"Eoh apa kau baik-baik saja?" Tanya lelaki yang menabrak chae
"Ah aku baik-baik saja". Chae mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat lelaki dihadapannya itu
"Eoh kau".
Chae bergegas bangkit dan hendak berlalu dari lelaki itu tapi lelaki itu menahan tangan chae
"Ah miyane chae, apa kau baik-baik saja dengan lelaki itu?" Tanyanya
Chae hanya diam dan mencoba menepis tangan jongin yang menahan tangannya
"Chae, aku tahu kau marah padaku, tapi aku sungguh minta maaf padamu, saat itu aku sangat membutuhkan uang". Jongin menarik tangan chae dan memegang bahu chae.
"Chae bicaralah". Jongin terus mencoba membuat chae bicara padanya
"Memang apa yang harus kukatakan,bukankah kau sudah menerima uangnya". Chae menepis tangan jongin dibahunya tetapi jongin tetap menahannya
"Chae miyane". Jongin terus memohon
"Lepaskan!!" Ucap chae sedikit berteriak
"YAKK! Lepaskan dia!". Ucap jimin dengan wajah marahnya
"Chae, jika kau ingin kabur darinya,aku akan membantumu,aku tidak yakin jika dia selamanya akan berbuat baik padamu. Aku khawatir jika dia akan meminta sesuatu darimu". Ucap jongin berbisik dan kemudian memberikan kartu namanya agar chae dapat menghubunginya. Setelah memberikannya pada chae, jongin melepaskan tangannya dari bahu chae lalu pergi berlalu.
"Gwaenchana?". jimin langsung menghampiri chae karna khawatir
Chae hanya mengangguk
"Apa yang dia katakan?"
"tidak ada.......ah lebih baik kita pulang"
Jimin merasa ada sesuatu yang chae sembunyikan darinya.
.........
Chae sedang bingung, dia terus memikirkan kata-kata jongin tadi. Bagaimana jika benar jimin memang menunggu waktu yang tepat untuk menyentuhnya.
Chae menolak lupa dengan apa yang dikatakan jimin saat pertama kali ia ada dirumah itu. Jimin mengatakan akan menagih uang dengan sesuatu yang lain pada chae, chae tidak bodoh untuk menyadari jika jimin tidak meminta uang itu dikembalikan melainkan dengan sesuatu selain uang, entah itu apa yang pasti chae tidak akan bisa menolak.
Untuk beberapa saat chae menyesal telah terbuai dengan sikap manis jimin akhir-akhir ini padanya, siapa tau dibalik sikap manisnya ada sesuatu yang besar menunggu chae.
Tetapi hal ini juga membuat chae bingung, bukankah jimin juga pernah bilang jika ia sudah melupakan masalah uang itu dan jimin mengakui bahwa ia menyukainya. Dan chae juga sudah terlanjur menyukai jimin.
Tapi chae tetap saja cemas,mengingat mantan kekasih jimin yang sepertinya sangat berpengaruh dalam hidupnya itu kembali datang.
Ditambah dia sangat cantik, bagaimana jika jimin masih menyukai seulgi. Apa mungkin perasaan jimin pada chae hanya pelampiasan karna seulgi meninggalkan jimin.
Tidak menutup kemungkinan jika jimin masih mengharapkan seulgi
"Ahhh kenapa ini menjadi rumit,seharusnya aku tidak menyukainya"
"Harusnya aku tahu diri saat itu, dia membeliku pasti karna dia menginginkan sesuatu dariku bukan karna cinta". Chae terus berdebat dengan dirinya sendiri.
........
Semenjak kejadian chae bertemu dengan jongin, chae jadi lebih pendiam bahkan sering melamun.
"Chae!". Panggil jimin
"Hmm"
"Apa ada masalah? Akhir-akhir ini kau jadi pendiam"
"Eh jimin-ah". ucap chae tampak ragu
"Wae?"
"Apa kau......menginginkan sesuatu dariku?". Tanya chae pelan
Jimin bingung dengan pertanyaan chae
"I...itu seperti.....ah lupakan saja". Ucap chae
Drettt.....
Jimin melihat ponselnya dan mendapati nomor tidak dikenal.
"Yoboeseo?"
Wajah jimin berubah agak kesal setelah mengangkat telpon itu, chae penasaran dengan siapa jimin berbicara.
"Ne,akan ku hubungi nanti". Jimin menutup telponnya
"siapa itu?" Tanya chae yang penasaran
"Ah itu....... jisoo sekretarisku,aku akan kekantor ada urusan penting"
Chae hanya mengangguk.
Jimin mengusap rambut chae dan pergi kekantor.
To be continued........
Cantik banget dah😍🌹