'mungkin aku perlu bilang sama mama' batin Nadya.
"Ma!" Panggil Nadya.
"Iya sayang,kita ke dokter ya?" Nadya memegang tangan Linda lembut
"Aku mau ngomong sesuatu sama mama tapi mama jangan bilang sama mas Rian yah" Nadya menatap sendu manik mata linda.linda lalu mengelus rambut Nadya sayang
"Bilang nak mama dengerin"
"Ak-aku hamil" cicit Nadya
"Apa!!! Hamil,kamu serius nak?" Nadya mengangguk,membuat Linda tidak henti hentinya bersorak gembira.
"Alhamdulillah mama punya cucu" ucap Linda mengelus perut Nadya yang masih rata.nadya yang melihat itu menjadi tersenyum.
"Kamu udah cek ke dokter nak?" Tanya Linda.
"Iya ma delapan hari yang lalu kata dokter kandungannya udah masuk sebulan lima hari,tapi..." wajah Nadya tarlihat khawatir.
"Tapi...?" ~linda
"Kata dokter kandungan aku masih rentan mah"ucap Nadya sedih,
"Nggak papa yang penting kandungan kamu jaga dengan baik,itu mungkin efek karena kamu banyak fikiran,mulai sekarang kamu nggak usah mikir yang macam macam fokus aja sama kesehatan kandungan kamu"
"Iya ma Nadya usahakan"
"Tapi sayang,biar bagai manapun kamu harus bilang ini ke Rian dia kan ayahnya anak ini.se tidaknya kamu fikir nasib anak kamu,nanti mama bantu buat bilang ke Rian."
"Iya mah maunyasih begitu.tapi Nadya takut dia nggak terima anak ini"
"Nanti biar mama yang bilang biar dia nggak macem macem" Nadya menggeleng.
"Nggak usah mah nanti biar aku aja yang bilang ke mas Rian."
"Kamu yakin?" Tanya Linda khawatir
"Insya allah"
...
15 menit sudah Nadya menunggu Rian di kafe dekat kantor milik suaminya ini.hari ini iya sudah janji bertemu untuk memberitahu mengenai kehamilannya meski dengan susah payah namun kerena Linda yang terus mendesak Rian akhirnya ia mau.
Nadya kesini diantar oleh makmur atas perintah Linda sendiri ia melarang keras Nadya untuk naik taksi atau kendaraan umum lainnya mengingat menantu nya itu sedang hamil muda.katakanlah Rian pengecut karena harus Nadya yang mendatangi nya walaupun jarak yang harus Nadya tempuh cukup jauh.tapi apa padulinya.
Kalo boleh jujur Nadya juga enggan untuk melakukan pertemuan ini,karena luka dihati nya ketika mengingat makian Rian untuknya membuatnya sakit wanita murahan,tidak tahu di untung,pencuri,breng**k,tidak berguna dan makian lainnya terus berputar di kepalanya
bahkan cara Rian memperlakukannya dengan semena kena kala itu belum iya lupakan,masih terukir jelas di benaknya.tapi ia harus mencoba melawan rasa sakit itu,melawan ego-nya,melawan perkataan Raihan untuk tidak bertemu dengan rian ini semua demi anaknya.jika pernikahannya dengan Rian tidak bisa lagi di pertahankan setidaknya Rian mengakui bahwa anak yang ia kandung adalah anaknya.
"Ehem" terdengar suara berat dari belakang Nadya membuatnya menoleh dan melihat sosok yang sedari tadi di tunggunya.
"Mas Rian?" Rian tidak menjawab ia langsung duduk di depan Nadya
"Mas apa kabar?" Sapa Nadya sebaik mungkin untuk menetralkan suasana.
"Ngga usah basa basi langsung intinya saja,saya tidak mau membuang waktu berharga saya cuma untuk ketemu sama kamu" sungguh sekali berbicara ucapan Rian benar benar langsung menusuk hati Nadya.tapi ia harus kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku-kamu,Bukan Kita [TAMAT]
RomanceKufikir mencintaimu adalah sebuah kesalahan... Memaafkan mu adalah berarti aku siap menerima goresan luka. **** "Aku janji akan perbaiki semuanya,kita ulang lagi dari awal.demi kamu dan demi anak kita" "Mana? Mana janji kamu mas? Semuanya bohong,se...