Menyanyi : Mengucapkan sebuah kalimat dengan nada dan melodi yang indah untuk mewakili sebuah perasaan
💍💐💍
Pagi ini, Dera sudah disibukkan dengan memasak di dapur. Sedangkan di ruangan yang berbeda, Raga baru saja bangun dari tidurnya. Raga terbangun karena hidungnya tak sengaja mencium harumnya aroma masakan yang sangat menyengat. Semalam, Raga tidur dengan sangat nyenyak. Raga pun memilih menyibakkan selimutnya, lalu turun dari kasurnya. Matanya meneliti ke arah dapur, lalu mengamati Dera yang sedang menggoreng sambil memasukkan beberapa bumbu masakan.
"Selamat pagi. Perlu bantuan ngga?"
"Ngga usah. Udah mau seles- aw."
"Lo kenapa, Der?"
"Kecipratan minyak."
"Udah, biar gue aja yang goreng, lo nyiapin yang lain aja. Lo tunggu dulu, gue mau keatas sebentar."
Tak lama, Raga kembali lagi ke dapur. Saat melihat penampilan Raga, tawa Dera langsung meledak detik itu juga. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, Raga menggunakan boxer, baju pendek yang sebelumnya ia pakai sudah di ganti dengan baju lengan panjang, ditambah lagi aksesoris helm di kepalanya, lalu tak lupa sepasang sapu tangan yang membalut tangannya.
"Aduh, Ga, perut gue sakit. Gue ngga bisa berhenti ketawa."
"Ketawa aja terus!"
"Lagian lo ngapain sih? Emang lo mau balapan dimana, segala pake begituan." ucap Dera yang masih sambil tertawa.
"Gue kan anaknya safety banget. Gue kayak gini, biar ngga kena cipratan minyak. Mending, sekarang lo minggir, biar gue yang lanjutin goreng ayamnya."
Dera hanya mengangguk, lalu memilih untuk menyiapkan piring dimeja makan. Akhirnya, Raga dengan acara menggorengnya. Pagi ini benar-benar terasa mimpi bagi Raga. Melihat Dera yang tak menghentikan tawanya, membuat Raga ikut tersenyum kecil. Dera berlipat-lipat kali terlihat lebih cantik saat tertawa, dan Raga berjanji pada dirinya sendiri, untuk bisa selalu membuat Dera tertawa bahagia. Sudah cukup, selama ini Dera menderita, karena ini waktunya untuk Dera bahagia. Ditengah-tengah kegiatan sarapan mereka, tiba-tiba bel apartemen berbunyi menandakan jika ada tamu. Raga melangkahkan kakinya menuju pintu, lalu membukanya secara perlahan. Ternyata, tamunya adalah Ezra dan Vina, dan sepertinya mereka baru pulang dari lari pagi, dilihat dari pakaian yang mereka kenakan.
"Ngapain lo berdua kesini? Tumben banget."
"Mau numpang makan." ucap Ezra asal sambil terkekeh kecil.
"Bisa pas banget lagi, gua abis masak."
"Dih, bocah kayak lo masak, bullshit banget."
"Sialan lo! Gini-gini, gue jago masak. Eh, songong banget lo berdua, main nyelonong masuk aja, yang tuan rumah di tinggalin." cibir Raga kesal, pasalnya Ezra sudah menarik tangan Vina untuk masuk ke dalam, padahal Raga belum mengijinkannya. Bahkan, saat ini mereka berdua sudah duduk di meja makan.
"Bentar ya, gue ambilin piring lagi."
"Ngga usah, Der. Mereka bisa kali, ambil piring sendiri."
"Ga, lo pernah denger ngga kata-kata, tamu adalah raja. Jadi, lo harus melayani tamu dengan baik." ucap Vina.
"Iya, tapi kalo tamunya modelan kayak kalian, haram hukumnya di layani dengan baik."
"Kenapa sih, masih pagi udah ribut aja. Tuh, mending makan sekarang, keburu dingin makanannya."
Mereka berempat memakan sarapannya dengan lahap. Tak ada perbincangan, sebelum akhirnya Ezra yang membuka suara.
"Der, gue punya ide soal kafe lo. Gimana kalo setiap weekend, kita adain band?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Popular Husband [SUDAH TERBIT]
Teen FictionDILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA INI YA. KALO YG CAKEP..... YA TETEP GA BOLEH ANJIR! FOLLOW DULU SEBELUM BACA:) Warning! : 1. banyak typo bertebaran dan akan segera dilakukan revisi 2. Part ini kebanyakan konflik yang cuma akan menguras emosi pe...