Bab 9
Malam yang sangat berkesan untuk Frasta dan Kirana,entah siapa yang memulai semua terjadi begitu saja, seperti hal yang seharusnya di lakukan sepasang suami istri,dan sesuai interuksi dari dokter Arimbi mereka melakukannya perlahan.
Sekitar pukul tiga dini hari pintu rumah kedua sejoli yang baru saja melakukan kewajiban malamnya setelah dua minggu menikah ini diketuk sangat keras.
Frasta langsung terjaga dan mencoba memindahkan kepala Kirana yang tertidur di dadanya untuk di pindahkan ke bantal,lalu buru-buru memakai pakainnya dan beranjak keluar kamar untuk membuka pintu.
"Siapa sih yang namu jam segini? ga tahu etika banget,ganggu orang tidur aja"gerutunya sambil terus melangkah untuk melihat siapa tamu yang datang bahkan sebelum ayam tetangganya bangun.
Sebelum membuka pintu Frasta terlebih dahulu melihat di jendela takutnya yang datang maling atau bahkan ga ada yang datang sama sekali.
Nyawanya memang masih belum terkumpul tapi Frasta yakin sekali kalau yang berdiri di depan pintu rumahnya adalah kedua orang tuanya.Segera dia membukakan pintu dan mempersilahkan masuk.
"Ini masih malem bun,,,,ko ga nunggu besok aja? istirahat dulu di rumah"
"Istirahat disini juga sama aja Fras"
"Maklumin aja lah Fras,bunda mu katanya udah ga sabar mau ketemu mantunya"
"Besok juga bisa bun,lagian Kirana juga masih tidur"
"Ya ga apa-apa lah,biar besok kita sarapan bareng"
Melihat kedua orang tuanya seperti sangat lelah Frasta langsung mempersilahkan keduanya untuk istirahat di kamar Dinda yang ada di bawah, sementara dia sendiri kembali kekamarnya.
Kirana terbangun ketika adzan subuh berkumandang,menggeliat kecil dan sedikit meringis merasakan sakit di bagian bawah perutnya,beranjak membalut tubuh polosnya dengan selimut, untungnya Frasta sudah memakai pakeannya kembali.
Kirana lalu turun dari tempat tidur berjalan dengan sedikit tertatih ke kamar mandi,tidak langsung membasuh tubuhnya, Kirana malah memperhatikan tubuh polosnya yang terlihat tidak polos lagi,dia berdecak tapi kemudian tersenyum,lalu segera membersihkan diri.
"Frasta,,,,,!bangun,Fras,,,,!"Kirana membangunkan Frasta setelah dia selesai solat.
Tapi dia merasa aneh memanggil suaminya dengan nama saja,rasanya tidak sopan.
"Mas,,,,!mas Fras,bangun udah subuh"
Dan akhirnya Kirana pun mengganti panggilannya agar terdengar lebih sopan.Frasta menggeliat dan mulai membuka matanya."Selamat pagi sayang"sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Bangun tidur itu berdo'a,,,bukanya bergombal,cepat bangun, entar solat subuhnya ketinggalan loh"
Tanpa menjawab Frasta bangkit dan langsung masuk kamar mandi,selama frasta pergi solat Kirana membereskan tempat tidur walau hanya dengan sebelah tangan.
Di sela aktifitasnya dia teringat kejadian semalam,wajahnya bersemu merah kala bayangan tentang hal yang dia dan Frasta lakukan berputar kembali di dalam kepalanya,kecupan singkat dipipinya membuyarkan lamunannya.
"Ngapain bengong disini? keingat yang semalam ya"bisik Frasta di telinga Kirana setelah sebelumnya berhasil mencuri kecupan dipipi kiri Kirana.
"Apaan sih,,,,,awas aku lagi beres beres" elaknya sambil memalingkan wajah takut semburat merah di wajahnya terlihat oleh Frasta.
"Ini udah beres,apanya yang mau di beresin lagi ?hem,,,"tanyanya lembut sambil menglus pipi Kirana yang masih terlihat merah.
"Turun yuk,,!bunda udah nungguin kita dari tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana (Tamat)
RandomUntuk teman-teman yang sekiranya tertarik membaca cerita saya ini, mohon di perhatikan urutan nya, ga tau kenapa jadi ngacak dan bikin bingung alur ceritanya. Saya sudah coba benerin tapi gitu lagi gitu lagi, maaf atas ketidak nyamanan kalian saat m...