RAGADERA 25

227K 10.7K 820
                                    

Masa lalu ; kejadian yang tak perlu disesali, meskipun menyakitkan - Keno Karelio

💍💐💍

Dera mengeluarkan buku dari tasnya, mengganti jadwal untuk pelajaran hari ini. Semalam, ia terlalu lelah hingga melupakan rutinitas saat malam. Karena biasanya, Dera akan belajar untuk pelajaran esoknya, mengerjakan pr, lalu menyiapkan atribut dan seragam untuk dipakai, agar saat pagi ia tidak buru-buru. Setelah semuanya beres, Dera menuju keruang makan. Dera melihat Raga yang baru selesai memakan roti.

"Hari ini, lo berangkat sendiri."

"Iya. Lo mau mampir kemana?" Tanya Dera.

"Gue mau jemput Arvi." Dera hanya menganggukkan kepalanya, berusaha menutupi rasa sakit dihatinya. Harusnya Dera tak perlu menanyakan alasannya. Karena nyatanya, diam adalah cara terbaik untuk tidak mengundang luka datang. Tanpa sepatah kata, Raga keluar dari apartemen, meninggalkan Dera yang masih menyantap sarapannya, dan kali ini ia terpaksa mengikuti Raga, dengan sarapan menggunakan roti. Dalam pikiran Dera, terlintas jika pagi ini sifat Raga lebih cuek. Namun, Dera tak ingin ambil pusing. Dera memutuskan untuk berangkat ke sekolah.

Saat sudah sampai disekolah, Dera langsung pergi ke taman belakang sekolah. Dera ingat jika Keno mengajak dirinya bertemu karena ada hal yang ingin dia sampaikan. Bukannya Dera ke geeran, tapi semoga saja Keno tidak berniat untuk menyatakan perasaanya kepadanya. Karena, jika itu benar, Dera tidak tau akan menjawab apa, ia tak tega menolak Keno, namun ia juga tak bisa memaksa dirinya untuk menerima Keno, karena apapun pilihannya, pada akhirnya Keno yang akan tersakiti.

"Pagi, Der." Ucap Keno sambil tersenyum. Entah kenapa, Dera merasa jika senyum itu memiliki makna lain.

"Kenapa lo ngajak gue ketemuan?"

"Gue mau ngomong sesuatu. Lo udah baca surat yang gue kasih kemaren?"

"Astaga, gue lupa Ken." Ucap Dera sambil menepuk pelan dahinya.

"Yaudah, ngga apa-apa. Lo bisa baca kapan pun lo mau. Yang jelas, sekarang gue mau ngomong sesuatu."

"Lo tau, gue ngga pernah ngerasa bener-bener hidup selama ini. Orang-orang yang gue sayang, pergi ninggalin gue satu persatu. Sampai rasanya gue juga pengen ikut pergi. Pergi sejauh mungkin sampai ngga ada orang yang bisa menemukan. Pergi ketempat dimana cuma ada gue dan halusinasi gue. Tapi, ada satu hal yang bikin gue masih bisa bertahan sampai detik ini."

"Hal apa?"

"Pesan terakhir dari orang yang gue cinta."

"Nyokap lo?"

"Bukan. Bahkan nyokap gue sendiri ngga bisa kasih pesan terakhir. Nyokap gue meninggal karena kecelakaan. Orang itu adalah Siska. Perempuan yang selalu bisa mengisi kebahagiaan dihidup gue dan Raga."

Deg. Tiba-tiba, rasa sakit memasuki permukaan hati Dera. Bagaikan racun yang dengan perlahan masuk lebih dalam ke hati Dera. Kenapa semua hal yang menyakitkan harus berhubungan dengan Raga?. Tak bisakah Raga memberikan sebuah kebahagiaan, meskipun itu hanya sedikit. Tiba-tiba semua rasa sakit yang pernah Raga torehkan berputar dikepalanya layaknya film lampau, namun sebisa mungkin Dera menahannya. Setidaknya ia bisa tau alasan Raga dan Keno bertengkar, jika dulu mereka pernah dekat.

"Tapi, kenapa lo sama Raga seolah kayak orang musuhan."

"Itu cara gue buat ngelakuin pesan terakhir Siska."

"Emang pesan Siska ke Lo apaan sih?, musuhin Raga?"

"Bukan. Bahkan di detik-detik terakhir Siska hidup, dia masih mentingin kebahagiaan Raga."

My Popular Husband [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang