Chaeyoung mengerjapkan matanya. Dia bingung dimana sekarang dia berada. Chae melihat sekeliling mencari mungkin ada seseorang dirumah itu juga.
"Kau sudah bangun." Ucap seorang lelaki yang berdiri di depan pintu kamar tempat chae terbaring.
"Nugu?" Chae tidak pernah melihat lelaki tersebut dan dia mulai merasa takut.
"Eoh aku belum memperkenalkan diri padamu. Aku jimin. Park jimin." Ucap jimin sambil tersenyum pada chae.
Chae masih bingung mengapa dia dibawa kesini dan siapa lelaki yang bernama jimin ini.
"Apa kau tidak beniat memberitahuku namamu?" Ucap jimin mengangkat alisnya.
"Aku chaeyoung." Jimin hanya ber "oh" ria
"Kau pasti bertanya-tanya mengapa kau bisa disini." Telak jimin Seolah membaca pikiran chae
Chae mengangkat kepalanya dan mata mereka bertemu. Tanpa bicara chae seolah mengatakan bahwa dia sangat ingin tahu.
Jimin yang mengerti maksud chae langsung menjelaskannya.
"Saat aku pulang dari club. Hmm waktu itu sudah larut malam. Aku melihatmu ditarik dibawa seorang lelaki,dan yanh anehnya aku melihatmu pingsan. Dan kau tahu dia mencoba membuka pakaianmu, aku yang melihat itu------"
"Mwoo?? Membuka pakaianku." Chae kaget, dia ingat sekarang bahwa jongin lah lelaki itu.
"Apa kau mengingat sesuatu?" Tanya jimin yang melihat chae melamun.
"Eoh aku ingat sekarang." Chae menundukkan kepalanya. Dia tidak mau jimin melihatnya menangis.
"Apa kau baik-baik saja chae?" Jimin yang menyadari bahwa chae menangis mencoba menenangkannya, jimin menarik chae kedalam pelukannya.
"Ah miyane bajumu jadi basah karena aku." Chae menghapus air matanya.
"Hm-- jadi kau menyelamatkanku dari jongin, gomawo." Chae tersenyum tipis pada jimin.
Jimin menampilkan smirknya. "Kau tidak berpikir ini gratiskan."
Chae mendongakkan kepalanya dan menatap jimin. "A.. apa maksudmu?"
"Kau ini polos sekali, apa kau pikir lelaki yang kau sebut jongin itu mau memberikanmu secara gratis, aku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk membawamu,entah ada apa denganku setelah melihatmu aku langsung saja melakukannya tanpa berpikir." Jelas jimin panjang lebar.
"Jadi jongin menjualku?"
"Ya saat dia membuka pakaianmu dia hendak memotret tubuhmu dan menyebarkannya pada laki-laki hidung belang diluar sana. Mungkin dia ingin menjadikanmu jalang."
Chae shock mendengarnya. Dia menunduk sedih karena jongin temannya tega menjual dirinya demi uang.
"Yakk! sudah cukup menangis, sekarang kau mandilah dan turun kebawah, aku ingin kau memasakkan aku makanan." Chae hanya mengangguk.
Jimin mendekatkan bibirnya ketelinga chae dan mengatakan. "Ingat ini semua tidak gratis,aku bisa kapan saja menagihnya."
Jimin berlalu meninggalkan chae yang pasrah mendengar ucapan jimin tadi.
🌹🌹
Chae sudah selesai mandi dan segera turun untuk memasak makanan.
Chae mulai memasak dan tidak menyadari jimin sudah berada dibelakangnya. Jimin memeluk chae dari belakang, sontak saja chae kaget.
"Apa yang kau lakukan tuan?" Chae mencoba melepaskan diri dari jimin.
"Ada apa, apa kau masih tidak mengerti ucapanku tadi." Chae langsung berhenti berontak kala ia ingat bahwa ia harus membayar hutang pada jimin karna sudah menyelamatkannya dari jongin.
"Ada apa, mengapa kau diam?" Tanya jimin menggoda chae.
Chae hanya diam,dia sangat takut sekarang. Tubuh chae bergetar karena takut jimin akan menyentuhnya.
Jimin menyadari ketakutan chae. "Tenanglah chae,aku hanya ingin memelukmu saja,tidak lebih dari itu."
Jimin membalikkan tubuh chae agar berhadapan dengannya. Chae masih saja menunduk tidak berani menatap jimin.
To be continued.........