Sadar

2.2K 101 20
                                    

Di dalam villa besar ini sekarang dipenuhi dengan barang-barang. Mereka mengemasi balanjaannya masing-masing kedalam koper. Siap-siap agar besok kalau pulang tidak terlalu terburu-buru.

" Deaaa!! Mandi lu!" Teriak Syifa dari lantai dasar.

" Males lahh!! Gue pengen tidur" keluhnya.

" Mandi dulu! Lo bau"

" Emang mau kemana?" Selma muncul dari dapur dengan camilannya.

" Gue pengen ke pantai depan! Lo berani disini sendiri?" Dea menggeleng. Pikirannya kini sudah berubah, bagaimana jika villa ini angker.

" Yaudah buruan" usirnya. Selma mengambil remote untuk menyalakan TV. Ia duduk di sofa panjang dan menikmati camilannya.

" Fa, gue ke atas bentar ya" Selma meninggalkan Syifa. Ia berjalan menuju kamarnya.

Telefon orang rumah nggak ya- batin Selma. Sebenarnya ia ingin memberitahu pada keluarganya, tapi entah mengapa rasanya males cuma hanya untuk sekedar menyapa.

Tak lama dering handphone terdengar. Selma meraih handphonenya lalu mengangkat telefon itu.

" ASSALAMUALAIKUM!!!" Selma menjauhkan sedikit layar HP-nya menghindari suara keras itu.

" Gabisa nyelo apa!?" Kesal Selma.

" Kalau ada salam dijawab"

" Waalaikumussalam"

" Gimana? Seneng nggak liburan? Sehat kan"

" Seneng bangetttt, Alhamdulillah gue sehat. Gue jadi merasa diperhatikan kalo gini mah"

" Yee, elo kaum manusia buangan"

" Revaannnn! Muka lo mau ge cemplungin ke got!?"

" Enggak, bercanda"

" Btw, ngapain telefon?"

" Kangen ama adek sendiri kok gak boleh"

" Enggak boleh"

...

Keduanya terlarut hingga mereka tidak ingat waktu. Rencananya malam ini mereka ingin jalan-jalan lagi, tapi niat itu dibatalkan karena Dea yang mengeluh karena ngantuk dan Selma yang sibuk telefon Revan.

•••

" Sel! Mi lu sebesar usus tuh!" Syifa membuyarkan lamunan Selma.

" Lo mikir apa sih!? Makan cepet!" Dea ikut menimpali.

" Paan sih! Gajelas"

" Elo mikir apa sih? Lo ga mau cerita?" Syifa memutar bola matanya malas pura-pura tidak memikirkan sesuatu. Tapi dalam hati ia kepo dengan isi kepala Selma.

" Gak sih!" Elaknya.

" Sel, lo gak anggep gue sama Syifa sahabat lo?" Dea menaruh sendok makannya di samping mangkok. Selma diam, memikirkan.

" Oke oke gue jujur ya"

" Jadi gini, gue itu masih merasa bersalah karena membenci Tania" Selma menjeda kalimatnya.

Pftt!

" Syifa lo jorok ihh!" Dea bergidik ngeri melihat jus yang diminum Syifa tiba-tiba menyembur kedepan.

" Whatttt!? Buat apa juga! Dia itu patut di benci" Syifa tak terima.

" Aduhh, iya gue ngerti. Tapi maksudnya kebencian gue itu terlalu berlebihan gitu" Dea mengalihkan pandangannya kearah lain.

Bad Girl vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang