Pembaca baru ragadera, mana suaranya?
Udah siap spam komen dan vote kan?
Happy reading<3
***
Raga sedang menunggu Dera di gerbang sekolah. Karena tadi ia berangkat pagi, motornya ada dibarisan depan, otomatis Raga harus menunggu motor yang dibelakang pergi dulu, makanya dia lama mengambil motornya. Tak terasa, sudah 15 menit Raga menunggu digerbang, namun Dera tak kunjung keluar. Raga sudah muak dengan para perempuan yang sedari tadi menghampirinya, karena mereka pikir Raga menunggu dirinya.
"Emang ya, kadang cewe terlalu ke-pede-an," gumam Raga.
Tiba-tiba ada seorang cewe yang menghampirinya, sepertinya dia habis berlari, terbukti dari nafasnya yang masih tersenggal-senggal. "Kenapa? Lo mau nanyain, Raga, lo pasti nungguin gue ya? Udah deh, ngga usah kepedean lo."
"suudzon aja, lo jadi orang. Gue cuma mau nitip bukunya Dera, tadi pas dijalan, gue ngga sengaja liat lo berangkat sama Dera. Makanya gue mau nitip. Soalnya, tadi pas gue mau ngasih ke Dera, dia udah buru-buru pergi," jelas siswi itu. "Pergi?"
"Iya, sama Vina."
"Kemana?"
"Tadi sih, sebelum masuk, gue denger mereka kayak nyebut-nyebut Taman Anggrek, gitu."
"Yaudah, thanks ya."
Baru saja Raga ingin melajukan motornya, sebuah motor sport lain berhenti di sampingnya. Raga sudah tau jika itu motor Ezra, dan dia juga bisa menebak jika Ezra akan menanyakan soal Vina.
"Ga, liat Vina ngga? Cewe yang waktu itu gue boncengin, tadi pas gua ke kelasnya, kata temennya dia udah pergi sama Dera. Lo kenal Dera kan? Waktu itu gue pernah liat lo ke kelas nyamperin dia."
"Gue juga dikasih tau temennya, kalo mereka ke Taman Anggrek. Tapi, tumben lo ngomong panjang lebar, seolah lo lagi khawatir. Udah mulai jatuh Cinta lo?"
"Mungkin. Lo sendiri, ada hubungan apa antara lo sama Dera?"
"Nanti gue ceritain, sekarang kita cari mereka dulu. Perasaan gue ngga enak."
Raga menurunkan kaca helm nya, dan langsung melajukan motornya menuju Taman Anggrek. Ezra juga langsung menancapkan gasnya, mengikuti Raga. Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka berdua sampai di Taman Anggrek, mereka langsung memarkirkan motornya, dan masuk ketaman.
Raga menyuruh Ezra untuk mencar, agar lebih cepat ketemu. Namun, sudah tiga puluh menit, mereka mengitari taman, Dera dan Vina tak kunjung ketemu. Raga pun mulai panik sekaligus khawatir. Dia memutuskan untuk duduk di sebuah kursi, menunggu Ezra sambil berusaha menghilangkan kepanikannya, agar ia bisa berpikir kemana kira-kira Dera pergi. Raga pun langsung memutuskan untuk menelepon bundanya Dera.
"Halo, bun."
"Iya, Raga. Ada apa ya?"
"Ini bun, Raga mau tanya. Dera ada dirumah bunda ngga?"
"Ngga, ada. Emangnya Dera belom pulang."
"Eh, Raga lupa, bun. Tadi Dera pamit mau kerja kelompok," ucap Raga sambil sedikit memaksakan tawa.
"Yaudah, makasih ya, bun." Raga langsung mematikan teleponnya.
Terpaksa ia harus berbohong kepada bunda. Raga tidak mau jika bunda ikutan khawatir. Tadi Raga juga sempat mengirimi pesan ke mamanya, menanyai keberadaan Dera. Namun, mama juga menjawab jika Dera belum ada dirumah. Apa yang harus Raga katakan nanti, saat pulang. Ezra datang menghampiri Raga dengan nafas yang tersenggal-senggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Husband [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteDILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA INI YA. KALO YG CAKEP..... YA TETEP GA BOLEH ANJIR! FOLLOW DULU SEBELUM BACA:) Warning! : 1. banyak typo bertebaran dan akan segera dilakukan revisi 2. Part ini kebanyakan konflik yang cuma akan menguras emosi pe...