.04.

83 7 2
                                    

    "Nadya bawa piring kotornya kedapur ya ma!"ucap Nadya yang diangguki linda.saat melewati pintu Nadya berpapasan dengan Rian yang menatapnya dengan tatapan datar namun Nadya tidak menghiraukannya ia hanya berjalan terus menuju dapur.saat kembali ke kamar Linda Nadya sedikit terkejut melihat Rian yang duduk di sebelah Linda,Nadya melihatnya merasa aneh mereka terlihat begitu akrab.

"Eh Nadya?! Sini!" Ajak Linda
     Nadya berjalan mendekati Linda sambil menatap Rian dengan penuh peringatan.

"Nadya,kenalin ini Rian anak mama"ucap Linda seolah mengetahui maksud dari wajah Nadya.

"Hah anak!!...."

"Eh maksud Nadya mama punya anak?" Nadya terkejut ia menatap Linda dan Rian secara bergantian.

"Iya ini anak mama" seketika pundak Nadya menurun,rasanya ingin sekali ia menghilang dari situasi itu,orang yang ia kira supir Linda ternyata adalah anak dari orang yang ia anggap mama.

"Eh mama belum minum obat kan?mama minumnya!"titah nadya menghilangkan kegugupan.rian tidak heran melihat kedekatan Nadya dan mamanya karena Linda sudah menceritakan tentang Nadya kepada Rian.

Malam telah tiba,sudah enam jam lebih Nadya berada di dekat linda.tidak ada rasa canggung sedikit pun antar keduanya asalkan Rian tidak disini fikir nadya.seharian penuh ia berusaha keras agar tidak bertemu dengan pria itu.rasanya sangat malu

"Ma udah malem,Nadya pulang dulu ya"

"Kamu nginap aja nak"

"Lain kali aja ma Nadya nginap,nanti kita kuality time lagi"

"Yasudah kamu pulang bareng Rian ya enggak baik perempuan pulang sendiri"

"E-eh enggak ma nggak usah beneran nanti aku telfon bang Rey biar jemput" Nadya panik saat Linda terus memanggil rian.ayolah mati Matian ia menghindar tapi Linda sengaja mempertemukan mereka.

"Kenapa ma?" Nadya menegang,suara itu terdengar tepat dibelakangnya.

"Kamu anterin Nadya pulang ya, enggak baik kalo dia pulang sendiri diluar kan banyak orang jahat"

"Tapi ma beneran aku telfon bang Rey aja,pak Rian pasti juga capek yakan?" Nadya menoleh meminta jawaban dari Rian.tapi sungguh diluar ekspektasi.

"Yaudah ma, assalamualaikum" Rian mencium punggung tangan Linda lalu berlalu meninggalkan Nadya.
Didalam mobil hanya dihiasi oleh keheningan Nadya bahkan enggan melirik Rian dan pria itu tetap fokus pada jalanan.

"Emmm pak,saya minta maaf ya soal tadi" ucap Nadya basa basi. Lagi lagi hanya ada suara  jangkrik yang terdengar. "Saya beneran enggak tau soal bapak"

"Saya bukan bapak kamu"

Nih orang jarang ngomong tapi sekali nyaut langsung pedes kayak cabe.astagfirullah nadya.

"Emang saya bilang gitu?" Tanya Nadya polos.

"Jangan panggil saya bapak,saya bukan bapak kamu"Nadya tercengang.

"Oh jadi karena itu,Ya terus saya panggil apa dong? kakak?"

"Saya bukan kakak kamu"

"Ck terus bapak maunya apa?" Nadya mulai kesal.

"Mas,panggil saya mas"

"Hah?serius? Enggak ah risih" tolaknya" ini kok malah bahas nama panggilan sih.bapak dengar kan saya udah minta maaf di jawab kek"

Cit

Mobil tiba tiba berhenti membuat Nadya hampir saja terbentur bagian dashboard mobil jika saja ia tidak memakai sebum pengaman.

Aku-kamu,Bukan Kita [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang