Ending

1.3K 70 15
                                    

Selma menatap buku-buku didepannya frustasi. Menjelang ujian nasional ia harus belajar sejak dini walaupun nilainya sudah terlihat memuaskan.

" Selma!" Gadis itu mendengus saat mendengar suara dari luar. Ia kemudian berjalan sangat berat menuju ruang makan, tempat anggota keluarga berkumpul.

" Papa tadi habis dapet kabar dari kepala sekolah, kamu bolos ya?" Tebak Dimas.

" Abisnya kesel sih, laper banget gatahan, Selma makan deh didalem kelas. Eh taunya, Bu Anjani tau. Diusir, yaudah daripada gabut mending ke kantin makan" jelas Selma dengan wajah lesu.

" Aduh sel lo itu udah mau lulus ngapain sih bolos-bolosan!" Revan tak habis pikir.

" Kamu kan lagi sakit sel"

Brak!

Semua yang ada di meja makan kemudian menatap Selma kaget. Gadis itu spontan menggebrak meja tak sengaja.

" Eh, maaf maaf. Kalok Selma boleh jujur, selma tuh gak sakitttt ahahahah! Ketipu dah kalian semuaaaa" gadis itu tertawa lebar membuka mulutnya. " Jujur ya, Selma tuh cuma acting! Cuma pencitraan lah intinya"

" Gak lucu tau gak! Disaat serius lo malah main main sih sel!" Kesal Revan.

" Kok kamu gitu sih" mama sarah ikut kesal.

" Justru ini, Selma itu pengen diperhatikan! Huu gimana sih, Selma pengen di perhatiin! Selma pengen di manja kayak temen-temen selma" Selma memanyunkan bibirnya.

" Ohh, jadi ceritanya anak papa ini iri sama temen deket sendiri nihh" Dimas manggut-manggut.

" Betul itu!"

•••

Selma duduk dengan kaki yang dipijat Revan.  Gadis itu tengah berbaring di sofa lalu memainkan hp yang dipegang.

" Van van, tau nggak?"

" Lo kok sama abang sendiri ngomong gitu! Yang sopan dong!" Revan mendengus.

" Dih, tau nggak rasanya pas di manja-manja gitu?" Selma melanjutkan kalimatnya.

" Apa?"

" Rasanya seperti gue jadi Ironman!" Senyuman gadis itu terlukis indah dan sangat jelas.

" heleh, gua juga tau" Revan mendengus.

" Hehe, kalo di campakkan sama pacar gimana rasanya?" Cowok itu kemudian terdiam. Maksudnya apa Selma tiba-tiba bicara seperti itu.

" Lo nyindir gua!?"

" Enggak lah ngapain juga, kan gue tanya rasanya"

" Rasanya pahit-pahit asam gitu, hampa, hambar dan sangat tidak enak" jawab Revan dengan penuh penghayatan.

" Idih biasa aja kale-"

" Selma dipanggil mama!" Tania agak teriak di luar kamar. Dipikir Selma budeg apa teriak-teriak segala.

" Apaan!?" Balas Selma ikut teriak.

" Nggak tau, penting katanya" Tania juga kurang tau. Ia hanya disuruh untuk memanggil Selma.

Ketiga anak manusia itu kemudian pergi ke tempat Sarah berada. Wanita itu rupanya sudah meninggu di ruang kerjanya.

" Kenapa ma?" Tanya Selma to the point.

" Aku juga pengen denger mama ngomong apa" Revan kemudian duduk di sofa panjang diikuti Tania.

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Selma mengerutkan keningnya melihat Sarah yang malah menggigit kuku-kukunya. Wanita itu saat ini tengah dilanda gugup yang sangat hebat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Girl vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang