Kirana 2

7.8K 392 2
                                        

Matahari sangat menyengat siang ini,seorang anak laki laki usia 10 tahun berjalan gontai dengan baju penuh keringat,tas selempang tersampir di sisi kiri bahunya dan kedua tangan nya yang bergantian mengusap peluh di wajahnya.

Aldrik Putra nama yang di sematkan kepadanya oleh pengurus panti yang menemukan nya tidak jauh dari panti asuhan Nurhidayah,bayi laki laki yang menurut warga sekitar adalah korban selamat dari kecelakaan maut yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Tumbuh di panti asuhan tidak membuat Aldrik merasa rendah diri,dia tumbuh menjadi anak yang pintar dan mandiri,murid kesayangan para guru di sekolahnya,jarak sekolah dari panti tidak terlalu jauh tapi karena siang ini sangat terik perjalanannya pun terasa jauh.

Hampir sampai, langkahnya terhenti karna ekor matanya melihat sosok anak kecil perempuan yang berjongkok disisi pilar yang menjadi batas gerbang panti,perlahan dia mendekatinya,saat si bocah mendongak Aldrik kaget,wajah bocah itu sangat pucat dan ketika hendak bangkit tubuhnya tumbang.
Aldrik menggendongnya kedalam dan segera para pengurus panti menindak menolongnya.

Saat keadaan si bocah sudah baik,bocah itu pun bercerita kalau nama nya Dinda usianya 5 tahun,dia di ajak jalan jalan oleh tantenya lalu di suruh menunggu di tempatnya tadi tapi tantenya tak datang lagi,pengurus panti berpendapat kalau Dinda sengaja di tinggal di sini,itu lah awal pertemuan Aldrik dan Dinda dan mulai saat itu Aldrik bertekad untuk menjadikan Dinda adik kesayangannya.

Kehadiran Dinda bukan hanya membawa kecerian di panti,tapi juga membawa kebahagian untuk Aldrik,saat Dinda SMA Aldrik sudah bekerja sebagai penjual buku buku bekas di pasar tak jauh dari panti,hal itu juga yang menjadi acuan untuk Aldrik membuka usaha periklanan yang saat ini di jalankannya.

Malam minggu keduanya sepakat untuk pergi ke pasar malam,tanpa sepengetahuan kakaknya Dinda juga mengajak sahabatnya dari SMP dulu yaitu Vera,itulah awal pertemuan Aldrik dan Vera,keduanya di perkenalkan,seperti halnya remaja pada umumnya,saling tertarik,menjalin hubungan dan saat setelah Vera lulus Aldrik langsung melamarnya,status sosial tidak jadi masalah untuk keduanya untuk menikah karena keluarga Vera bukan lah keluarga yang gila harta,asal Aldrik bisa menjamin untuk menafkahi istrinya itu sudah cukup.

"Begitu ceritanya..." ujar Aldrik setelah selesai bercerita tentang pertemuannya dengan Dinda yang akhirnya juga mempertemukan dia dengan jodohnya.

"Jadi ayah sama bunda nikah pas bunda lulus SMA?" tanyanya antusias

"iya,waktu SMA bundamu cantik banget,,,!"

"Apa sih yangg,ga usah di omongin ah" Vera tersipu mendendengar ucapan suaminya

"Terusin yah,bunda diem deh jangan potong cerita"

"Apa lagi nih anak,,,,udah cukup ceritanya,di terusin yang ada jadinya gombal tuh ayah kamu"
Aldrik dan Frasta terkekeh melihat wajah Vera yang sudah memerah.

"Suami nya tante Dinda mana? Ko ga ada" pertanyaan spontan Frasta membuat orang tuanya terlihat tegang,perlahan Aldrik menghela nafas lalu mulai bercerita lagi.

"Dinda tidak seberuntung ayah kalau soal jodoh,pernikahan nya mendapat pertentangan dari orang tua Azam suaminya Dinda. Azam pergi saat setelah Dinda melahirkan Kirana,bahkan Azam belum sempat bertemu Kirana,dia pergi setelah ayahnya mengancam akan mencelakakan Dinda dan Kirana kalau dia tidak nurutin kemauan orang tuanya,selebihnya ayah juga tidak tahu mengapa sampai 23 tahun ini dia tidak kembali ,padahal sebelum dia pergi dia nemuin ayah dan berjanji untuk kembali secepatnya setelah masalahnya selesai,tapi entahlah ayah juga tidak tahu"

Frasta mendengarkan cerita ayahnya dengan seksama tanpa menyela,sampai pergerakan Dinda mengalihkan semuanya,Dinda terbangun dari tidurnya lalu bergerak menjauhkan tubuhnya dari dekapan Aldrik.

Kirana (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang