Dua hari setelah kedatangan fanesha di rumah Sakit Linda sudah di perbolehkan pulang dan dirawat di rumah.namun ia harus menggunakan kursi roda untuk sementara waktu sampai ia benar benar pulih.
Rian, Nadya,dan Linda kini sedang menikmati makan malam bersama.oh iya sekarang Linda sudah bisa makan sendiri walaupun sedikit kesusahan.ia juga sudah bisa berbicara sedikit namun masih kurang jelas.
"Mas gimana sama perusahaan kamu?." tanya Nadya di selah sela makan.
"Udah mulai membaik, fanesha kasih aku pinjaman uang buat nutupin sebagian kerugian"
"Fanesha?mantan kamu kan?" Rian mengangguk.
"Dia ternyata baik ya sampai mau nutupin uang perusahaan"ucap Nadya tulus.ia juga merasa sedikit bersalah karena sempat berpikir yang tidak tidak saat pertama kali bertemu.
"Kayaknya dia udah bener- berubah.kafe kamu gimana,kayaknya kamu udah jarang ke sana?"
"Kefe Alhamdulillah baik semua tanggung jawab aku percayakan sama Novi sahabat aku.sekarang mau fokus aja dulu buat kesehatan mama"
.
.
.
Linda kini tengah berjemur di taman depan rumah.rian baru saja berangkat ke kantor sedangkan Nadya baru saja masuk untuk mengambilkan Linda susu.
saat sedang menikmati semilir angin Linda di kagetkan dengan kedatangan fanesha yang tiba tiba."Halo calon mama mertua"
"Kenm pa kamu hi sinhi?"
(Kenapa kamu di sini)
tanya Linda seolah tidak suka akan kehadiran fanesha.ia memang belum terlalu jelas berbicara tapi kata dokter itu tidak akan lama."Lo mau jengukin calon mama mertua dong apa lagi?"
"Pegi kmu dari humah haya. Menantu haya cumn Nadya bukan manuhia ular sepeti kamu"
(Pergi kamu dari rumah saya.menantu saya cuma Nadya bukan manusia ular sepeti kamu)
Mendengar ucapan Linda yang menohok membuat fanesha lelah berlama lama.ia lalu memegang rahang Linda agar melihat ke arah nya."Kita liat saja nanti.saya akan secepatnya menyingkirkan menantu kamu itu bagai mana pun caranya.camkan itu." Ancam fanesha lalu pergi dari sana.
"Ma ini susunya di minum dulu abis itu mama masuk istirahat."Linda lalu meminum susu buatan Nadya.
"Mama kenapa kok melamun?" Linda lalu tersenyum sambil mengusap rambut Nadya dengan penuh kasih sayang.
"Kahu jangan tinngalkn mamha ya"
(Kamu jangan tinggalkan mama ya)"Mama kok bilang gitu.aku di sini kok nggak bakal kemana mana.mama jangan sedih" ucap Nadya lembut.
'mama sayang sama kamu nak' batin Linda.
Disisi lain....
Fanesha memasuki ruangan Rian lalu duduk d sofa.
"Rian aku mau bicara penting"
"Apa bilang aja"ucap Rian tanpa mengalihkan perhatian dari layar lebtop.
"Aku udah dengar kronologi mama kamu sampai keracunan itu."
"Kamu cari tau?"fanesha mengangguk.
"Iya.waktu itu dia pergi sama Nadya kan mereka makan di pinggir jalan.feeling aku mengarah ke Nadya"
Rian langsung menoleh melihat manik mata fanesha."Maksud kamu Nadya orang yang meracuni makanan mama?"fanesha hanya mengangguk yakin.
" Nggak mungkin lah Nadya itu istri aku di nggak mungkin kayak gitu"
"Nih kamu baca sendiri.aku nggak mau kamu sampai mengira aku cuma nuduh istri kamu tanpa bukti" fanesha lalu meletakkan sebuah map di hadapan Rian yang berisi bukti yg entah di dapat dari mana.
Rian membaca isi map tersebut lalu menutupnya."Gimana?" Tanya fanesha.
"Sha tolong kamu keluar saya lagi sibuk"
"Aku tau kamu shock.tapi emang itu yang aku dapat.aku harap kamu fikir itu baik baik.jangan sampai istri yang kamu sayangi sampai berbuat lebih jauh lagi terhadap mama kamu.aku pergi." Fanesha keluar dari ruangan menyisakan Rian yang menatap kosong map itu.
