(20) : Telfon Itu "A"

78 16 0
                                    

Berpikir positif lah agar dirimu tak rasakan lelah.

_______


Telfon Itu
Part 1

______

Thomas: mi.. maaf baru bales.
Thomas: hmm mi.. gue telfon ya?

Sekitar pukul 18.00 WIB pesan yang Nami kirim pada Thomas tadi akhirnya di balas. Nami menatap layar handphonenya dengan riang.

Eh tapi, kenapa Thomas ga jawab pertanyaan dia ya? Dan malah minta telfon? Ah mungkin Thomas kangen dan maunya kasih kabar tentang Lara nya di telfon aja biar asik.

Namai tersenyum. Tanpa ragu dengan cepat ia balas pesan singkat dari Thomas tersebut dengan menekan tombol telfon.

Berdering..

"Assalamualaikum mi." Akhirnya telfon Nami di angkat. Orang di sebrang sana sudah mengucap salam terlebih dahulu. Nami kalah cepat.

"Waalaikumsallam Thom."

"Gimana kabar si Lara?" Tanya Nami dengan nada riang.

Karna ia sungguh berharap mendapat jawaban yang mampu menyenangkan hati.

"Yaelah! Kabar aku ga di tanyain ni Mi?" Thomas mengeluh. Nami tertawa. Dasar anak di buk Epia!

"Hahaha yaudah.. gimana kabar kamu Thomassskuu?" Nami menjawab dengan tertawa. Orang di ujung sana juga tertawa.

"Baikkk dunggg." Jawabnya berbahagia.

"Alhamdulillahh kalo gituu! Btw kabar Lara gimana??" Tanya Nami dengan antusias. Sudah lama ia tak berbincang dengan Lara.

Sejak Lara kecelakaan, ia belum mampu berbicara dengan orang lain.

Bukan karna ia bisu. Tapi, karna mentalnya yang belum kuat. Ia masih tidak ingin berkomunikasi karna merasa terpuruk banget. Nami berharap di telfon kali ini ia mendapat kabar yang bahagia.

Misalnya.. 'omg mi!!! Lara mau ngomong ama lu!" Atau, 'alhamdulillah mi! Mata Lara udah baikan.'.

Ya, seperti itulah kira kira kabar yang Nami harapkan ia dengar.

Namun setelah beberapa menit, belum ada jawaban diujung sana.

Senyap menemani Nami kali ini.

"Thom?" Ucap Nami.

Tetap hening.

"Thomas kamu masi di sana kan?" Ucap Nami sekali lagi memastikan.

Bukan jawaban berupa rangkaian kata yang ia terima. Melainkan hembusan napas kasar. Hembusan napas yang seolah lelah. Seolah putus asa.

"Kenapa Thom?" Tanya Nami sekali lagi.

Kini ia mulai cemas. Sederet pikiran negatif melintas dikepalanya. Membuat oksigen seakan tiada. Pengap. Sesak.

'Apa jangan jangan.. no!!! Jangan negatif Nami!' Nami bertengkar dengan semua kata hatinya. Ia tak ingin ada berita yang buruk! Tidak!

"Mi.. kalau aku cerita. Please. Jangan nangis."

Deg.

***

Terimakasih sudah membaca:)
Kritik dan saran sgt d butuhkan!
Tinggalkan jejak ya:)

Nami✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang