22 : 37
Seorang pria berbaju kaos hitam dan celana jeans yang senada dengan bajunya barjalan menyusuri lorong serba putih berbau khas obat obatan.waktu yang semakin mendekati tengah malam tidak membuatnya untuk menunda niatnya untuk bertemu dengan berlian miliknya.
"Faisal!!" Soraknya pada seorang yang sedang berjaga tak jauh dari sebuah pintu ruang ICU.pria itu sontak membungkukkan badan saat berbalik.
"Sebelah sini pak" Rian lalu kembali berjalan yang di ikuti oleh dua anak buah di belakangnya.
"Bang Rey!!" Reyhan yang baru saja keluar dari ruangan seketika berhenti.
"Rian!!, kapan kamu kembali?" Tanyanya shock.
"Baru saja tiba,dimana istri dan anak saya,apa mereka baik baik saja?"
"Mereka ada di dalam sedang terlelap.kamu masuk aja sekalian aku titip Nadya sebentar" Rian hanya mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan sedangkan kedua pengawalnya berdiri di depan pintu untuk berjaga.
CeklekSaat pintu terbuka hal pertama yang dilihatnya adalah putranya yang berbaring tak berdaya dengan barbagai macam alat medis yang melekat di tubuhnya.ia membelai Surai hitam anaknya dengan rasa sedih di hatinya,melihat anak seusia farel harus berjuang mempertahankan hidup.
"Ayah pulang nak,kamu jangan sedih lagi" gumamnya lalu mencium pipi farel yang sudah mengempes.ia lalu beralih melihat istri yang tidak kalah ia rindukan,yang ia buat khawatir,sedih,dan kecewa.beruntungmya pria seburuk ia bisa mendapatkan seorang istri seperti Nadya.
*Cup
Diciumnya kening sang istri yang sedang tertidur duduk di samping putranya.
"Aku pulang sayang,sesuai janji aku demi kamu Dan demi anak kita" Rian lalu menggendong Nadya ala bridal style untuk dipindahkan ke sofa yang ada di sana.ia tidak ingin Nadya terbangun dengan kesakitan karena tidurnya yang salah.di dudukannya Nadya sambil bersandar di dada bidangnya agar ia merasa nyaman.rasanya memeluk istrinya seperti ini saja belum cukup menghilangkan rindu yang salama ini di pendam.jika tangan kanannya sedang memeluk Nadya maka tangan satunya sibuk menyelipkan rambut nakal yang menutupi wajah damai istrinya yang tertidur.di elusnya pipi mulus Nadya sambil terus memandangi setiap inci wajah cantiknya,bukannya tidak mengantuk tapi sayang jika melewatkan moment seperti ini.
*Cup
Diciumnya lagi bibir sang istri yang menjadi candunya membuat Nadya menggeliat dalam tidurnya matanya perlahan mengerjap melihat ke arah wajah Rian yang kini tengah tersenyum menunggu reaksi Nadya.
3 detik
7 detik
Nadya terus menatap wajah Rian dengan mata yang menyipit khas orang mengantuk.tapi reaksi Nadya membuat Rian melongo karena tanpa kata apapun Nadya kembali bersandar di dada Rian sambil memeluk suaminya bak bantal guling membuat tidurnya semakin nyenyak.yap semengantuk itulah Nadya bahkan tidak bisa lagi berfikir panjang.tapi tak apa setidaknya malam ini Rian bisa istirahat dengan Nadya sebelum besok menguras tenaga.
Ceklek
"Loh ian kamu mau menginap di sini?" Tanya Rey.
"Kayaknya iya bang,sekalian nemenin Nadya jaga farel"
"Udah nggak papa farel biar saya yang jaga kamu bawa Nadya ke penginapan aja kasian selama farel sakit tidurnya gitu gitu aja,kemarin sempat drop malah"
"Nggak papa nih bang?"
"Iya bawa aja sana"
Mata hari kini mulai melangkah naik menggantikan bulan yang selesai dengan tugasnya,cahanyanya perlahan memasuki setiap cela yang gelap memberi penerangan dan energi positif bagi siapa saja.bahkan mulai mengusik tidur seorang wanita bersurai hitam panjang.
Nadya menggeliat dalam tidur nyenyak ya,seolah cahaya mata hari yang menerobos cela gorden tidak berpengaruh.hangatnya selimut dan nyamannya kasur serta pelukan hangat membuatnya ingin bermalam malasan,ehhh tapi tunggu.apa tadi? Pelukan? Nadya membuka matanya aroma ini seperti...dan tunggu ini bukan mimpi!! Sebuah tangan kekar memeluknya dengan posesif ya tuhan apa lagi ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku-kamu,Bukan Kita [TAMAT]
Любовные романыKufikir mencintaimu adalah sebuah kesalahan... Memaafkan mu adalah berarti aku siap menerima goresan luka. **** "Aku janji akan perbaiki semuanya,kita ulang lagi dari awal.demi kamu dan demi anak kita" "Mana? Mana janji kamu mas? Semuanya bohong,se...