Pagi ini jimin dibuat panik karena tiba-tiba tubuh chae demam. Ia demam karena mungkin tubuh nya tidak terbiasa terkena angin malam.
"Oppa aku ingin dipeluk" ucap chae lirih
Jimin langsung merengkuh tubuh lemas chae. "Istirahatlah!"
Chae kembali tertidur setelah meminum obat pereda panas.
Tiba-tiba ponsel chae berdering menandakan pesan masuk.
Jaehyun: "Apa kau sudah baik-baik saja chaeyoung-ssi?"
Jimin mendesah kesal melihat nama pengirim dan pesan bernada perhatian itu untuk chae.
Merasa tidak ada balasan dari chae, jaehyun berinisiatif menelepon karena khawatir dengan keadaan chaeyoung.
Jimin yang terlanjur kesal malah menjawab telepon itu.
"Ya ada apa?" Sahut jimin singkat
"Ah apa ini benar ponsel chaeyoung?" Ujar jaehyun yang merasa bingung karena yang menjawabnya bukan suara wanita.
"Ya. Aku 'SUAMI' nya!" Ucap jimin dengan menekankan kata suami
"Ah maafkan aku lancang,aku pikir chaeyoung belum menikah. Sekali lagi maafkan aku. Aku hanya ingin menyakinkan apakah chaeyoung baik-baik saja"
"Ya tentu saja dia baik. Dia bersama suaminya sekarang. Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?"
"Ah tidak ada lagi. Kalau begitu aku tutup saja"
Tanpa menyahut jimin langsung menutup teleponnya dan menaruh kembali ponsel di nakas.
🌹🌹🌹
"Oppa..."
Jimin menoleh ke arah pintu ruang kerja nya. "Kau sudah bangun sayang?"
Chae menghampiri jimin. "Apa demamnya sudah turun?" Tanya jimin
Chae mengangguk dan menyambut tangan jimin. Jimin menghentikan kegiatannya dan menarik chae kepangkuannya.
Jimin memeluk chae dengan lembut. Diciumnya bahu chae yang sudah tidak terasa panas.
"Apa aku mengganggu pekerjaan oppa?" Tanya chae
Jimin menggeleng
"Maafkan aku oppa,karena demam kita tidak jadi pergi ke Bali" ucap chae sedih
"Tidak papa,kita bisa pergi lain kali"
Chae membalikkan tubuhnya menghadap jimin. Mereka saling menatap penuh minat. "Tidak perlu ke Bali, jika di sini kita bisa terus bersama" ujar jimin tersenyum
Chae mengangguk dan memeluk jimin.
Sudah sebulan sejak chae demam. Jimin selalu saja cemas jika harus meninggalkan chae sendirian di apartemen.
"Oppa bisa bekerja,aku baik-baik saja" jimin tetap tidak bisa berhenti mencemaskan chae. Ia khawatir jika lisa akan mengajak chae pergi lagi ke tempat yang tidak baik.
Meskipun jimin sudah memperingatkan lisa,agar gadis itu tidak mengajak chae berbuat yang aneh-aneh.
Chae merengut mendengar banyak larangan keluar dari mulut jimin. "Oppa..." rengek chae.
"Tetap tidak boleh! Kau harus mendengarkan ku sayang" bujuk jimin
Akhirnya chae hanya bisa menuruti perkataan jimin.
"Aku akan berangkat kerja" jimin berujar lalu mencium kening chae.
Tiba-tiba chae merasa kepalanya pusing dan juga perutnya terasa mual. Tubuh chae limbung,beruntung jimin masih di sana dan dengan sigap menahan tubuh chae yang melemah. Dengan penuh rasa cemas jimin menggendong chae dan membawanya ke kamar.
Jimin menelpon dokter untuk datang ke apartemennya.
Beberapa menit,dokter sudah tiba di sana. Dokter mulai memeriksa keadaan chae yang masih tidak sadarkan diri.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter?" Tanya jimin cemas
Dokter itu tersenyum kemudian menepuk bahu jimin pelan. "Anda tidak perlu khawatir dengan keadaan nyonya chaeyoung"
Jimin mengernyitkan dahinya bingung. "Nyonya chaeyoung sedang mengandung,dan usia kandungannya baru menginjak satu minggu"
Jimin terkejut bukan main. Senyumnya mengembang. "Istri saya hamil?" Tanyanya meyakinkan
Dokter itu memgangguk yakin. "Nyonya chaeyoung harus menjaga kesehatan, kerena usia kandungannya masih muda" jelas dokter itu
Jimin mengangguk paham lalu mengantar dokter keluar.
👼👼
Lisa bergegas menuju kediaman jimin dan chaeyoung. "Tolong lebih cepat!" Perintahnya pada supir
Sesampainya di sana,lisa melepas seatbeltnya dengan tergesa-gesa. Memencet bel lalu masuk setelah dibukakan pintu. "Oppa!!!" Teriaknya bahagia.
Jimin berdiri dan menyambut lisa ke dalam pelukannya. "Oppa selamat!" Ucap lisa dengan suara lantangnya.
Chae terbangun dari pingsannya. Matanya melihat sekeliling,ada lisa dan jimin di sana.
"Lisaya" rose berujar dengan suara seraknya
"Unnie selamat!" Ucap lisa
Chae menatap bingung pada kedua orang di hadapannya yang tampak sangat bahagia. "Apa aku melewatkan sesuatu?" Tanyanya bingung
"Kau hamil sayang" ucap jimin lembut
Chae menatap jimin. "Ha-hamil?"
Jimin mengangguk dan langsung memeluk chae. Air mata chae jatuh,ia menangis bahagia. Masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan jimin.
To be continued....
Selamat hari raya idul adha😇