HBD 2

2.7K 131 25
                                    

Selma berjalan dengan tangan meraba sesuatu di depannya. Ia tak tau rencana apa yang dibuat Syifa sehingga matanya harus ditutup dengan kain merah.

" Udah belum sihh?" Kekuhnya karena sejak tadi matanya terus tertutup. Syifa yang bersama Selma hanya memutar bola matanya malas.

" Sabar, bentar lagi" ia memapah Selma menuju pintu apartemen.

" Bentar yaa, gue buka" perlahan Selma membuka matanya.

" Kok di apartemen?" Wajahnya bingung.

" Stt, udah masuk aja" gadis itu membuka pintu, dan langsung disambut dengan kue dan teman-temannya.

" HAPPY BIRTHDAY SELMAAAAAA!!!" ucapnya bersamaan. Selma tertegun, teman-temannya begitu peduli hingga membuat surprise seperti ini. Walaupun kecil, tapi Selma tetap merasa bahagia memiliki teman-teman seperti mereka.

" Lah kok nangiss?" Seketika wajah Fino berubah saat melihat Selma menunduk.

" Lohh sel, kenapa? Aduhhh maaf ya, apartemen baru malah jadi gini deh nanti kita beresin lagi dehh bakalan kami lepas" ucap Dea panjang lebar. Selma menggeleng lalu mendongak memandangi Dea.

" Hahahhaha!! Udah mau tiup lilinn" Selma tertawa bahagia.

" Gue kira lo tadi mau-" ucapan Samudra dipotong Syifa.

" Udah pada diem! Selma, tiup lilin jangan lupa doa" Syifa mengelus pundak gadis disampingnya tersenyum hangat.

•••

Pukul 7 selma masih berada di atas kasurnya. Rasanya sangat mengantuk untuk pergi ke sekolah. Tadi malam ia tidur terlalu larut karena sibuk menonton film dengan teman-teman yang lain.

Ia terbangun saat mengingat hari ini Syifa mengajaknya jalan-jalan ke mall. Ia bergegas ke kamar mandi, menyalakan keran lalu membasahi seluruh tubuhnya.

Keluar dari walk in closed ia sudah rapi dengan seragamnya. Ia tau jika sekarang baru berangkat pasti gerbang sudah ditutup.

Yang benar saja, waktu ia sudah tiba di sekolah gerbang itu sudah ditutup. Hanya ada satu jalan, pagar belakang sekolah. Gapapa, udah biasa manjat pagar. Setelah berhasil melewati pagar, segera saja ia berlari menuju kelasnya.

" Selma, kamu telat?" Guru dengan kacamata di hidungnya itu melotot melihat Selma yang berlari menuju kelasnya.

" Anak nakall!!" Terjadilah aksi kejar-kejaran di koridor sekolah. Merasa capek, Selma berhenti di dekat lapangan menetralkan nafasnya.

" Udah, ibuk capek kejar kamu" guru itu berhenti tepat di samping Selma.

" Cihh!! Kan Selma juga gak nyuruh ibuk kejar saya" ceplos Selma tanpa dosa.

" Apa tadi? Bisa kamu ulangi?" Guru itu berkacak pinggang menatap horor wajah Selma.

" Eh, enggak buk! Lagian seminggu lagi kan libur, buat apa juga ada gini-ginian. Bukannya minggu ini tuh buat murid-murid remidi kan buk" Selma panjang lebar.

" Iya juga, bener" guru itu manggut-manggut saja. Sedangkan Selma sekarang berkesempatan lari.

" Eh! Selma, ibu lupa kan kamu murid berprestasi pasti gak bakal remidi lah ya" goda Bu Anjani.

" Iya buk, nah justru itu murid berprestasi harus dibebasin kan buk" Selma cengar-cengir. Dasar, yang dipikirkan hanya jalan-jalan ke mall.

" Iya, berhubung kamu nggak ada kerjaan. Tolong bantuin ibuk ngurus anak-anak cowok kelas 12 yang nakal-nakal itu ya?" Mata Selma membulat.

" Bukannya itu tugasnya OSIS ya buk, kan Selma bukan OSIS heheh"

" Masa jabatan gak berlaku, pokoknya kamu bantuin ibuk! Ayo" Bu Anjani menyeret tas Selma menuju ruangan OSIS.

Bad Girl vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang