Otak Selma fokus pada buku yang ia baca. Hingga Selma tak sadah bahwa ada pengumuman.
" Hai" sapa seorang cowok yang tiba-tiba ada disamping Selma.
" Siapa?" Selma menanyainya tanpa menoleh dari buku yang ia baca.
" Kenalin, gue Aldo" Aldo mengulurkan satu tangannya.
" Selma" Selma membalas uluran tangannya dan melihatnya.
Sungguh, Aldo sangat tampan dimata Selma. Bahkan seperti malaikat. Kulit kuning langsat cerah, bening, hidung mancung, bulumata panjang dan alisnya tebal, tinggi pula. Selma meneliti wajahnya dengan intens.
Tapi buru-buru Selma sadar dan melepaskan tangannya. " Eh, maaf" Selma merasa gugup.
" Sans aja. Btw, kok lo menyendiri disini?" Aldo duduk di samping Selma.
"Hhhhhh. Lagi pengen tenang" Selma menghela nafas lalu menutup bukunya.
" Ada masalah? Gue tadi sempet liat elo di tribun penonton. Kayaknya lo lagi patah hati" kata Aldo.
Lo peka banget jadi cowo. Siapa aja pasti mau sama lo- Selma bergumam dalam hati.
" Kok melamun, kenapa? Maaf ya gue bukannya-"
" Gpp kok, gue udah biasa gini" Selma memotong ucapan Aldo lalu menunduk.
" Kalo mau curhat-curhat aja"
" Bukanya gue gak mau, tapi kita kan baru kenal" jawab Selma.
" Gue orangnya bisa jaga rahasia kok" ucap Aldo.
" Gpp nih gue curhat?" Selma meyakinkan. Gadis seperti selma termasuk orang yang mudah bergaul dengan seseorang.
" Gue siap denger kok"
•••
Selma memasuki rumahnya seperti biasa. Tanpa permisi ataupun salam. Selma hanya melihat Revan yang duduk sambil memangku laptopnya.
" Bisa salam?" Revan langsung tau siapa yang barusaja masuk kedalam rumah.
" Assalamualaikum!"
" Waalaikumussalam, kemana aja baru pulang?" Revan tak menoleh kearah Selma.
" Sekolah" Selma sih bodoamat. Dia langsung kekamar mandi lalu ke cafe seperti biasanya.
Baju dress merah dengan sepatu slip on senada sudah dikenakan Selma. Tangannya meraih sling bag berwarna hitam lalu segera bergegas keluar rumah.
" Mau kemana?" Dimas duduk di sofa ruang tamu sambil membaca koran.
" Keluar rumah" jawab Selma singkat.
" Malam-malam begini?" Sarah menimpali yang tiba-tiba muncul di ujung bawah tangga.
" Enggak kok, siang" Selma memutar bola matanya malas.
" Tau juga malam kenapa mama tanya" Revan ikut bicara.
" Kan mama cuma-"
" Selma pergi" Selma memotong ucapan Sarah dan langsung melenggang pergi keluar rumah.
Kali ini Selma tak memakai mobilnya. Ia memilih menaiki taxi. Matanya melirik ke arah luar jendela. Melamun. Itu yang dilakukan Selma.
Lamunnya buyar, saat sopir taxi berbicara. " Non, sudah sampai" ucapnya.
" Oh, makasih pak! Kembaliannya ambil aja" Selma memberikan selembar uang kertas warna merah lalu keluar taxi.
Dia melangkah memasuki cafe yang lumayan ramai. " Maaf terlambat" Selma menghampiri seorang cowok yang duduk di salah satu meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Ketua OSIS
RomanceMohon hargai penulis: END Selmatiranika Adinata yang kerap disapa Selma terpaksa dapat bertemu dengan ketua OSIS. Gadis dengan paras cantik bak dewi Yunani dengan sifat nakal dan seperti orang yang tidak memiliki etika samasekali. Namun siapa sangk...