Mall

2.9K 109 3
                                    

Selma asik memilih sebuah lipstik yang di tata didalam etalase. Sedangkan Dava hanya mengikuti Selma. Sekarang dia sedang ling-lung sendiri. Buat apa cowok ke tempat make up. Gak ada faedahnya.

" Davaa, yang cocok ama kulitku yang mana?" Selma menunjukkan warna 2 warna lipstik.

" Hmm, coba liat yang itu" Dava menunjuk salah satu lipstik dengan warna peach.

" Ini?" Selma menunjukkan lipstik yang dipilih Dava.

" Iya, lebih cocok sama kulit putihmu" kata Dava.

" Yaudah, bentar. Mau bayar dulu" kata Selma lalu berjalan menuju cassa.

Dava tetap menunggu Selma di tempat yang sama. Tapi matanya melihat sosok gadis yang familiar menurutnya. Gadis yang saat itu hampir ia tabrak di jalan.

" Kenapa setelah sekian lama lo kembali kehidup gue" Dava berkata lirih dan sangat pelan. Matanya masih menatap gadis itu. Namun sang empunya tidak melihatnya sama sekali.

Selma sudah selesai, sekarang ia pergi menyusul Dava. Dan dilihatnya Dava sedang melamun sendirian.

" Heii, Dav" Selma menyapanya tapi Dava tak mendengar. Lalu mata Selma bergerak mengikuti arah pandang Dava.

Gak ada siapa-siapa. Hanya orang-orang yang berlalu lalang.

" Davaa!" Selma agak berteriak, dan Dava terlihat gelagapan.

" Iya!" Saat Dava sudah sadar.

" Mikirin apasii!!" Selma bertanya dengan ekspresi kesal.

" Cuma pelajaran, yok keluar" Dava segera menarik tangan Selma keluar toko make up.

" Udah lama nunggu?" Bicara Dava saat melihat teman-temannya yang terlihat gabut.

" Enggak, kita ke cafe depan mall aja. Sekalian pj nya Syifa" kata Fino.

" Yaudah, kuy lah"

•••

Selma melangkah masuk kedalam rumah. Ia membelalakkan matanya saat melihat ada 3 orang sedang duduk di kursi sofa.

" Mamahhh" pekik Selma. Sang mama pun menoleh kearah Selma lalu merentangkan kedua tangannya.

Selma berjalan tergesa lalu segera memeluk mamanya. Mereka berdua saling melepas rindu bersama.

" Selma kangenn maaaa" rengek Selma seperti anak balita.

" Ekhem, cuma kangen mama kamu" deheman Dimas membuat Selma mengalihkan pandangan pada sosok papanya. Sarah terkekeh kecil lalu melepas pelukan tersebut.

" Hmm, gimana kabar papa?" Tanya Selma lalu segera berpelukan dengan papanya.

" Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat nak" jawab Dimas lalu melepas pelukannya.

Selma membanting tasnya di sofa yang lebih kecil. Mata elangnya melirik ke arah seorang gadis seumuran dengan Selma yang sedang duduk di samping papanya.

" Oh iya, ini kenalin. Anaknya sahabat mama. Dia akan tinggal dan bersekolah dengan kamu selama kedua orangtuanya di luar negeri" jelas Sarah.

Mata Selma membola. " Bolehkah aku menolaknya!?" Batin Selma. Matanya kini melirik kedua kakinya sendiri.

" Kenapa nak?" Sarah memegang bahu Selma dengan lembut.

" Eng-nggak papa kok" Selma menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kemudian Selma melirik kearah gadis tersebut. Wajahnya familiar menurut Selma. Tapi Selma lupa ketemu dimana.

" Hai, Tania" sapanya sambil mengulurkan tangan. Selma menyambutnya dengan baik.

Bad Girl vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang