Kirana 7

5.1K 317 4
                                    

Bab 7

Frasta tak henti memandangi Kirana yang terlelap disisinya. Setelah ucapan Kirana yang bilang ingin dia tidur di disini,Frasta tak jadi keluar dan balik naik ke tempat tidur,Kirana sendiri langsung menyembunyikan wajahnya kedalam selimut setelah berkata demikian,malu pasti,tapi entah mengapa hatinya juga senang saat Frasta tak jadi keluar,setelah aga lama Frasta menarik selimut yang menutupi wajah Kirana perlahan sampai ke leher setelah dirasa Kirana sudah tidur,Frasta terkekeh mengingat kelakuan istrinya tadi.

"Dasar gengsian,bilang aja khawatir!"
Ucapnya lalu mengecup kening Kirana sebelum dia ikut terlelap.

Suasana pagi ini cukup cerah,secerah wajah Kirana yang tak henti tersenyum mengingat saat dirinya bangun subuh tadi dia melihat wajah Frasta yang terlelap disampingnya,terlihat damai dan tampan,wajah Kirana tiba-tiba bersemu merah,dia menggeleng mengenyahkan fikiran yang menurutnya tidak mungkin tapi hatinya berkata lain.

Tok,,tok,,tok....

Ketukan di pintu mengembalikan sadar Kirana yang masih mematum di depan cermin kamar mandi.

"Kamu masih lama mandinya? aku udah mau berangkat?"

"Bentar,,,,!ini udah ko"Buru-buru Kirana keluar dari kamar mandi.

"Udah? yuk,,,!"mereka pun pergi.

Rencananya pagi ini mereka akan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin Kirana sebelum Frasta berangkat kerja.

"Aku bisa sendiri kerumah sakit,kamu berangkat kerja aja".ucapnya saat mobil mereka masuk kejalan raya.

"Aku udah ijin sama kak Bima,ga apa apa,pemerisaannya juga ga lama kan?"

"Iya sih,,,tapi nanti pekerjaan kamu nambah numpuk,terus entar kamu bawa pulang lagi,bergadang lagi"

"Aku harus ngejar target biar bulan depan naik jabatan".

"Tapi kalau lembur terus kaya gitu,,,bukannya naik jabatan yang ada kamu naik brangkar"

Frasta terbahak mendengar omelan istrinya yang terdengar lucu.

"Kamu kalau lagi khawatir kaya gini, mirip bunda,ngomel,,,,,terus"

"Siapa yang khawatir? aku cuma ngasih tahu kalau kamu keseringan bergadang nantinya pasti sakit".

"Iya sayang,,,! aku tahu"Dan sudah tak ada lagi perdebatan.

Selalu seperti itu, dan efeknya sekarang bertambah,bukan hanya jantungnya yang seperti sedang lari mataton tapi juga hatinya yang seperti sedang di padang bunga, di tambah pipinya yang bersemu merah.

Kirana bergerak gelisah dan memalingkan wajah agar rona wajahnya tak terlihat oleh Frasta.

"Semuanya bagus,,,! dua hari lagi perbannya bisa di buka,dan bisa langsung melakukan terapi agar bahu nya bisa digerakan seperti semula"tutur dokter menerangkan hasil pemeriksaan hari ini.Setelah semuanya selasai mereka kembali pulang.

"Minum obat terus istirahat"titahnya Frasta saat mobil menepi di depan gerbang rumah mereka.

"Iya,,,,".kemudian turun dari mobi,Kirana mulai melangkah saat mobil sudah melaju.

"Lama banget sih Kie,,,,! lo dari mana sih?"sapaan tak bersahabat dari Lea menyambutnya di depan pintu.

"Lo ngapain di depan rumah orang? mau maling yah"

"Mana ada maling secantik gue?"

"Banyak,,,,yang malingin laki orang cantik cantik kaya lo".

"Itu mah plakor,,,,kikir,,,,,,!"

Kirana (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang