Bab 12
Malam ini rumah Kirana sangat riuh, atas ke inginan Kirana mertuanya dan juga Flora menginap. debatan, candaan dan tawa mengiringi obrolan mereka di sepanjang malam,Kirana sangat bersyukur menjadi bagian dari kelurga ini,walau sering berdebat tapi mereka saling menyayangi.
"Kak,,,boleh ga aku kerja di kedai kakak?"
"Emang kamu bisa apa?mau kerja apa kamu disana? yang ada nanati malah ngerecokin"Frasta menyela ucapan adik nya sebelum Kirana memberi jawaban.
"Aku bisa kerja apa aja,jadi pelayan kaya Tara juga aku bisa!"
"Tuh kan,,,!ketahuan banget niat nya,
bukan mau kerja tapi biar bisa deket sama teman rempongnya itu!""Apa lah kak Fras ini,aku udah berubah kak,aku udah ga suka balapan lagi,Tara juga,iya kan kak Kie?"
"Iya,,,setahu aku sih gitu"Kirana menjawab dengan apa adanya yang dia tahu.
"Tapi tetep aja,lagian ngapain kamu kerja? udah fokus aja sama kuliah kamu"
"Aku mau nunda satu tahun buat kuliah,aku mau kerja dulu"
"Ngapain di tunda,buang buang waktu,langsung kuliah aja"
"Terserah aku lah,lagian ngapa kakak yang ribut sih! ayah aja ngijinin, bunda juga,iya kan,,,?"tanyanya pada orang tua mereka yang asyik berangkulan sambil memakan camilan dan memperhatikan perdebatan si sulung dan si bungsu,keduanya mengangguk dan mengangkat jempol mereka tanda setuju atas ucapan Flora.
"Kak Kirana juga pasti ngebolehin kan aku kerja di kedai?"tanyanya sekarang pada Kirana yang terlihat bingung.
"Kalau aku,,,,,terserah mas Fras aja, kalau di ijinin berarti boleh" Kirana mencoba bijak.
Dia tidak mau melanggar kesepakatan dengan Frasta yang akan saling memperbaiki hubungan mereka,terutama soal ijin dan mengijinkan,itu adalah hal yang berkaitan dengan saling menghormati pasangan.
Tatapan penuh permohonan kini di tunjukan Flora pada kakak nya.
"Bolehin ya kak,,,,,? kan sekalian bisa jagain kak Kirana di kedai,dari pada aku cari kesibukan yang aneh, mending aku kerja,,,duit nya bisa aku tabung buat biaya kuliah nanti?"
Frasta tidak benar benar menentang ke inginan Flora dia sengaja mengerjai adiknya itu,dan saat Flora diam karena tak mendapat jawaban dari nya,baru lah Frasta menunjukan cengiran kepuasan nya yang langsung mendapat lemparan camilan dari Flora.
"Ngeselin banget sih,dasar kakak durjana"Flora terus mengumpat dan melempari Frasta yang terbahak karena berhasil mengerjainya.
Kedua orang tua mereka sudah masuk kekamar entah dari kapan lalu Flora juga masuk kekamar yang biasa di pakai Kirana untuk bekerja.
"Kamu ga keberatan Flora kerja di kedai kamu?"Frasta memulai obrolan sebelum tidur saat keduanya sudah naik ke ranjang.
"Siapa aja boleh kerja di sana asalkan orangnya jujur dan yang benar benar pengen kerja,ga ada salahnya kan kita ngasih kesempatan buat orang yang ingin berubah jadi lebih baik?apa lagi kalau orang itu keluarga kita"
"Ga salah aku nikahin kamu!"
"Semoga,,,,tapi kalau aku khilaf ,mas tegur aja,ingetin aku kalau kamu suami aku"
"Pasti"kata Frasta yang mengakhiri obrolan malam mereka sebelum keduanya mulai menutup mata.
Hari pertama Kirana menjalani terapi akhirnya datang juga,Frasta sengaja tidak kerja hari ini demi menemani Kirana.
"Ko aku deg degan gini ya mas?"
"Kamu tenang aja,aku akan temenin kamu sampai terapinya selesai"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana (Tamat)
RandomUntuk teman-teman yang sekiranya tertarik membaca cerita saya ini, mohon di perhatikan urutan nya, ga tau kenapa jadi ngacak dan bikin bingung alur ceritanya. Saya sudah coba benerin tapi gitu lagi gitu lagi, maaf atas ketidak nyamanan kalian saat m...