore ku." Lebay Frans sambil mencium puncak kepala flore.

The Element (Selesai.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang