RAGADERA 18

241K 11.7K 829
                                    

Kalian baca jam berapa?

Spam tokoh yang kalian suka<3

Semangat nabungggggg.

Absen Askot kalian yuk

***

Gengsi; satu kata yang menutupi sebuah kenyataan, jika ada sepasang hati yang saling mencintai

💍💐💍

Raga sudah rapi dengan seragamnya. Awalnya ia ingin mengajak Dera berangkat bersama, namun mengingat pertengkarannya dengan Dera, Raga pun mengurungkan niatnya. Raga pun langsung berpamitan dengan bunda. Untung saja bunda tidak menanyakan perilah Dera yang tidak berangkat bersamanya. Raga pun memutuskan untuk langsung menancapkan gas motornya menuju kesekolah.

Tak butuh waktu lama untuk Raga sampai disekolah. Setelah memarkirkan motornya, Raga menarik nafas dalam, lalu membuangnya. Raga membuat sebuah lengkungan dibibirnya, ia harus memulai harinya dengan bahagia. Raga mengeluarkan sekotak bekal yang berisi roti. Lalu saat langkahnya melewati pos satpam, ia berhenti dan memberikan roti itu pada Pak Midun selaku satpam sekolah.

"Ya Allah, Raga. Ngga usah repot-repot kali, bapak kan jadi seneng."

"Santai aja, Pak. Cuma roti doang sih gampang. Yaudah, Raga masuk dulu ya."

"Iya, semoga belajarnya lancar."

"Amin."

Tak ada yang bisa mengukur kebaikan setiap orang. Jangan selalu menilai hanya ketika kita melihat sisi buruknya, lihatlah dari sisi baiknya. Itulah yang selalu menjadi pedoman Raga. Raga memasuki kelasnya yang masih sepi. Sebenarnya, niat awal ia berangkat pagi, ia ingin bertemu dengan Keno, membahas sesuatu hal yang tak kunjung selesai dari dulu hingga sekarang. Raga yang awalnya tidak ingin mempermasalahkan lagi, menjadi geram sendiri karena Keno yang selalu mencari masalah. Mungkin dengan bicara baik-baik bisa menemukan solusi untuk memecahkan masalah. Raga memutuskan untuk keruangan OSIS. Kandang Ketos adalah ruangan OSIS. Benar sekali dugaan Raga, buktinya sekarang Keno sedang berdiri didepan ruang OSIS.

"Wih, ada apa gerangan, sampai seorang Raga datang ke ruang OSIS." Ucap Keno sambil memandang Raga sinis.

"Gue mau ngomong sama lo. Berdua." Keno menaikkan sebelah alisnya karena penasaran, kira-kira topik apa yang akan mereka bicarakan.

"Bams, peralatan yang itu nanti dibawa kedalem ya. Gue mau izin dulu, ada urusan yang harus urus."

"Siap, Ken."

Keno berjalan mendahului Raga. Raga hanya berdecak kesal melihat sikap Keno yang sok berkuasa, namun sekuat mungkin ia menahan untuk tidak meledak-ledak. Bagaimana pun juga, ia sudah memiliki niatan untuk berbicara secara baik-baik. Keno dan Raga berjalan menuju taman di belakang sekolah.

"So, masalah apa yang mau lo bahas kali ini?."

"Sampe kapan lo mau nikung gue terus? Ngga capek?."

"Ngga. Sampe lo ngerasain, kalo lo ngga berhak memiliki orang yang lo cinta."

"Ken, gue udah minta maaf soal masa lalu."

"Minta maaf aja ngga cukup, brengsek. Lo pikir, dengan lo minta maaf, maka dia bakal hidup lagi?. Bahkan, sampai saat ini, ngga ada yang bisa bikin hati gue bergetar, kecuali dia."

"Itu bukan sepenuhnya salah gue."

"Gue ngga perduli. Yang jelas, menurut gue, lo yang bikin dia memilih untuk menghilang dari bumi ini selamanya."

My Popular Husband [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang