"Lagian rindu juga bisa mempererat persahabatan kita."
"Hai gaisss ada yang mau reques lagu ga?" Nami menyapa para pengunjung cafe setelah ia selesai menyanyikan lagu 'siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?'
"Atau ada yang mau nyanyi?" Tanya Nami lagi. Seorang cowok di bagian meja belakang mengangkat tangan.
"Ya? Cowok yang angkat tangan, mau nyanyi atau reques?" Sapa Nami ramah.
"Reques! Nyanyiin lagu ciptaan kalian buat gue!" Setelah mengatakan itu sambil berdiri, Nami akhirnya dapat melihat wajah pria itu. Thomas.
Dalam hati Nami bersorak 'akhirnya dia ga pergi pacaran mulu.'
***
"Hai Thom!" Sapa Rangga dan duduk disamping Thomas. Thomas membalas dengan lambaian tangan. Disusul Nami dan Lara yang tersenyum ramah.
"Raza mana?" Tanya Thomas.
"Panggilan alam." Jawab Nami dan menggeser kursi lalu duduk.
"Si Siska ga ikut?" Tanya Nami.
"Ah, kaya kaga tau dia aja lu Mi. Diakan paling males ketemu ama lo." Jawab Thomas dengan tawa, Nami ikut tertawa menghormati. Beberapa saat kemudia barulah Reza datang dengan tampang yang sudah tidak teraniaya lagi.
"Jadi, senin lu berangkat Mi?" Rangga menggeser bangkunya, merubah mimik wajahnya menjadi lebih serius.
"Iya. Kalian ikut nganterin ke bandara kan?" Ucap Nami dengan senyum yang jelas dipaksakan.
"Guee ikuttt insyaallah." Kata Lara dengan senyum. Dia lagi tidak mood untuk mengubah suasana saat ini dengan lawakannya yang garing.
"Gue sih yes aja." Sambung Reza. Nami bersorak dalam hati. Ternyata sahabatnya tidak seperti yang ia pikirkan. Memaksanya agar menunda keberangkatan. Nami melirik Thomas dan Rangga yang duduk dihadapannya. Mereka berdua serentak menganggukan kepala. Sembari tersenyum.
Namun, ada sesuatu yang terjadi di sana.
Keheningan tiba tiba. Nami tersenyum kecut.
"Aku bakal kangen kalian! Tampil di cafe serasa tampil di panggung besar. Cover lagu lagu bareng. Latihan bareng. Dua minggu serasa dua hari. Aku belom puas. Tapi, ya gimana lagi? Mimpi aku, papa aku, mama aku, oma aku, opa aku, brother terjelek aku bakal kesana. Gak mungkin aku nolak mereka dan berhenti ngejar mimpi aku." Ia diam sebentar tak ada yang memotong. Menunggu Nami melanjutkan kata katanya.
"Aku tau, sebagian dari mimpi ku yang lain ada disini. Tapi, belum saatnya aku fokus ke mimpiku yang ada disini. Ada mimpi yang hanya memiliki kesempatan satu kali. Aku memang selalu nomor satuin sahabat. Tapi, ikatan itu kalah kuat sama mimpi aku. Kalah kuat sama keluarga aku. Aku ga bisa pisah dari mereka. Semoga kalian ngerti. Dan aku ngucapin terimakasih banget karna kalian udah ga maksa aku untuk pindah. Aku bakal rindu. Aku ga mungkin sia siain kesempatan satu kali ini. Dan aku janji bakal kembali. Menetap. Setelah mimpiku tercapai." Nami menundukan kepalanya. Takut air matanya tak tahan. Keputusannya bulat. Tak akan pindah sebelum ia selesaikan mimpinya. Tapi, ia juga berat untuk meninggalkan sahabat sahabatnya ini.
"It's ok girl! Be happy ok?! Kita bakal terus dukung keputusan kamu. Dan kita juga bakal kangen kamu." Ucap Lara sambil mengelus punggung Nami.
"I'm sorry! Aku ga suka situasi kaya beginian! angkat jus kalian! Kita alirkan sensasi manis pada tenggorokan kita menyambut sebuah perpisahan yang kelak akan menjadi pertemuann termanis! Cirss gaes!" Reza mengangkat gelasnya tinggi, Nami yang tadi akan mengeluarkan air mata jadi tertawa lagi. Semua mengangkat gelas berisikan jus masing masing dan menyatukannya dan mendeguknya secara bersamaan.
"Ah! Lagian rindu juga bisa mempererat persahabatan kita." Ucap Thomas dan tersenyum menatap Nami serta yang lain. Yang lain tersenyum memperlihatkan tampang bahwa mereka setuju.
"The last konsert" kata Nami setelah menelan aliran air yang masuk dari mulutnya.
"And, kita bakal buat ini berkesan."
***
Hai:) makasih udah baca.
Maaf kalau typo:)
Follow IG amandaanami sama amikanda26
Salam tecamut-amikanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Nami✔
Teen FictionInti cerita ini adalah tentang Nami. Tentang perjalanan menemukan jati diri. Tentang melody menemukan impian hati. Nami si gadis baik hati, egois, labil, dan penyayang. Bersama sahabatnya akan menyajikan sebuah pertunjukan hebat yang diciptakan seme...
