Kirana 18

3.3K 155 3
                                    

Bab 18

Lima menit setelah kepergian Kirana dan Frasta dari kedai.

Dinda terus saja meruntuki ucapan Kirana yang telah membocorkan rahasia terbesarnya pada Azam.
Dinda juga semakin kesal melihat Azam yang terlihat sumeringah mendengar fakta yang di lontarkan putrinya.

"Jadi,kamu menolak semua laki-laki yang mendekati kamu? Demi aku"
Azam tidak bisa menahan ke antusiasan nya, dia bahkan melemparkan handuk yang dia pegang ke atas meja, dan berucap "Alhamdulilah" lalu mengusapkan kedua tangan nya ke wajah saking senang nya.

"Astaghfirulloh,kaget,gila!"
Aldrik terlonjak kaget dan menoyor kepala Azam,sementara Vera mengelus dadanya karena kaget juga.
Dinda mendengus kesal,lalu melemparkan kembali handuk nya pada Azam.

"Jangan kesenangan dulu kamu,aku melakukan itu,karena ga mau Kirana punya papa tiri!" Dinda mengelak karena tidak mau Azam tahu kalau dia masih mengharap kan nya bahkan sampai saat ini.

"Bagus lah,ga ada yang boleh jadi papanya,kecuali aku!" Jawab nya dengan bangga dan kembali menggosokan handuk ke kepala nya yang masih belum kering.

"Kemana saja kamu selama ini? janji nya mau pulang kalau masalah nya selesai, masalah apa yang baru selesai selama dua puluh tahun lebih? Hah,,,"

Dinda memulai sesi seriusnya untuk mengintrogasi Azam.Sejenak Azam terdiam,dia terlihat menghela napas perlahan lalu menatap Dinda dengan penuh keseriusan.

"Hari itu,hari Kirana di lahir kan, aku di beri dua pilihan oleh ayah,ikuti keinginan nya,atau aku kehilangan kamu dan anak kita? Keinginan ayah adalah,aku menikahi anak bos nya yang terlanjur hamil karena pergaulan bebas, demi melindungi kalian aku melakukan nya.Delapan bulan setelah anak nya lahir, kami bercerai atas kesepakatan bersama, dan dia menikah lagi dengan orang lain yang dia suka!"

"Kenapa kamu ga langsung pulang?"
Dinda menuntut penjelasan tentang Azam yang tak langsung pulang.

"Aku langsung pulang,tapi pesawat yang kami tumpangi mengalami kecelakaan,kamu tahu? Kecelakaan pesawat Singapura yang terjadi dua puluh tiga tahun lalu,di dalam nya ada aku,ayah dan juga ibu,kami memutuskan pulang untuk tinggal bersama kalian,ayah bahkan keluar dari pekerjaan nya setelah perceraian aku dan anak bos nya,ayah bertekad untuk tidak terlibat lagi dengan bos gila nya itu,dan berniat memulai hidup baru bersama kita di sini."

Suara Azam terdengar lirih saat bercerita tentang orang tuanya,apa lagi saat dia menceritakan tentang ayahnya yang ingin memulai hidup bersama mereka,yang artinya ayah nya sudah menerima Dinda dan juga putri mereka.Dinda terlihat terkejut mendengar tentang kecelakaan yang menimpa Azam dan orang tuanya.

Setahu Dinda,kecelakaan pesawat yang di sebut kan Azam tadi,cukup menelan banyak korban,dan sedikit sekali korban selamat.Kecelakaan terjadi karena pesawat gagal lepas landas dan malah tergelincir dan sebagian badan pesawat terbakar setelah sebelumnya ada bagian yang meledak di bagian mesin.

"Kamu selamat,lalu ayah sama ibu?"
Dinda menegakan duduk nya dan memandang penuh tanya pada Azam.

"Mereka jadi korban yang tidak selamat!" Azam berucap dengan suara yang sedikit bergetar.

Dinda terkulai lemas di kursinya,Vera memegangi kedua bahu Dinda agar tidak tumbang karena Dinda terlihat kaget sekali.

"Ayah meninggal di pesawat karena serangan jantung,kami semua syok saat pesawat tiba-tiba jatuh lagi kelandasan dan tubuh kami terasa terbanting, ibu sempat di bawa ke UGD tapi nyawanya juga tidak tertolong, begitu lah cerita yang aku dengar dari dokter"

"Dari dokter,,,terus kamu?"
Dinda sedikit tidak paham dengan cerita Azam,yang bercerita seolah dirinya tahu tentang orang tuanya dari orang lain.

Kirana (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang