RAGADERA 34

210K 10.3K 2.9K
                                    

Bahagia ; Ketika aku dan kamu benar-benar menjadi kita

💍💐💍

Suara pintu apartemen terbuka, membuat Raga langsung memasang ekpresi dinginnya, ekspresi yang belum pernah ia tunjukkan pada siapa pun. Raga melihat dengan ekor matanya, Dera sedang melepas flat shoes nya. Dera berjalan sambil berusaha mengacuhkan Raga, namun langkahnya terhenti ketika mendengar pertanyaan dari Raga. Pertanyaan dengan nada dingin dan penuh penekanan.

"Dari mana?"

"Dari rumah Vina." Saat Dera kembali akan melangkahkan kakinya, tangannya langsung dicekal oleh Raga.

"Sejak kapan rumah Vina pindah jadi di kafe!?"

"Lo! lo ngikutin gue? Kenapa sih lo-"

"Gue kenapa? Kenapa lo berhenti ngomong? Ayo lanjutin, gue kenapa?" Dera tak bisa melanjutkan kata-katanya karena melihat tatapan Raga yang mengintimidasi.

"Gue kurang apa, Der? Gue tau kalo gue itu emang cowo yang brengsek, tapi gue mau berubah, dan itu semua gue lakuin cuma demi lo. Gue-"

"Cukup, Ga! Gue capek, mau istirahat." Dera melepaskan cekalan Raga ditangannya

"Gue beneran cinta sama lo."

"Dan lo bilang kalimat itu untuk semua cewe."

"Der, sumpah Demi Tuhan, gue cinta sama lo. Harus pake cara apa lagi buat buktiin cinta gue ke lo?"

"Lo ngga perlu buktiin apapun. Karena, kita cuma dua hati yang berbeda perasaan, lalu disatukan oleh Tuhan."

"Sekarang gue tanya sama lo, kenapa Tuhan mempersatukan kita? Itu karena Tuhan mau kita punya perasaan yang sama."

"Udah stop, Ga. Lo ngga akan pernah tau apa yang gue rasain."

"GUE NGGA TAU APA YANG LO RASAIN, KARENA LO NGGA PERNAH BILANG. LO NGGA PERNAH MAU BERBAGI TENTANG APA YANG LO RASAIN." ucap Raga dengan nafas yang memburu, dia sudah naik pitam.

"DAN KENAPA GUE HARUS CERITA SAMA LO, SEDANGKAN LO NGGA AKAN PERNAH PERDULI."

"Der, please, sekali ini aja, biarin gue memperbaiki hubungan kita. Meskipun lo ngga ngijinin, gue bakal terus buktiin cinta gue ke lo, sampai hati gue bilang 'udah, cukup sampai disini.' dan ketika gue bilang itu, tandanya gue udah bener-bener lelah dan menyerah." badan Raga meluruh ke lantai, semua tenaganya meluap bersama amarahnya. Raga sudah tak mampu menopang badannya untuk tetap berdiri. Sedangkan Dera, ia hanya diam di tempat sambil memperhatikan Raga.

'Gue terpaksa ngelakuin ini, karena gue ngga mau sakit hati setelah kita mengakui jika kita sama-sama saling mencintai. Itu akan lebih menyakitkan' batin Dera. Raga mendongak ke arah Dera sambil kembali berdiri.

"Lo! Orang paling egois yang pernah gue kenal. Gue tau hati lo itu bilang kalo lo juga cinta, tapi semua terpendam sama rasa egois, gengsi, dan rasa bersalah lo yang ngga ada ujungnya." Raga tertawa miris, sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"Gue emang cowo paling bego yang merjuangin cewe egois kayak lo." Raga sudah tidak perduli jika kalimatnya akan menyakiti Dera, dia langsung mengambil langkah lebar untuk segera keluar dari apartemennya. Mungkin, malam ini Raga akan menginap di rumah Tito, yang kebetulan orang tua Tito sedang tidak ada dirumah.

Setelah sampai dirumah Tito, Raga langsung nyelonong masuk kedalam kamar Tito. Itu sudah menjadi kebiasaan Raga jika kerumah Tito. Karena, hanya Tito dan Ezra yang bisa dijadikan tempat curhat paling enak. Tito sedang memakan camilannya sambil bersandar di kepala ranjang.

My Popular Husband [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang