Kenangan ; kepingan masa lalu yang terjebak didalam hati dan pikiran.
💍💐💍
Dera dan Raga sudah kembali ke apartemennya. Dera berdiri di balkon sambil memandang langit yang gelap, ditemani cahaya rembulan. Hembusan angin menerpa wajah Dera, membuat rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Angin malam ini benar-benar terasa dingin hingga masuk melalui pori-pori dan membuat tulangnya ngilu. Tiba-tiba, sebuah jaket tersampir di bahu Dera. Dera makin merapatkan jaketny, ia sudah tau siapa pelakunya.
"Tadi, Yaza nyariin lo. Dia telepon gue, nanyain kak Dera mana, kemaren aku main dirumah nenek, jadi ngga bisa ketemu kak Dera. Terus gue bilang kalo lo lagi istirahat karena kecapekan. Kayaknya dia kangen sama lo. Gue yang abangnya sendiri malah di diemin sama dia." ucap Raga.
"Mungkin dia bosen liat lo." ucap Dera sambil tersenyum dan membuat Raga terkekeh kecil.
"Gimana, lo udah baikan setelah kemarin ketemu sama mama?"
"Tadi pagi sih iya, cuma sekarang memburuk lagi karena di sekolah tadi."
"Plis Der, gue mohon lupain semuanya. Ikhlasin Keno. Anggep aja lo ngga pernah ngelakuin apa pun, karena emang lo ngelakuin apa-apa."
"Ngomong doang sih gampang. Tapi buat ngelakuinnya, gue ngga yakin kalo bisa."
"MAU SAMPE KAPAN!? SAMPE KAPAN LO TERJEBAK DI RASA BERSALAH, YANG BAHKAN LO SENDIRI NGGA SALAH APA-APA." teriak Raga yang sudah mulai frustasi.
"LO NGGA PERNAH NGERASAIN, RASA BERSALAH ATAS ORANG YANG UDAH MENINGGAL."
"Lo salah. Bahkan, gue yang ngerasain rasa itu duluan."
"Siska?"
"Tau dari mana lo, soal Siska."
"Dari beberapa hal yang Keno ceritain ke gue, gue ambil kesimpulan kalo itu Siska."
"Apa aja yang Keno ceritain soal Siska?"
"Ngga banyak. Tapi, seenggaknya gue tau kalo Siska cinta sama lo, dan Keno cinta sama Siska."
"Gue akan jelasin semuanya, Der."
"Gue belom siap denger penjelasan apapun dari lo. Gue ngga mau semakin hancur kalo dengerin semua penjelasan lo."
Setelah mengucapkan itu, Dera langsung masuk kedalam kamarnya. Dera merebahkan dirinya diatas kasur, lalu mulai memejamkan matanya. Berharap esok menjadi hari yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain, Raga masih berada di balkon. Menikmati semilir angin malam. Dingin, layaknya sifat Dera. Entah kapan hubungan keduanya bisa membaik, pikir Raga.
Raga melihat jam yang berada di dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Akhirnya, Raga memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan beristirahat. Awalnya, Raga ingin masuk ke kamar Dera, namun ia mengurungkan niatnya. Mungkin jika Raga masuk kesana, besok pagi suasananya akan lebih memburuk. Jadi, Raga memilih untuk memberikan Dera waktu sendirian.
💍💐💍
Pagi ini matahari sudah menampakkan cahaya yang menyilaukan. Untuk pertama kalinya selama tiga tahun sekolah, seorang Adera Marveluna datang terlambat ke sekolah. Sekarang, Dera sedang menjalankan hukuman dari guru piket, yaitu keliling lapangan sebanyak tiga kali, lalu hormat didepan bendera sampai jam istirahat tiba. Kalau saja Dera menyetujui untuk berangkat bersama Raga, mungkin sekarang ia sudah merasakan ramainya suasana kelas. Setelah lari mengelilingi lapangan, Dera berjalan kedepan tiang bendera untuk melaksanakan hukuman keduanya. Tiba-tiba, sebuah botol minum ditempelkan di pipi Dera, yang membuat ia tersentak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Husband [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilDILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA INI YA. KALO YG CAKEP..... YA TETEP GA BOLEH ANJIR! FOLLOW DULU SEBELUM BACA:) Warning! : 1. banyak typo bertebaran dan akan segera dilakukan revisi 2. Part ini kebanyakan konflik yang cuma akan menguras emosi pe...