(13) : kesedihan Nami

75 17 0
                                    

Dengan mengeluarkan air hujan yang menggantung di mata yang mendung dan oleh hati yang berkabung, percayalah! Dapat mengurangi jeritan sesak yang tertahan di dada.

***

Tak dapat Nami pungkiri. Rasa sakit sungguh kentara ia cicipi. Belum lagi sedih yang teramat mendalam.

Tak bisa lagi duka yang Nami rasakan memberi reaksi tetesan air mata.

Nami berbaring gelisah di kasurnya.

Miring kiri salah. Miring kanan salah. Telentang salah. Tengkurap salah. Serbasalah. Nami merasakan ke sesakan.

Kapan ini kan berakhir?!

"Nami!!! Yaallah nak.." Mama Nami tiba tiba datang membuka pintu kamar Nami dan memeluk gadisnya.

"Kamu kenapa? Oma bilang abis nerima telfon kamu nangis langsung lari ke kamar. Ada apa sayang? Oma katanya udah nanya dan ga kamu jawab. Oma sedih. Sekrang mama yang tanya. Ada apa?" Nami tak menjawab. Ia malah memeluk mamanya dan mengeluarkan isakan tanpa air mata.

Ia peluk mamanya erat erat. Oma yang melihat di depan pintu pun tersenyum. Lalu beliau masuk dan ikut memeluk Nami.

Hangat.

"Kamu masih belum bisa cerita ya uni?" Oma berkata pelan sambil mengusab bahu Nami.

Nami menggeleng dan masih terus terisak. Yaa mungkin Nami harus memiliki waktu untuk menenangkan diri dan fikiran dulu.

"Cowok kamu minta putus ya mi?" Oma bertanya di sela sela usapan bahunya.

"OMAA!" Nami dan mama Nami berteriak manja lalu diiringi tawa. Oma juga tertawa. Kadang oma pun heran kenapa pikirannya tentang cowok cowok di sekolah Nami?

"Kamu ga boleh pacaran ya uni! Kalau mau pacaran abis nikah baru oma kasih restu." Oma kembali bicara.

"OMAA!"

Oma terkekeh lagi. Sepertinya suasana hati Nami mulai membaik. Ia sudah bisa tertawa menanggapi usilan sang oma.

"Kita makan malam dulu yuk."

"Duluan aja Oma sama mama. Nami nanti nyusul." Ucap Nami.

Oma melirik mama Nami. Mama Nami mengangguk kepada oma.

"Oke cepat ya sayang."

Nami mengangguk.

"Ada yang nunggu di bawah. Jadi, jangan ngebuat dia makin nunggu lama ya. Ingat nunggu itu ga enak Nami." Ujar oma.

Tunggu tunggu!

Kenapa oma jadi bucin sekarang?!

"Siapa oma?"

***

Heheh terimakasih sudah membacaaaa!!
Maaf lagi ga mood bikin yang panjang.
Tungguin aku update teruss yaaayy😍
Kritik dan saran sangat di butuhkan. Tinggalin jejak juga ya kakak kakak semua.

Dichapter berikutnyaa.. Nami bakal ngasi tau kenapa dia sampai nangis. Dan.. siapa orang yang telah menunggu Nami itu?

Hehehe tunggu besok yaaaa!!!

See ya😘

Salam manis tecamut
Amikanda

Nami✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang