Acara makan malam keluarga Kirana berjalan dengan penuh canda,tawa dan keributan Flora yang masih ngambek karena tak di ajak jalan-jalan, dan keterlibatan Edo di antara mereka yang membuat Flora semakin merasa di intimidasi.Setelah curhat colongan nya pada Kirana tentang kekaguman nya pada Edo,dan setelah mendengar klarifikasi Tara tentang hubungan nya dengan Edo, yang ternyata adalah sepupuan,Flora jadi terang-terangan menunjukan kesukaan nya pada Edo, di bantu oleh Tara sebagai mak comblang dengan upah kuota 50 GB setiap bulan,hububang Flora dan Edo berkembang pesat,bahkan sudah beberapa kali Edo mengantar jemput Flora,walau hubungan mereka masih pedekate,Vera sudah meng klaim Edo sebagai menantunya.
"Claint kamu itu ga jadi datang?"
Aldrik melontarkan pertanyaan sambil menatap Frasta sekilas setelah selesai makan."Katanya sebentar lagi,dia masih terjebak macet."
Frasta menjawab dan menyimpan hp di meja setelah membalas pesan singkat dari claint nya."Minggu malam,jangan harap jalanan sepi!"Vera ikut nimbrung, membenarkan keadaan jalan yang pastinya macet luar biasa,karena banyak orang yang kembali dari liburan mereka.
"Kenapa,engga di undur besok saja?"
Kirana memberi pendapat."Dia harus pulang lagi ke Singapura besok,jadi harus hari ini barang nya di kasih, biar bisa langsung aku bikin konsepnya."
Frasta mengatakan alasan yang di berikan claint nya saat pendapat Kirana sudah lebih dulu dia tawarkan."Ga bisa lewat email,biar lebih simple, jadi ga ribet harus nunggu-nunggu gini?"Dinda pun ikut bersuara, sudah hampir jam 8 malam,dan orang yang di tunggu menantunya belum juga datang.
"Orang nya aga kolot gitu,dia lebih suka ngomong langsung ,ya begitu lah!"
Frasta menjelaskan,kenapa selama bekerja sama dengan claint nya ini mereka lebih sering bertatap muka dari pada bicara di telepon.Setengah jam berlalu setelah mereka selesai makan,orang yang di tunggu masih belum kelihatan batang hidung nya,Flora dan Edo sudah kembali bekerja.Masih ada waktu satu setengah jam lagi untuk mereka tetap menunggu,setidak nya sampai kedai tutup.
"Kamu capek?"
Frasta bertanya pada Kirana sambil mengusap pipi kanan Kirana, matanya pun terlihat sudah mengantuk.Kirana mengangguk,lalu menggeser duduk nya mendekat pada Frasta dan menyenderkan kepalanya di bahu Frasta.
"Kalian pulang saja,biar ayah yang nemuin claint kamu itu, cuma tinggal ngambil barang aja kan?kasihan istri kamu,dia masih harus banyak istirahat!"
Aldrik memberikan pendapatnya, melihat menantunya yang sudah terlihat sangat lelah."Engga apa-apa,aku cuma aga ngantuk aja, lagian ini proyek baru mas Fras, dia janji mau belanjain aku kalau proyek ini sukses."
Kirana berseru penuh semangat saat berbicara soal belanja,walau kantuk jelas terlihat di wajahnya.Frasta terkekeh,tangan nya terangkat membelai kepala Kirana di pundaknya.
Dinda tersenyum haru melihat interaksi Kirana bersama Frasta. Dinda sempat berfikir kalau hubungan mereka tidak akan sampai ketahap keduanya saling perduli seperti ini,Frasta berjanji akan menjaga Kirana,tapi Dinda kira mungkin hanya sampai Kirana sembuh,begitu pun dengan Kirana,Dinda sempat ragu anak keras kepala nya itu akan menerima pernikahan sepihak yang dia putuskan sendiri tanpa sepertujuan Kirana.
Tapi melihat kebahagian Kirana sekarang,rasanya Dinda lega, mempercayakan putri semata wayang nya ini kepada anak dari kakak kesayangan nya.Frasta terlihat sangat perhatian dan menyayangi Kirana, begitu pun sebalik nya.
"Kalau masih lama,kamu pulang sama mamah aja Kie?"
Akhirnya Dinda bersuara,walau Kirana sudah sembuh tapi dia masih belum pulih total dan harus banyak istirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana (Tamat)
RandomUntuk teman-teman yang sekiranya tertarik membaca cerita saya ini, mohon di perhatikan urutan nya, ga tau kenapa jadi ngacak dan bikin bingung alur ceritanya. Saya sudah coba benerin tapi gitu lagi gitu lagi, maaf atas ketidak nyamanan kalian saat m...