" Beratt!! Lo bawa beli apa aja sih!?" Keluhnya setelah meletakkan plastik itu di bagasi. Aldo mendudukkan tubuhnya di bibir garasi. Ia menatap Selma yang ikut duduk seperti dirinya.
" Cuma beli bahan-bahan masakan" jawabnya singkat. Untuk kali ini ia merasa di tolong dengan orang.
" Sendiri?" Selma mengangguk mengiyakan.
" Lo selalu sendirian?" Selma menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan menghela nafas memandangi sepatunya yang kini berubah menjadi sendu.
" Lo sehatkan? Gak ada yang sakit kan? Ss-sorry kalau ucapan gue-" cowok itu berhenti bicara saat melihat Selma menggeleng dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Suasana menjadi canggung saat itu juga. Tangan Aldo terulur untuk sekedar mengelus punggung Selma berharap gadis itu berhenti terisak.
" Lo bisa cerita sama gue, jangan pendam semuanya sendiri" Selma menghapus beberapa jejak air mata, menatap cowok disampingnya.
Setelah beberapa saat Selma berbicara tentang isi hati dan kekesalannya, lagi-lagi gadis itu memandangi kearah sepatu menunduk.
" Daripada lo pendem terus, mending langsung bicara saja. Lagi pula, kita juga gak bakal lega kalau mau mendem semuanya" Aldo melirik sekilas gadis di sampingnya.
" Gue bakalan coba, btw makasih udah bantuin" gadis itu beranjak dari duduknya diikuti Aldo.
" Sama-sama, gue duluan ya!" Aldo melenggang pergi meninggalkan Selma. Gadis itu kemudian menutup pintu bagasi lalu segera mengendarainya menuju apartemen.
Selma terduduk di ruang tamu sambil memangku camilannya. Matanya juga sejak tadi fokus dengan drama yang diputar di TV. Jam dinding sekarang sudah menunjuk angka 10 malam, bukannya belajar Selma malah menonton TV. Ia melirik benda pipih dengan kamera tiga di atas nakas. Dilayarnya terdapat sebuah pesan masuk. Tapi Selma memilih mengabaikannya ikut kalut dalam suasana menonton sekarang.
•••
Pagi ini Selma sudah rapi dengan seragamnya. Ia berangkat lebih awal menuju sekolah. Ia duduk sendirian di tribun penonton yang kosong. Pikirannya kembali kalut dalam situasi dimana ia harus bertindak seperti yang diungkapkan Aldo kemarin.
" Selma!" Gadis yang dipanggil Selma itu mengelus dadanya pelan.
" Lo ngapain menyendiri?" Dea mendaratkan bokongnya disamping Selma. Begitupun dengan Syifa.
" Males, kantin kuy" Selma beranjak dari duduknya lalu berjalan meninggalkan dua orang yang sedang menatapnya aneh.
" Ehh, ikut" Dea segera menarik tangan Syifa menyeretnya mengikuti Selma.
" Biii!! Nasi goreng cabe banyakk minumnya es jeruk" teriak Selma di mejanya. Ia menaikkan tasnya diatas meja mengeluarkan hp dengan kamera tiga.
" Sell!"
" Hmmm" tanpa menoleh kearah lawan bicara.
•••
Hari ini adalah hari terakhir murid-murid SMA Angkasa. Dan hari yang paling membahagiakan Selma. Saat ini Selma sedang berada di kantin, duduk sendirian sambil memikirkan dunianya.
" Selmaaa, selamat hari lahir" Syifa duduk di hadapan Selma.
" Makasih, lo orang pertama yang ngingetin kalau sekarang ultah gue" gadis itu tersenyum manis. Kemudian ekor matanya seperti terlihat mencari-cari seseorang.
" Cari apa?"
" Dea kok gak bareng elo?"
" Dia tadi katanya ada urusan" Selma hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ketua OSIS
RomanceMohon hargai penulis: END Selmatiranika Adinata yang kerap disapa Selma terpaksa dapat bertemu dengan ketua OSIS. Gadis dengan paras cantik bak dewi Yunani dengan sifat nakal dan seperti orang yang tidak memiliki etika samasekali. Namun siapa sangk...