"AAAKKKHHH," teriakan seorang wanita nyatanya tidak mampu membuat Reon berhenti melakukan tindakannya itu. Dia terus saja menyiksa wanita itu tanpa henti. Menggores pisau kecil di setiap inci kulit wanita tersebut. Yang pasti rasanya mungkin sakit sekali.
"Sshhh ... Re ... sa-kit," kata Bella dengan bersusah payah mengeluarkan suaranya. Ya, akhirnya dia segera mendapat balasan atas apa yang dia lakukan. Reon tidak ingin membuang waktu lama lagi. Terlebih, dia tidak ingin wanita ini berlama-lama berada di rumahnya.
"Belum. Kita belum melakukan penutupan," jawab Reon dengan seringainya yang terlihat tidak seperti biasanya. Tentu saja Bella terkejut mendengar pernyataan pemuda yang ia cintai itu. Dia belum tahu apa hidangan penutup dari semua penderitaannya ini. Bahkan kulitnya sudah memerah mengeluarkan darah segar yang dihasilkan oleh pisau kecil milik Reon tentunya.
Bella menggeleng. "Nggak, Re. Cu-kup, gu-e su-dah ng-gak ku-at," lirihnya dengan tampang muka memohon. Dan hal itu pun sontak membuat Reon tertawa dengan kencang. Ruangan itu di dominasi oleh suara tawa Reon. Yang mungkin hanya sekedar tawa bagi dirinya, tapi akan berlain makna bagi pendengar lainnya.
"Nggak kuat? Bahkan kita baru sekali bermainnya. Bukankah lo menginginkan lebih?" tanya Reon yang dibalas gelengan kepala oleh Bella.
Yang bisa wanita itu lakukan hanya menangis. Menangisi nasib buruknya. Dan dia hanya menyalahkan satu orang atas penderitaannya saat ini. Ovi. Suatu saat nanti gadis itu akan mendapat balasannya. Dan Bella akan melakukan hal yang sama persis seperti yang ia dapat saat ini.
"Aaakkkhhh." Seketika Bella kembali sadar ketika dia merasa rasa sakit dan perih yang mendominasi kulitnya. Dia pun melihat Reon dengan santainya memeras sebuah lemon ke atas tangannya. Pemuda itu tidak memedulikan suara teriakan kesakitan yang Bella keluarkan. Bagi dirinya, teriakan korban bagaikan alunan lagu yang jarang bisa ia dengar.
Setelah kurang lebih satu jam Reon bermain-main dengan Bella, pemuda itu sepertinya tampak bosan. Dia ingin segera mengakhiri permainan ini. Selain karena dia bosan dan sudah tidak berminat lagi menyiksa Bella, sore nanti dia sudah ada janji dengan Ovi untuk mengantar gadis itu ke toko buku.
"Sudah cukup nggak usah teriak lagi," kata Reon kepada Bella yang masih mengatur napasnya. "Setelah ini lo bebas. Tapi, gue punya satu lagi hidangan, dan pastinya ini yang paling lo suka. Dan satu lagi, jangan pernah ganggu hubungan gue dan Ovi lagi." Setelah mengatakan itu semua, Reon segera beranjak dari ruangan tersebut. Bella bisa bernapas lega sejenak. Namun, itu hanya berlangsung sedetik saja, kemudian dari pintu itu keluar lima orang laki-laki berawajah sangar dan berbadan kekar. Bella memandang kelimanya ngeri. Sedangkan, Reon hanya menyeringai mendengar teriakan Bella yang memanggil namanya. Sudah Reon bilang bukan, jangan pernah mengusik hidupnya jika tidak ingin mendapat balasan yang lebih menyakitkan.
***
"Ish! Reon! Kan, aku sudah bilang, aku mau ke toko buku. Bukan belanja baju," protes seorang gadis yang memakai bando berwarna pink. Tampilannya seperti anak SMP, siapa sangka jika dia sudah memasuki masa perkuliahan. Pemuda yang sejak tadi diprotes oleh gadis itu hanya diam menghiraukannya dan lebih memusatkan atensinya ke baju-baju yang berada di toko itu.
Ovi mendengkus kesal. Tanpa memedulikan Reon lagi, gadis itu segera beranjak ke toko buku yang ingin ia kunjungi. Biarlah Reon asyik dengan dunianya. Memang dia pikir Ovi tidak bisa? Sedangkan Reon yang sudah tahu jika gadisnya pergi meninggalkannya pun tampak hirau. Walau bagaimana pun, dia pasti akan tahu di mana Ovi berada.
Ovi masih saja terus menggerutu hingga gadis itupun telah sampai di sebuah toko buku yang kebetulan berada di sana. Dan tentu saja dia langsung memilih novel mana saja yang menurutnya bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
REON SI DEVIL ✔
Teen Fiction[[ SPIN OFF PAIN ]] Sudah tersedia sequel-nya Sebelum kalian baca kisahku, ada beberapa pertanyaan penting yang cukup kalian jawab dalam hati. Apakah jatuh cinta itu perlu? Bagaimana kalau orang yang kamu cintai bukan memperlakukanmu selayaknya pasa...