"Unnie apa kau benar-benar menolak jimin oppa?" Tanya lisa pada chae.
"Eoh apa jimin yang mengatakannya?"
"Ne unnie, baru kali ini ada yang menolak pesona oppa biasanya wanitalah yang mengemis cinta pada oppa. Eoh Apa unnie benar-benar tidak jatuh cinta saat melihat oppa?" Lisa menatap chae penasaran.
"Aniyaa bukan begitu lisaya, aku hanya belum mencobanya. Ini terjadi tiba-tiba."
"Aku berharap unnie jatuh cinta pada oppa, aku yakin unnie orang yang baik." Chae tersenyum malu karena ucapan lisa.
"Unnie tahu, oppa itu jarang sekali mengejar wanita karena dia sangat pemilih,tapi sekarang dia jatuh cinta pada unnie hanya dengan sekali bertemu,itu sangat jarang terjadi pada oppa. Pasti cinta oppa kuat pada unnie,dan unnie harus tahu oppa tidak akan menyerah meski ditolak beribu kali." Jelas lisa pada chae dan chae hanya diam mendengarkan.
"Eoh lisaya sebaiknya kau istirahat dulu, kau terus berbicara denganku. Aku tahu kau pasti lelah sekali." Chae mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Ahh unnie benar aku sampai lupa waktu. Aku akan ke kamar sekarang. Bye unnie." lisa keluar dari kamar chae.
Chae berbaring di kasurnya dan terus kepikiran apa yang barusan dikatakan oleh lisa tentang jimin. "Apa benar dia jatuh cinta padaku." Batin chae.
"Aku hampir gila karena hal ini. Tapi kenapa tadi aku sangat marah melihat jimin dipeluk oleh lisa yang aku pikir adalah pacarnya yang datang. Arghh apa aku mulai menyukainya. Aku bahkan cemburu pada adiknya sekarang."
🌹🌹
Jimin mengetuk pintu kamar chae untuk mengajaknya makan malam bersama.
"Chae ayo makan malam bersama!"
Chae langsung membuka pintu kamarnya. Pandangan mereka sempat bertemu tapi chae segera memutuskannya.
Dimeja makan jimin menarik kursi di sampingnya untuk chae dan lisa duduk berseberangan dengan jimin.
Canggung.
Itu yang dirasakan chae saat ini. Dia tidak tahu harus bicara apa. Keheningan melanda meja makan hanya ada suara dentingan sendok yang mengenai piring bersahut-sahutan.
"Eoh unnie apa kau tidak bosan terus berada dirumah?" Tanya lisa memecah keheningan.
Chae yang tadinya menunduk kini mendongakkan kepalanya menatap asal suara.
"Hah?"
"Unnie bagaimana kalau kita jalan-jalan bertiga!" Lisa terlihat sangat antusias.
Chae hanya diam dan menatap jimin seolah meminta ijin pada lelaki itu.
Lisa peka akan tatapan chae langsung bersuara. "Oppa bolehkan?" Tanya lisa dengan aegyo andalannya.
Jimin terkekeh melihat tingkah adiknya ini. Jimin mengangguk iya pada lisa dan disambut pekikan keras dari lisa karena sangat antusias.
~~~~~
Chae bingung memilih pakaian yang akan dia kenakan hari ini. Dia tidak memiliki pakaian yang layak untuk dibawa jalan-jalan.
Tok tok tok
"Chae apa kau didalam?" Seruan jimin dari luar kamar chae.
"Ahh nee." Chae langsung membuka pintu dan mendapati jimin sedang meneteng banyak pakaian.
"Apa ini?" Tanya chae sambil menyerngitkan keningnya.
"Eoh ini pakaian untukmu,aku tau kau tidak membawa satupun pakaian dari rumah." Jawab jimin sambil tersenyum tipis.
Chae merasa merepotkan jimin. "Gomawo jimin-ah." Ucap chae sambil menunduk.
"Segera lah ganti pakaian mu ,lisa sudah lama menunggu dibawah." Jimin berlalu pergi.
Chae segera mengganti pakaiannya dan turun ke bawah.
~~~~
Mereka sudah ada di taman yang sangat indah,suasana di sana sangat tenang meskipun banyak pengunjung.
"Eoh oppa aku juga mengundang kekasihku kesini." Ucap lisa menyengir.
"Jinjja? Dimana dia?" Jimin semangat sekali ingin melihat kekasih adik tersayangnya ini.
Jika lelaki itu menyakiti lisa sedikit saja maka jimin akan membunuhnya tanpa ragu. Ya, jimin memang sangat sayang pada adiknya ini.
"Eoh oppa itu dia!" Lisa menunjuk ke arah depan mereka.
Chae dan jimin sontak mengarahkan pandangan mereka pada seseorang yang ditunjuk lisa.
Itu...
Chanyeol
Park Chanyeol
Lisa tersenyum ke arah lelaki itu begitu juga lelaki yang sedang ditatapnya.
Chae seketika membatu melihat lelaki di hadapannya ini. Matanya mengerjap berkali-kali seolah tidak percaya.
To be continued...