Kirana 23

3.4K 200 2
                                        

Bab 23

"Inget ya,,,! Mereka cuma temanan, cam kan itu"Kirana dan Lea mengangguk mengiyakan. Tama melenggang pergi, dan setelah nya kedua cewek bar-bar itu menghela napas lega.

"Gila,,,syok gue,denger tuh orang ngomong sepanjang itu?"
Lea berucap sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Sama,gue juga,pernah sih gue ngobrol sama dia,tapi baru tadi gue denger dia ngomong sepanjang itu!"
Kirana ikut menepuk dadanya.

"Giliran belain temen nya,ngomong nya sampai panjang gitu, sayang banget kaya nya dia sama laki elo Kie!" Lea berucap masih dengan pandangan lurus ke arah punggung Tama yang sudah menjauh.

"Lo kira laki gue belok,ngapain dia sayang-sayangan sama si irit kata?"
Kirana mendelik kesal pada Lea.

"Oh iya,laki lo kan sayang sama tuh cewek,,," Lea jadinya menggoda Kirana.

"Mereka cuma temanan, cam kan itu,,,!" Kirana meniru gaya Tama sambil menunjuk wajah Lea.

"Yakin cuma temen?" Lea semakin menggoda Kirana yang sudah terlihat akan marah.

"Ciee,,,! Cemburu,? Sayang banget ya sama suami nya"
Kirana tak jadi membalas ucapan Lea, karena wajahnya sudah panas. Cemburu? Pasti lah, siapa yang ga akan cemburu melihat suami nya dekat dengan cewek lain.

"Balik yuk Kie,capek gue?"
Keduanya langsung masuk mobil dan pergi.

Sudah tiga hari setelah pertemuan nya dengan Tama dan mengklarifikasi tentang perempuan yang ada di foto bersama Frasta. Kirana masih enggan berbaikan dengan hatinya,dia masih saja bersikap cuek dan tetap mendiam kan suami nya itu.

Keadaan tak juga membaik apa lagi Frasta juga semakin sibuk dan selalu pulang malam,jadi intensitas pertemuan mereka juga sangat kurang. Bahkan untuk sekedar mengantar Kirana ke kedai Frasta tak bisa, terlebih sikap Kirana yang masih dingin pada nya.

Dua hari yang lalu, mobil Frasta sudah kembali bisa dia pakai. Frasta sempat memprotes keras sahabat nya itu karena mobil nya di biarkan terkapar selama dua minggu, tanpa di perbaiki dengan alasan.

"gue di kejar deatline, setelah mobil gue beres,baru mobil lo gue benerin!" kampret emang tuh si Tama,dasar patung hidup. Frasta terus saja menggerutu saat mengambil mobil di bengkel nya Tama.

"Bisa kan lo pergi?" Untuk kesekian kalinya Sheila menyentak Frasta yang terus saja bengong saat mereka rapat siang ini.

"Apa harus gue yang pergi?"
Frasta terlihat sangat malas sekali.

"Lo mau gue yang pergi? Lo mau tanggung jawab kalau sampai anak gue kenapa-napa?" Sheila menekan setiap katanya sambil mengusap-usap perutnya yang terlihat aga buncit.

"Ngerepotin banget sih lo, kenapa ga di sini aja sih bikin iklan nya,kenapa harus di Bali?" Frasta masih enggan untuk mengiyakan kepergian nya.

"Lo yang bikin konsepnya kaya gitu, udah deh, lo tinggal pergi aja,cuma dua hari kan? Udah terlanjur jatuh cinta gue sama konsep yang lo bikin!"
Sheila tak mau kalah.

"Ya,,,tapi masa gue yang pergi?"
Frasta terlihat tak bersemangat.

"Berat banget sih lo,tinggal pergi aja, itung-itung liburan,lumayan kan gratis,siapa tahu setelah lo balik dari Bali masalah lo selesai!" Sheila berucap sambil menyeruput minuman nya.

Frasta memandang Sheila tanpa ekfresi. Dari mana dia tahu kalau dirinya sedang ada masalah,padahal Frasta tidak pernah mengatakan masalah nya dengan Kirana pada siapa pun termasuk keluarga nya, dan lagi dia sendiri bingung,sebenar nya masalah apa yang sedang dia dan Kirana hadapi ini.

Kirana (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang