Bad Girl vs Ketua OSIS

Murid Baru?

Selma mengerjakan satu persatu tugasnya, hingga waktu menunjukkan pukul 7 malam. Suara pintu diketuk dari luar kamar Selma.

" Pintu gak dikunci" kata Selma dari dalam kamar. Lalu Bi Inah masuk kedalam kamar dengan membawa nampan.

" Ehh, bibi bawa apa?" Tanya Selma setelah menoleh ke arah pintu.

" Bibi bawain bubur sama vitamin dimakan ya non" jawab Bi Inah.

" Tumben bibi bawa ke atas" kata Selma.

" Iya, soalnya tadi bibi liat muka non Selma pucet" kata Bi Inah.

" Taruh saja diatas meja situ bi, nanti Selma makan"

" Kalau gitu bibi kebawah dulu non" pamit Bi Inah lalu pergi keluar kamar Selma.

" Oh, iya makasih bi" kata Selma lalu kembali fokus pada tugasnya.

Baru saja akan melanjutkannya, HP Selma membunyikan sebuah notifikasi pesan masuk. Selma buru-buru membukanya. Ternyata ada nomor baru, nggaktau siapa.

+62***********

P

" Siapa ya?" Batin Selma.

Siapa?

Save no aku
Dava

" Dava? Tumben " gumam Selma lalu menyimpan nomor tersebut dengan nama 'Davamonyet🐒'. Sedangkan Dava menyimpan nomor Selma dengan nama 'QueenSelma'.

Ohh, ok

Jawab Selma.

Udah makan belum?

Belum

Makan dulu gih

Iya ini juga mau makan

Yaudah sana

Ngusir nih ceritanya

Iya" aku makan

Sip, yang banyak biar gak kurus

Selma mematikan HP-nya lalu mengambil nampan yang tadi diantarkan Bi Inah. Tak lupa juga Selma meminum vitaminnya.

Setelah selesai, Selma kembali melirik HP-nya lalu mengambilnya. Badannya ia baringkan di atas kasur kesayangannya sambil menggenggam HP-nya. Entah mengapa Selma merasa nyaman didekat Dava. Hati Selma serasa berbunga-bunga.

Lama-lama Selma menjadi gila karena senyum-senyum sendiri gak jelas. Dia tersadar saat ada notifikasi di HP-nya.

Terukir senyuman indah di bibir Selma setelah melihat siapa pengirim pesan di layar HP tersebut.

Dava monyet🐒

Kalau udah makan langsung tidur. Tugas gak perlu kamu pikirin. Besok bangun pagi jangan telat lagi aku jemput kerumahmu.

Selamat tidur 🖤

Selma yang membacanya langsung salting diatas kasur. Kali ini benar-benar gila. Selma tak lagi mempedulikan tugasnya. Dia menarik selimutnya setinggi dada lalu menutup rapat matanya.