'rencana kedua berjalan mulus tinggal tunggu tanggal mainnya lalu Rian dan semua uangnya akan jadi milik aku'
" Mas kamu kenapa dari tadi ngelamun,di kantor ada masalah?"tanya Nadya khawatir.pasalnya sepulang dari kantor Rian tidak kunjung berbicara padanya ia cenderung melamun dan menghindar.
"Kamu tau siapa yang kamu racun ke makanan mama?"tanya Rian tanpa menatap Nadya,dan nadanya juga terkesan dingin.
"Enggak.kamu tau nggak mas.itu awalnya makanan aku tapi nggak tahu kenapa mama langsung pengen makan itu jadi kami tukaran deh,mama udah nyelamatin aku tau nggak harus nya kan yang sakit itu aku"ucap Nadya sendu.
'kalo memang Nadya pelakunya kenapa dia kasi racun di makanannya sendiri' batin rian.lalu setelah pembicaraan itu Rian memilih untuk tidur sambil menunggungi Nadya
'mas rian kenapa sih?' batin nadya.
Pagi ini Nadya merasa sangat berbeda pasalnya Rian pergi ke kantor tanpa sepatah kata pun atau bahkan mencium kening Nadya seperti biasa walau pun sempat mencium tangan Linda sebelum pergi.saat sarapan juga Rian tidak membuka suara.hal itu membuat Nadya bingung entah kesalahan apa yang sudah ia perbuat sehingga Rian marah kepadanya."Nak kamu sama Rian kenapa,kalian bertengkar?" Tanya linda.
"Nggak kok ma mas Rian mungkin lagi ada masalah di kantor makanya kayak gitu" ucap Nadya sambil tersenyum paksa.
"Kalo kalian ada masalah bicarakan baik baik."
.
.
.
.
"Nggak mungkin Nadya yang ngelakuin itu sha,semalam aku tanya dia bilang itu awalnya makanan punya dia." Bantah Rian."Kalo ada maling ngaku penjara udah penuh kali yan."ucap fanesha sambil tertawa remeh.
"Lagi pula apa alasan dia ngelakuin hal itu padahal hubungan dia sama mama baik baik aja."
"Ya bisa aja dia main halus, di depan kamu aja baik tapi d belakang kamu siapa yang tau.lagian kamu fikir aja deh kenapa dia ngajak mama kamu makandi pinggir jalan kenapa nggak di restoran aja?"fanesha menjeda ucapannya menunggu reaksi dari Rian."pasti buat memudahkan rencana dia,di pinggir jalan kan nggak ada cctv siapa tau dia bayar seseorang.terus kenapa waktu mama kamu mau tukeran makanan dia nggak nolak?kamu fikir yan.maaf nih ya aku bukannya nyudutin istri kamu tapi ini sesuai sama kenyataan."lanjut nya.rian lalu meninggalkan fanesha di kafe itu menuju kantor tanpa mengucapkan kata sedikitpun.jujur ia merasa kecewa,sakit hati,dan emosi dalam waktu yang bersamaan.
Bruk..
Saat berjalan keluar lift menuju ruangannya ia tidak sengaja menabrak seseorang yg mengenakan pakaian serba hitam sambil mambawa babarapa map
"Eh maaf saya tidak sengaja"ucap Rian sembil membantu memungut berkas orng itu yang sempat terjatuh.
"Terimah kasih" ucap orang tersebut lalu pergi Dangan tergesa gesa Rian hanya menatap punggung pria tersebut yang perlahan menghilang di dalam lift.ia ingin kembali melangkah tapi...
Tunggu rian menginjak sebuah kertas mungkin sebagian berkas dari orng itu 'fikirnya' ia lalu memungutnya lalu kembali melangkah menuju ruangan pribadinya yang ada di kantor.Rian memijat pelipisnya yang terasa berdenyut ia telah melepas jas dan dua kancing teratas kemejanya sambil bersandar pada kursi kebesaran miliknya.
'lebih baik aku bicarakan ini dengan Nadya secara baik baik,aku nggak boleh gegabah.tapi...atas dasar apa ia melakukan ini?' batin Rian.
Mata Rian beralih para kertas yang terletak di atas meja,kertas yang tadi sempat tertinggal oleh orng yang tak sengaja di tabraknya.mungkin tak apa jika membacanya sedikit siapa tau ada alamat orng itu di sana.Brak....
TBC......
Vote
👇
👇
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku-kamu,Bukan Kita [TAMAT]
RomanceKufikir mencintaimu adalah sebuah kesalahan... Memaafkan mu adalah berarti aku siap menerima goresan luka. **** "Aku janji akan perbaiki semuanya,kita ulang lagi dari awal.demi kamu dan demi anak kita" "Mana? Mana janji kamu mas? Semuanya bohong,se...