"Aku merindukanmu chaeng!"
~~~~~~~
Chae mulai sadar. Astaga ini salah, lelaki yang sedang menciuminya ini sudah menjadi kekasih orang lain. Jika lisa melihatnya matilah chae.
Chae bergerak melepaskan tangan yang memeluknya. Chae berlari menuju kamarnya tanpa menoleh pada chanyeol.
Ya lelaki itu adalah chanyeol. Chanyeol lepas kendali saat melihat chae . Astaga gadis itu masih sama, dia sangat seksi.
'Kendalikan dirimu chanyeol-ah.' Ucap lelaki itu pada dirinya sendiri.
~~~~
Jimin menatap langit-langit kamarnya sambil tidur telentang. Dia terus memikirkan chae. "Aku merindukanmu chaeng!"
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang dikepala jimin.
Ternyata sejak tadi jimin tidak sengaja melihat chae dan chanyeol berpelukan dan dia juga mendengar kata-kata chanyeol.
"Apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa dia bilang merindukan chae."
"Arghhh aku bingung sekali beraninya dia menyentuh chae saat sedang pacaran dengan adikku, sialan."
🌹🌹
Keesokan harinya, mereka berempat duduk bersama dimeja makan. Hanya ada kecanggungan. Mereka bertiga sibuk dalam pikiran tentang kejadian tadi malam.
Ya tentu saja bertiga,karena lisa tidak tahu apa-apa.
"Sayang!" Lisa bergelayutan manja dilengan chanyeol.
Chae tanpa sengaja menoleh dan tatapannya langsung bertemu dengan chanyeol.
Sontak saja chae langsung memutus kontak mata mereka.
"Apa itu tadi,dia menatapku saat lisa memanggilku sayang. Oh astaga kupikir dia sudah melupakanku seutuhnya ternyata tidak,masih ada sedikit cinta untukku dimatanya." Batin chanyeol.
Tanpa sadar chanyeol tersenyum. Dia langsung mencium kening lisa sebagai tanggapan.
Disisi lain, chae merutuki dirinya yang ketahuan menatap chanyeol. "Dia pasti berpikir aku menatapnya tadi." Chae bergumam sendiri.
Jimin melihat chae yang sepertinya risih dengan pasangan di hadapannya ini.
"Eoh chae!"
Chae menoleh kearah jimin "Ada apa jimin?"
"Bagaimana kalau kau ku ajak jalan-jalan sebentar?" Tanya jimin dengan senyumannya.
"Baiklah." Chae harus memenuhi apa yang diinginkan jimin karna balas budinya pada jimin. Entahlah itu yang chae pikirkan saat ini.
Lagipula tidak baik menolak sedangkan kau bukan siapa-siapa dirumah ini. Dengan status menumpang tinggal di rumah orang chae bisa apa.
Chanyeol mengeras mendengar jimin mengajak chaeyoungnya jalan-jalan. Dan itu hanya berdua saja. Hati chanyeol memanas melihat jimin merangkul bahu chae dan chae tidak berusaha melepaskannya.
"Arghh kenapa aku ini. Aku harus bisa mendapatkan gadisku kembali. Aku tidak peduli lagi dengan yang lain. Aku sangat menyesal meninggalkannya dulu." Chanyeol sudah bertekad untuk merebut chae kedalam pelukannya.
Chanyeol sudah tidak peduli dengan lisa, kini hatinya kembali berlayar pada chae.
~~~
"Chae apa kau mau es krim?" Tanya jimin masih dengan senyumnya.
Chae hanya mengangguk dengan senyum tipisnya.
"Baiklah tunggu sebentar disini." Jimin langsung pergi untuk membeli es krim.
Sedangkan chae duduk dikursi yang ada di taman.
Chae terus memikirkan kata-kata chanyeol. Dia sangat frustasi sekarang. Chae mengakui bahwa dia masih ingin bersama chanyeol. Dan soal rindu, benar chae juga merindukan chanyeol.
"Eohh eottokee!!!" Chae sungguh pusing dibuatnya.
Tadaaa...
Jimin menyerahkan es krim rasa coklat pada chae.
"Aku tidak tahu kau suka rasa apa,jadi ku beli saja rasa coklat." Ucap jimin sambil menjilat es krimnya.
"Aku suka coklat." Sahut chae.
Jimin menatap chae lalu terkekeh mendapati mulut chae sudah celemotan dengan es krim.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya chae bingung.
"Kau seperti anak kecil, lihatlah mulutmu kotor sekali."
Chae mengerucutkan bibirnya membuat jimin gemas melihatnya.
Jimin menyeka bekas es krim yang ada dimulut chae.
Wajah mereka dekat,hanya berjarak beberapa senti.
Sampai tatapan mereka bertemu.
DEG....
Jantung chae berdegup kencang." Ada apa ini?" Pikir chae
"Hey kenapa pipimu merah,apa kau sakit?" Tanya jimin heran.
Chae langsung menarik wajahnya menjauhi jimin. Tidak tahu kah jimin kalau dia sangat malu saat ini.
To be continued....